TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Terdapat sebuah rumah tua dan usang yang berlokasi jalan kecil di Old Quarter Hanoi, Vietnam.
Cao Chu Van (70) tinggal dengan anak laki-lakinya yang berusia 29 tahun, di ruangan kecil yang mereka sebut rumah.
Karena kemiskinan, mereka tinggal di ruang sempit tersebut, tempat yang dirasa paling irit.
Benda yang mereka miliki adalah beberapa pakaian, air minum, kaca, sisir, dan beberapa koran.
Baca: Gara-gara Salah Produk Kosmetik, Wajah Cantik Mulus Itu Berubah Jadi Ngeri Begini
Baca: Orang Selalu Bilang Jelek Tentang Jennifer Dunn, Siapa Sangka di Balik Semua Itu . . .
Baca: Miris! Anak Kecil Sudah Komentar SARA. Joshua Suherman Jadi Sasaran, Gara-gara Foto Ini
"Rumah" Cao hanyalah setinggi 1 meter, lebar 2,5 meter dan sedalam 1,4 meter.
Dari tangga dalam bangunan 16 meter persegi, siapapun bisa melihat langsung ke tempat tinggalnya, karena tidak ada pintu.
Di dalamnya pun tidak ada meja ataupun kursi.
Meskipun tidak punya pintu, Cao dengan bercanda berkata bahwa rumahnya paling aman.
Sebab, tak ada satupun benda yang bisa menarik perhatian pencuri.
Cao tak memiliki kamar mandi sendiri, jadi ia menggunakan kamar mandi umum.
Saat musim panas, udara terasa panas dan lembab di Vietnam, kamarnya pun seperti kompor panas.
Tapi ia berkata, "Saya sudah terbiasa di sini, mereka bilang panas tapi saya merasa nyaman di rumah."
Selama 25 tahun, Cao sudah terbiasa tidak bisa berdiri karena dinding rumahnya terlalu rendah.
Jadi, hal sederhana seperti mengganti baju pun dilakukan dengan berbaring atau membungkuk.
Selain itu, ruang yang kecil membuat Cao dan anaknya harus terbiasa tidur menyilang.
Tidak banyak tamu di sana, kecuali pemilik properti yang mengizinkan Cao dan anaknya tinggal di sana secara cuma-cuma.
Cao menyebutkan bahwa banyak orang yang penasaran dengan kehidupannya, istrinya, bagaimana ia merawat anaknya serta pendidikan anaknya.
Tapi nampaknya ia tak ingin menjawab semua pertanyaan itu karena hanya tersenyum sedih.
Satu hal yang paling disukai Cao adalah membaca koran.
Bagi Cao, koran tak hanya sekedar sumber pengetahuan, tapi juga "teman".
Cao biasanya membaca koran dengan posisi jongkok.
Namun, satu-satunya tantangan adalah tidak adanya cahaya di ruang kecil itu.
Beruntung, ada tetangga baik hati yang mau memberinya lampu dan kipas angin.
Untuk makan, Cao bisanya menghabiskan 10 ribu hingga 15 ribu Vitnamese Dong sehari, atau sekitar 6 ribu hingga 9 ribu.
Tapi baginya, makanan sederhana di pinggir jalan sama enaknya dengan makanan di restoran.
Cao tak memiliki pekerjaan tetap ataupun uang pensiunan.
Ia pun mengambil pekerjaan ini itu untuk makan.
Meski hidupnya susah, Cao khawatir pada anaknya, yang menurutnya harus memiliki keluarga dan kehidupan yang lebih baik.
"Tinggal di rumah seperti ini membuat anakku menutup diri dari lingkungan," ungkap Cao.
Di akhir wawancaranya dengan TTVN, Cao berkata:
"Saya sudah tua sekarang, saya tidak mengharapkan apa-apa.
Saya masih sehat dan punya cukup uang untuk hidup.
Jika kau lihat hidup saya keras, tapi saya lihat hidup saya lebih bahagia daripada orang-orang, karena saya masih punya tempat tinggal."
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)