TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, PANMUNJOM - Peristiwa bersejarah dan langka terjadi ketika pemimpin dua negara di Semenanjung Korea yang merupakan seteru berat, akhirnya bertemu muka, Jumat (27/4/2018).
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di Korea Selatan (Korsel) sejak berakhirnya perang pada 1953.
Kim Jong Un melintasi garis militer yang membelah dua Korea, untuk bertemu Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in.
Baca: Baru Pulang Sekolah, Guru SMAN 10 Dijambret dan Motornya Oleng hingga Nabrak Pagar Warga
Baca: Fadli Zon dkk Galang Angket Perpres Tenaga Kerja Asing, Isu Hangat Tiap Jelang Pemilu
Baca: Kamu Bisa Dapat Hadiah Rp 278 Miliar Jika Bantu Cari 10 Buronan FBI Ini
Pada momentum simbolik itu, Moon Jae-in berjabat tangan erat dengan Kim Jong Un.
Tak lama kemudian kedua pemimpin negara yang secara teknis masih dalam keadaan perang tersebut menggelar pembicaraan.
Dalam perjumpaan pembuka, Kim Jong Un berharap terjadinya diskusi 'blak-blakan' di antara mereka.
Pertemuan pertama di antara para pemimpin kedua Korea itu juga diselingi momen-momen ringan.
Kim Jong Un sempat berseloroh membawa sejumlah mi dingin dari Korea Utara yang terkenal itu.
"Saya harap Anda benar-benar akan menikmati mi yang kami bawa," katanya santai kepada Presiden Moon Jae-in.
Dalam pembicaraan paviliun Rumah Perdamaian, Kim juga melontarkan candaan kepada Moon.
Baca: Mau Tahu Ciri Pria Mandul, Lihat Saja Kumis dan Janggutnya
"Saya akan berhenti mengganggu tidur Anda selama ini melalui serangkaian uji coba rudal," kata Kim.
Seperti diketahui, Korea Selatan dan dunia internasional sering waswas terhadap uji coba rudal berkepala nuklir yang sering dilakukan Korea Utara.
Kim Jong Un dalam beberapa kesempatan bahkan menyebut rudal Korea Utara bisa mencapai wilayah Amerika Serikat.
Beberapa bulan lalu, Korea Utara selalu dalam retorika perang, tetapi sekarang bersedia membahas perjanjian damai dan kesepakatan senjata nuklir.
Seluruh rakyat Korea Selatan terpaku saat pemimpin kedua negara itu berjabat tangan di kedua sisi perbatasan zona demiliterisasi.
Kim Jong Un sempat mengajak Presiden Korea Selatan untuk melangkahkan kaki sebentar ke belakang, melintasi garis demarkasi masuk wilayah Korea Utara.
Baca: Sudah Divonis 15 Tahun dan Ganti Rugi Rp 66 Miliar, Setya Novanto Segera Jadi Tersangka Lagi
Baca: Dicecar Hakim, Setya Novanto Sangkal Kencing Berdiri dan Incar Tiang Listrik
Kemudian keduanya berbalik kembali ke Korea Selatan sambil berpegangan tangan.
Kejadian itu tampaknya keluar dari skenario susunan acara yang telah dibuat sangat rinci.
Setelah sesi pertama selesai dan keduanya makan siang secara terpisah.
Setelah rehat makan siang, Kim dan Moon menuangkan campuran tanah dan air dari kedua negara ke pohon pinus yang mereka tanam bersama.
Mereka juga meluncurkan sebuah plakat batu yang ditempatkan di samping pohon dan bertuliskan pesan, "Menanam Perdamaian dan Kemakmuran."
Pohon pinus berasal dari tahun 1953, saat berakhir perang Korea berakhir.
Sedang tanah dan air dibawa dari gunung serta sungai di Korea.
Kedua pemimpin kemudian berbicara sambil berjalan tanpa ditemani di jembatan terdekat.
Kim terlihat melambaikan tangan kepada para fotografer ketika ia dan Moon melanjutkan pembicaraan di kursi yang ditempatkan di jembatan.(bbc/dailymail/tribunnetwork)