Curhat Ibu Melahirkan Caesar - Dicukur Bagian Ini Hingga Ditindih Dokter

Editor: taryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

melahirkan

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Melahirkan secara normal tentu jadi impian bagi setiap perempuan.

Tapi impian ini tak bisa dirasakan oleh semua kaum hawa.

Ada berbagai alasan kenapa seorang ibu terpaksa melahirkan secara secitio caesaria alias oprasi caecar.

Umumnya faktor keselamatan ibu dan sang anak menjadi alasan utama dokter memilih operasi caesar.

Tetapi sebagian masyarakat beranggapan bahwa seroang wanita yang melahirkan buah hatinya secara caesar belum sepenuhnya disebut sebagai 'ibu'.

Mereka beranggapan bahwa ibu sejati harus merasakan sakitnya melahirkan secara normal.

Miris dengan pandangan itu seorang ibu ini curhat di media sosial.

Pemilik akun 'Mamanya Feriko Dirga' menceritakan sisi lain operasi caecar yang tidak banyak diketahui orang di laman Facebook-nya, Rabu (18/10/2017) lalu.

'Mamanya Feriko Dirga' mengunggah kisah yang diberi tajujk "Ada Apa dengan Caesar" berikut kisah selengkapnya seperti yang ditulis akun 'Mamanya Feriko Dirga' di Facebook.

"Melahirkan dengan Sectio Caesaria (SC) alias operasi caecar.

Dalam buku 'Ibu Alami', "Melahirkan dengan operasi cesar bukan berarti Anda tidak melahirkan. Pengalaman unik anda dalam melahirkan jangan diremehkan hanya karena Anda tidak melahirkan alami.”

Dan inilah pengalaman unik yang hanya dialami saya dan Emak-Emak Caesarian lain.

1. Meninggalkan malu di rumah
Dalam kondisi sehat dan sadar sesadar-sadarnya, sebelum masuk ruang operasi rambut pubis dicukur oleh orang yang sama sekali nggak kita kenal. Umumnya bidan cewek sih, tapi tetep aja orang lain.

Setelah itu, dia akan memasukkan selang kateter yang kelak menjadi sahabat hingga pasca operasi. Yes, dia memasukkan selang ke lubang kita buang air kecil. Setelah operasi pun kita dimandikan oleh perawat. Yang namanya mandi ya pasti telanjang. So.. Relax, and open your legs, dear.

2. Single fighter yang dikeroyok
Emak-Emak Caesarian adalah single fighter yang tangguh. Bagaimana tidak? Dia berjuang sendirian, dikeroyok beberapa paramedis dan setidaknya tiga dokter spesialis: spesialis kandungan, spesialis anastesi, dan spesialis anak. Nggak ada suami atau kerabat dekat yang menemani di ruang operasi saat kami berjuang mengantarkan jabang bayi ke dunia.

Halaman
123

Berita Terkini