Fahri Hamzah: Pemimpin yang Ada Nampak Palsu dan Sulit Dibanggakan

Editor: martin tobing
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Fahri Hamzah

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah mendambakan adanya pemimpin baru.

Dirinya juga memberikan kritik kepada pemempin saat ini, yang menurutnya belum mumpuni.

Hal ini ia tulis dalam akun Twitter pribadinya @Fahrihamzah sebagai berikut:

"Pembahasan pemimpin baru adalah konsekwensi logis dari ketiadaan dan kekosongan.

Kita memang nampak seolah kehilangan pemimpin yang dapat diandalkan dan dicintai.

Pemimpin yang ada nampak palsu dan sulit dibanggakan.

Baca: Kehidupan Pribadi Albert Einstein tak Berbanding Lurus dengan Kejeniusannya

Padahal, sebuah bangsa memerlukan kebanggaan. Dan salah satu sumber kebanggaan yang penting adalah kebangggan kepada pemimipin.

Inilah ruang kosong kita.

Setiap hari pemimpin semakin tidak terdengar dan diganti oleh peran komedian atau penyebar berita palsu.

Pemimpin tidak lagi menjadi referensi bagi semakin rumitnya peta situasi.

Kita seperti berlayar tanpa nahkoda atau naik pesawat terbang dengan moda Auto Pilot.

Setiap hari rakyat bangun dari tidurnya tanpa motivasi yang datang dari pemimpin tertinggi yg dihormati. 

Baca: Ruhut Sitompul: Fadli Zon Stres, Ngaca Dong!

Tapi, lebih dari sekedar ketiadaan pemimpin, kita sebetulnya mengidap wabah dangkal dan tidak jelas. Karena dangkal maka tidak jelas.

Seperti kata pepatah, “air beriak tanda tak dalam”. Yang ramai ini adalah yang kosong.

Pencitraan melampaui isi dan tulang.

Sulit sekali menemukan “yang dalam” sehingga ketika ia berbicara maka kata2nya membekas lama, menyala seperti lentera atau bahkan obor yang bertahan mnjadi penentu arah atau bahkan menjadi kebanggaan di mana-mana.

Rasanya juga, akibat kedangkalan itu kita menjadi salah paham tentang syarat pemimpin.

Kriteria Pemimpin berubah menjadi; yang sederhana, jarang bicara banyak kerja, dekat dengan rakyat, dll yang dapat direkayasa hanya dengan iklan dan media.

Baca: Percayakah Anda Pria Ini Umurnya 67 Tahun? Kisah Hidupnya Menginspirasi

Tak harus ada fakta.

Yang sederhana dapat dicitrakan dengan sebua ganbar yang menghitung harga sepatu, baju dan celana.

Atau yang banyak kerja yang nampak turun ke Bawah ke mana-mana tanpa kita ketahui dia melakukan apa? 

Atau yg sering Selfi sebagai nampak dekat milenial kota. Citra!

Sementara itu, kriteria yang sejati tak nampak; memakai kriteria dari nabi; Siddiq (benar bukan pembohong), tablig (pandai menyampaikan pesan secara jelas), amanah (dapat dipercaya dan diandalkan) dan fatonah (memiliki kecerdasan).

Sebenarnya ini kriteria wajar!

Baca: Inikah Penampilan Penjara Termewah di Dunia? Bak Hotel Bintang 5

Atau kriteria tentang orang yang memiliki karakter; yaitu memiliki ilmu menuju keyakinan yang membuatnya berani mengatakan kebenaran apa adanya dan dengan itu ia berani melaksanakan kata-katanya dengan segala resiko yang siap ia tanggung sepenuhnya.

Ini juga wajar!

Rasanya kriteria pemimpin semacam ini yang semakin lama tidak saja hilang dari pengertian tetapi juga memang hilang dari hadapan bangsa.

Pidato pemimpin tidak lagi menarik, pencitraan semakin berlebihan dan memuakkan dan langkah2 kerja yang hambar tanpa tujuan.

Pemimpin seperti itu telah terlebih dahulu kehilangan arah sampai sebuah bangsa menjadi kehilangan arah dan tujuan.

Kehidupan nampak semakin tidak meyakinkan dan rakyat menjadi kebingungan.

Ini tragedi kepemimpinan yang malang!

Baca: Pasanganmu Selingkuh? Ini Cara Memata-matainya Lewat WhatsApp

Kita sepertinya harus memiliki keberanian untuk mengatakan sesuatu yang apa adanya bahwa jika Indonesia memerlukan arah baru maka tak ada cara lain bahwa Indonesia memerlukan pemimpin baru; idenya, dan seluruh keteladanannya.

Maka, segala kriteria yang kita sebutkan menjadi kriteria untuk kita rumuskan dan akhirnya kita perjuangkan.

Pada saat tantangan masa depan semakin rumit maka semua kriteria itu mustahil tanpa keberanian.
Pemimpin Baru Indonesia adalah saripati dari kebaikan bangsa.

Dengan semua ini, Apakah sebagai rakyat kita telah bermimpi?.

Terlalu ideal?

Apakah kita tidak berhak merumuskan pemimpin seperti kriteria dari yg paling ideal?

Atau kriteria para pendiri awal negeri ini?

Apa yang salah dari mimpi kita?

Tidak ada yang salah!

Sebab jika mimpi saja kita tidak berani maka bagaimana kita bisa memperjuangkan harapan anak negeri?

Memang semua harus diperjuangkan sebab tidak ada perubahan yang mendadak sontak turun dari langit tanpa usaha kita sendiri..!

“Sesungguhnya Tuhan tidak akan mengubah suatu kaum sampai mereka (kaum itu) mau melakukan perubahan dari dalam diri mereka sendiri” (surat (13) Ar Rad:11)." (TribunWow/Dian Naren)

Tags:

Berita Terkini