Akibat Ulah Manusia! Puluhan Anak Burung Mati dengan Perut Penuh Sampah

Editor: Reny Fitriani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gambar yang diunggah Chris Jordan.

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Chris Jordan mengambil sebuah gambar ini di Pulau Midway lebih dari 8 tahun lalu.

Chris mengira setelah orang-orang melihat gambar itu, pemikiran mereka akan berubah.

Baca: Geger, Siang Bolong Densus 88 Gerebek Rumah Terduga Teroris di Kota Karang

Namun bertahun-tahun berlalu sejak gambar itu ia ambil, Chris tidak melihat banyak hal yang berubah. 

Baca: Hati-hati Jika Melihat Benda Kecil Ini di Kamar Ganti Perempuan, Bisa Jadi Itu Kamera Tersembunyi!

Oleh karena itu, Chris menceritakan kegelisahannya lewat sebuah postingannya di huffingtonpost.com pada Rabu (3/1/2018).


Gambar yang diunggah Chris Jordan.

Di Atol Midway, sebuah atol yang terletak di Samudera Pasifik bagian utara, ada sebuah tragedi besar terjadi.

Dilaporkan puluhan ribu anak burung albatros terbaring mati di tanah dengan perut mereka penuh sampah plastik.

Dilaporkan induk burung albratos memberikan makanan yang salah pada anaknya ketika mereka mencari makanan di Samudera Pasifik, yang ternyata sudah tercemar sangat luas.

Tanpa sadar, burung-burung dewasa itu membawa pecahan sampah plastik-plastik itu. Lalu memberikannya sebagai makanan kepada anak-anaknya. Padahal sampah-sampah plastik itu adalah sesuatu yang mematikan.

Induk burung albratos memberikan makanan yang diambil dari laut.

Diketahui, pulau Midway sangat ikonik. Pulai ini terletak di benua Amerika dekat pusat Pasifik, dikelilingi oleh 96 juta km peresegi laut terbuka ke segala arah.

Bisa dibilang pulau ini adalah pulau terjauh dari benua manapun di Bumi

Namun walau letaknya sangat jauh, bagi Chris pemandangan ini seperti melihat cermin yang mengerikan.

Midway seperti merefleksikan kembali tidak adanya kesadaran budaya konsumsi besar yang kita lakukan. 

Mereka mengambil makanan dari lautan yang tercemar.

Perut kosong atau karena berlebihan, kita manusia, seperti elang laut yang kehilangan kemampuan untuk membedakan apa yang bergizi atau beracun bagi tubuh, semangat, politik, dan budaya kita.

Halaman
12

Berita Terkini