TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Sejak masih duduk di sekolah menengah pertama, Derry Julian Pramana sudah biasa bertahan hidup dengan kondisi apa adanya.
Terutama sejak kedua orangtuanya meninggal dunia. Namun status menjadi yatim piatu tidak membuatnya minder.
Melalui olahraga dan beladiri, Derry memompa diri agar dapat bersaing dengan anak lain yang masih memiliki orangtua.
Baca: KPK Tepati Janji di Jumat Keramat, Cagub Maluku Utara Jadi Tersangka Korupsi
Ia mengaku sejak SMP ditinggal kedua orangtuanya dan ikut saudara.
Kemudian sejak SMA, Derry juga sudah bekerja, mulai dari kasir di toko swalayan hingga membantu orang berjualan kredok.
"Saya juga melatih Pencak Silat di SMA Tunas Harapan, lalu sekarang jadi ojek online dan bantu jualan telur atau grosir telur. Yang jelas saya bisa nabung dari itu semua dan biayai hidup juga," ujar anggota Perguruan Satria Muda Indonesia Lampung, Jumat (16/3/2018).
Baca: Dua Tahun Pacaran, PNS Ini Selalu Dipaksa Berhubungan Intim, Saat Putus Videonya Tersebar
Kini, pemuda berumur 23 ini menjadi salah satu atlet andalan Lampung dalam event dan kejuaraan pencak silat di berbagai level.
Terakhir, Derry berhasil meraih juara III Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Antaruniversitas tahun 2017 dan Juara I pada Pekan Olahraga Provinsi Lampung 2017.
Raihan juara tiga membuat Derry semakin giat berlatih.
Tahun ini ia sedang mempersiapkan diri menghadapi Kejurnas Pencak Silat yang digelar April mendatang.
Baca: Geger! Ustaz di Depok Ditusuk Saat Takbiratul Ihram, Salat Subuh Berjamaah Berhenti Sementara
Mahasiswa semester empat Stekomindo Bandar Lampung jurusan informatika ini bertekad bisa meraih juara satu dalam event tahunan ini.
"Saya bertekad menyabet juara satu saat kejuaraan sekarang. Tadinya kan hanya mendapat juara III, makanya saya giat berlatih selama ini, di waktu sela kerja untuk membiayai keseharian saya," ujarnya.
Derry mengatakan, untuk menghadapi Kejuaraan Nasional Antar Universitas tahun 2018, dirinya menambah porsi latihan.
Baca: Polisi Pastikan Penyebab Terios Hantam Pembatas Flyover MBK Murni Human Error
Latihan rutin yang dilakukan mulai dari fisik hingga teknik dan visualisasi gerakan.
Dalam satu hari, kata Derry, dirinya minimal berlatih tiga jam, meliputi fisik seperti lari minimal 2,4 kilometer dan plank minimal satu menit.
"Jadi saya persiapan semuanya, mulai dari fisik sampai teknik dan visualisasi. Biasanya lari 2,4 km, plank satu menit, lanjut mematangkan pukulan dan tendangan di samsak, lanjut visualisasi itu penting bagi saya," kata atlet yang turun di kelas tanding atau fighter berat 55-60 kg.
Derry mengatakan, paling utama dalam latihan dan pertandingan yaitu mental, bukan hanya fisik dan teknik.
Baca: Meski Dituntut Hukuman Mati, Pemilik Ganja 151 Kg Sempat Menolak Didampingi Pengacara
"Dari latihan itu mental dibentuk, coba saja kalau latihan udah mulai males, mulai ngeluh itu dia mental. Nanti pas pertandingan itu ujiannya, mental di sana penting banget, mau teknik dan lain matang, mental nggak ada sama aja," kata Derry.
Selain mental, tidak kalah penting yaitu visualisasi. Jadi intinya dari visual yaitu merekam gerakan, dari gaya, teknik hingga gerakan semua harus disusun dengan baik dan rapi.
"Saya itu buat visualisasi, jadi saya rekam di otak semua pokoknya. Mulai dari gerakan dasar sampai hal teknik. Saya kebiasaan seperti itu saat latihan dan dipraktikkan saat bertanding, kuncinya di sana," ujar anak muda bercukur cepak itu.(*)