Saat dihubungi Tribun, Elfinna mengaku, sudah berat menanggung biaya perawatan Zainani.
Ia menceritakan, Zainani sudah dirawat di tiga rumah sakit berbeda, yakni Rumah Sakit Mutiara, Sorong, RSAL Oetojo, Sorong, dan kini di RSUD Selebi Solu, Sorong.
Untuk kedua rumah sakit pertama sudah habiskan Rp 20 juta, dan yang ketiga belum diketahui berapa biayanya.
"Saya juga sudah membuat surat pernyataan di polres sini kalau ada hal terburuk terhadap Zainani maka kami yang akan mengurusnya di sini," ujar Elfinna.
Ia menuturkan, sampai saat ini pihak rumah sakit belum mau menjelaskan penyakit yang diderita Zainani.
Pihak rumah sakit hanya mau buka suara ke keluarga.
"Saya cuma diberitahu bahwa Zainani ada infeksi di dalam organ dalam dan sudah menjalar ke tenggorokan dan otak," ceritanya.
Tribun pun mencoba menelusuri alamat Zainani di KTP dan bertanya-tanya ke warga Pekon Balak, Kecamatan Semaka.
Dan ternyata alamat tersebut benar. Di rumah berdinding papan itu, Tribun berhasil menemui ibu Zainani, Salha dan tiga remaja laki-laki anak Zainani.
Salha pun hanya bisa pasrah saat menceritakan anak tunggalnya Zainani yang kini dalam kondisi sakit parah di Sorong.
"Temannya telepon bulan Januari, dia bilang, Zainani sudah tidak bisa bicara lagi katanya sudah koma, jadi saya tidak tahu bagaimana sekarang dia," ceritanya lemah.
Sambil mengusap air matanya, perempuan berusia 56 itu mengaku, Zainani pernah telepon jika dirinya dirawat di rumah sakit.
Dia mengeluh sakit kepala terus-menerus, dan rambutnya rontok.
"Terus saya suruh pulang ke sini, tapi saat mau naik pesawat katanya dia kumat, kejang-kejang, akhirnya tidak boleh naik pesawat," terang Salha.
Zainani adalah tulang punggung keluarga, setelah suami Salha almarhum Zainal Abidin meninggal dunia dua tahun lalu.