LAPORAN REPORTER TRIBUN LAMPUNG ENDRA ZULKARNAIN
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, MESUJI - Jagad media sosial pada Minggu (28/1/2018) berguncang.
Melalui Facebook, seorang perempuan yang lama tinggal di Thailand mengutarakan harapannya ingin pulang ke kampung halaman di Kabupaten Mesuji, Provinsi Lampung.
Marhayati, nama perempuan itu. Ia mengaku sudah belasan tahun tinggal di Negara Thailand, sejak berusia 15 tahun.
Curahan hatinya tersiar melalui media sosial Facebook.
Semua berawal dari pertemuan Marhayati dengan Hafizi.
Hafizi adalah mahasiswa Pascasarjana Universitas Islam Negeri Lampung semester empat.
Hafizi berasal dari Thailand, tepatnya dari Pattani.
Baca: Cuma Jenderal Ini yang Berani Gebrak Meja di Hadapan Presiden Soeharto, Ternyata Punya Ini
Baca: Daftar Pernikahan Artis Indonesia Termahal, No 2 Berakhir Tragis Padahal Memecahkan Rekor MURI
Wilayah ini dekat dengan Negara Malaysia. Warganya mayoritas berbahasa Melayu, bukan berbahasa Thailand.
Hafizi-lah yang membantu memviralkan video pengakuan Marhayati melalui akun Facebook-nya.
Dalam wawancara melalui WhatsApp, Minggu (28/1/2018), Hafizi mengaku tinggal satu wilayah dengan Marhayati. Ia mengaku sekarang sedang berada di Thailand.
Di Thailand itulah, Hafizi mengaku bertemu Marhayati. Ia kemudian mendengar kisah perjalanan hidup Marhayati.
"Dia sudah kangen berat dengan keluarga besarnya di Lampung. Dia sudah 14 tahun tidak bertemu keluarganya. Dia ingin sekali pulang, tapi paspornya hilang," tutur Hafisi, Minggu (28/1/2018) malam.
Meskipun kuliah di Lampung, Hafizi tetap kesulitan melacak asal muasal Marhayati di Bumi Ruwa Jurai.
"Dia tidak ingat apa-apa soal kampung halamannya. Yang dia tahu, hanya Rawajitu, Mesuji, Lampung. Maklum, dia meninggalkan kampung halamannya saat masih berumur 15 tahun," beber Hafizi.
Saat ini, ungkap Hafizi, Marhayati menetap di Thailand bersama suaminya.
"Dia sudah bersuami, orang (suaminya) Thailand. Sudah punya anak satu," kata Hafizi.
Hafizi merasa terpanggil membantu Marhayati menemukan kembali keluarganya di Lampung.
"Saya lagi coba koordinasi dengan pihak-pihak terkait dan terus menggali informasi," ujarnya.
Kerinduan Mendalam
Marhayati mengaku berumur 29 tahun. Ia mengaku berasal dari daerah Rawajitu, Kabupaten Mesuji, Provinsi Lampung.
Ia sudah menetap belasan tahun di sebuah daerah di Thailand.
Selama itu pula, ia tidak pernah pulang ke kampung halaman. Tak pernah bertemu keluarganya.
Marhayati mengutarakan kerinduan mendalam kepada keluarganya.
Namun, ia tak berdaya untuk pulang ke kampung halaman.
Berikut tulisan berisi pengakuan Marhayati dalam akun Facebook "Hafizi Ab-rahman":
Assalamualaikum
Perkenalkan nama saya Marhayati, umur 29 tahun. Saya orang Indonesia asli. Dulu, 14 tahunan yang lalu, tinggal di Rawajitu, Mesuji, Lampung.
Umur 15 tahun, saya pergi ke Malaysia untuk bekerja. Dan sampai sekarang, saya ada di Thailand. Paspor saya hilang waktu di Malaysia.
Saya ingin sekali bertemu keluarga saya yang di Mesuji, Lampung. Nama ayah saya Marijo asal Jawa Tengah. Ibu saya Siti Munaroh asal Mesuji. Dua adik saya Marriana dan Lia Ermawati.
Yang saya ingat, nama kampung saya Rawajitu, Mesuji. Dekat rumah ada proyek singkong dan SD.
Mohon bantuan bapak ibu saudara sekalian yang bisa mempertemukan keluarga besar saya di Mesuji, Lampung.
Pemkab Mesuji Bantu Telusuri
Menanggapi viralnya pengakuan perempuan bernama Marhayati itu, Bupati Mesuji Khamami menyatakan akan melakukan penelusuran melalui instansi terkait.
Menurut Khamami, pihaknya kesulitan lantaran tidak sedikit warga Mesuji yang menjadi tenaga kerja Indonesia alias TKI, tetapi tak melapor ke Pemkab Mesuji.
"Belum ada info atau laporan dari desa. Mereka rata-rata jadi TKI tidak lapor ke pemkab," kata Khamami, Minggu (28/1/2018) malam.
Sekretaris Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Mesuji Arif Arianto memastikan telah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mencari keberadaan keluarga Marhayati.
"Kami sudah lacak. Karena keterbatasan waktu, kami jadi kesulitan melacak. Kami sudah telepon BNP2TKI (Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI)," ujar Arif.
Pihaknya akan bertolak ke Jakarta untuk berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri pada Selasa (30/1/2018).
"Karena paspornya hilang, kami mesti berkoordinasi juga ke Kemenlu. Selasa, Pak Kadis bertolak ke Jakarta untuk menggali keterangan. Kami juga kaget sudah 14 tahun kok tidak pulang," kata Arif.