Kisah Guru Honorer di Bandar Lampung, Mengabdi 10 Tahun Tapi Dibayar di Bawah UMK

Penulis: Bayu Saputra
Editor: nashrullah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Guru Honorer

Sebab itu, Risa harus pintar-pintar membagi uang.

"Apalagi kondisi saat ini aku punya dua anak. Buat pengeluaran membeli susu saja sudah besar," ujarnya, Rabu (2/5/2018).

Risa berharap, pemerintah dapat mengkaji ulang dan memprioritaskan tenaga pendidikan seperti dirinya untuk dapat segera diangkat menjadi CPNS.

"Apalagi kami yang sudah mengabdi selama 10 tahun ini harus menjadi pertimbangan," harapnya.

Untuk tiba di sekolah, Risa mengendarai sepeda motornya sendiri.

Ia pun terkadang terbayang-bayang dengan risiko kecelakaan lalu lintas. Sebab jarak rumah ke sekolah lumayan jauh, 15 kilometer.

"Kalau normalnya memang 40 menitan ke sekolah, tapi karena saya mengendarai motor sendiri bisa lebih dari satu jam sampai sekolah," kata istri sales motor ini.

Thantasia Nangniva, guru honorer di SMKN 2 Bandar Lampung, juga mengaku diupah Rp 40 ribu per jam.

Beruntung, Thantasia mendapat jatah 32 jam sebulan sehingga ia bisa membawa uang Rp 1.280.000 tiap bulannya.

Meski uang segitu dirasakan belum adil untuk masa kerja enam tahun seperti dirinya, namun Thantasia syukur.

"Kebutuhan untuk mencukupi satu anak yang masih balita memang mahal, terutama susunya. Saya masih bantu suami yang bekerja di Pol PP Bandar Lampung," katanya.

Thantasia berharap, pada momentum Hardiknas pemerintah dapat lebih memperhatikan nasib guru honorer dengan mengangkat mereka menjadi pegawai negeri.

Guru honorer lainnya, Nina Mareta yang pengajar di SDN 1 Sukabumi juga sudah 10 tahun mengabdi sebagai guru.

Penghasilan Rp 1,3 juta diperolehnya karena merangkap sebagai operator sekolah.

"Kalau dibilang cukup pastinya tidak, tapi alhamdulllah bulanan ini hanya mengandalkan gaji suami," katanya.

Nina pun berharap bisa diangkat menjadi PNS, terutama yang sudah mengabdi lama sebagai honorer seperti dirinya.

Ketua Forum Guru Honor Bersertifikasi (FGHB) Lampung Suprihatin mengatakan, jumlah guru honorer jenjang SMA saja sudah mencapai 6.500 orang.

Jumlah tersebut belum termasuk guru honorer di jenjang pendidikan lainnya.(bayu saputra)

Berita Terkini