Jejak Rekam Ali Mochtar Ngabalin yang Kini Jadi Komisaris Angkasa Pura I, Pernah di Kubu Prabowo

Penulis: taryono
Editor: taryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ali Mochtar Ngabalin

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID  - Ali Mochtar Ngabalin kini sedang jadi sorotan.

Maklum saja, setelah masuk lingkaran istana pada  Mei 2018  sebagai Tenaga Ahli Kedeputian IV Kantor Staf Kepresidenan (KSP), kini dia  jadi Komisaris Angkasa Pura I.

Bagaimana rekam jejak Politikus Golkar Itu?

Ali Ngabalin pernah masuk dalam tim pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di Pilpres 2014.

Posisi Ngabalin juga strategis yakni juru debat tim Pemenangan Prabowo-Hatta.

Baca: Isu Koalisi Gerindra-Demokrat Makin Santer karena Pernyataan Syarief Hasan

Baca: Intip Maternity Shoot Cherly Eks Cherrybelle dengan Busana Adat dan Kasual

Baca: Artis Cantik Ini Dirundung Kesedihan, Janin yang Dikandungnya Gugur di Usia 5 Minggu

Ngabalin pun punya jejak rekam kontroversial.

Dalam kampanye pilpres 2014 lalu, misalnya, dia pernah menyudutkan Jokowi sebagai capres kurus krempeng dan menuduh Jokowi tidak bisa menepati janji kampanyenya di Papua.

Namun, menurut Johan Budi, "Pak Moeldoko paham betul mengenai posisi Pak Ngabalin ketika Pilpres 2014. Itu kan sudah lewat ya. Orang kan bisa berubah juga."

Jejak rekam Ali Mochtar Ngabalin

  • Memulai karier politiknya sebagai kader Partai Bulan Bintang (PBB) dan sempat menjadi anggota legislatif di Komisi I DPRI RI periode 2004-2009.
  • Mengajukan diri sebagai calon Ketua Umum PBB untuk periode 2010-2015, namun kalah dari MS Kaban pada April 2010.
  • Pada Oktober 2010, bergabung dengan Partai Golkar dengan posisi awal sebagai wakil sekretaris jenderal.
  • Masuk tim pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di Pilpres 2014 sebagai juru debat.
  • Ketika pemungutan suara usai dan Joko Widodo dinyatakan sebagai pemenang, Ngabalin melontarkan ucapan kontroversial. "Perjuangan yang kita lakukan tidak berhenti sampai di sini dan kita mendesak Allah SWT berpihak kepada kebenaran, berpihak kepada Prabowo-Hatta. Kita gemas, kapan Tuhan turunkan. Kita desak Allah turunkan bala tentaranya tolong Prabowo."

Tanggapan Oposisi

Andre Rosiade, anggota badan komunikasi DPP Gerindra, mengaku tidak mengira Ngabalin akan menyeberang ke kubu pemerintah.

"Bang Ngabalin dekat sama kita, pendukung Pak Prabowo di 2014. Saya pernah bertemu dengan beliau waktu Piala Presiden. Yang saya tangkap Bang Ngabalin masih belum pro Jokowi waktu itu. Tapi itu hak politik bang Bang Ngabalin, kita harus hormati itu," kata Andre.

Baca: Ali Ngabalin Jadi Komisaris Angkasa Pura, Ada yang Bilang Ini Hadiah karena Sukses Usir Rocky Gerung

Baca: Usai Dihukum 90 Kali Squat Jump, Siswi SMA di Mojokerto Alami Mati Rasa

Baca: Lowongan Kerja BUMN - 3 Perusahaan Cari Karyawan Mulai Lulusan SMA, Cek Infonya di Sini

Bagaimanapun, dengan setengah berkelakar, Andre mengungkap tuah tersendiri dari Ali Mochtar Ngabalin.

"Bang Ngabalin itu akrab dengan kekalahan. Waktu 2009 beliau dukung Pak JK-Wiranto, yang menang Pak SBY-Boediono. 2014, beliau di tempat kita juga kalah. Bisa saja, kekalahan yang sering melekat di Bang Ngabalin akan menular ke Pak Jokowi, akhirnya kalah di 2019. Hahahaha..."

Jabat Komisaris Angkasa Pura (AP) I

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengangkat Ahli Kedeputian IV Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Ali Mochtar Ngabalin menjadi salah satu komisaris di Angkasa Pura (AP) I.

Selain Ngabalin, ada pula dua orang lain yang menggantikan jabatan komisaris, yakni Djoko Sasono dan Tri Budi Satriyo.

Atas keputusan pemerintah itu, Wakil Ketua DPR Fadli Zon menilai jabatan komisaris PT Angkasa Pura I yang diberikan kepada Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin, sebagai hadiah.

Sebab, menurut Fadli Zon, jabatan tersebut diberikan kepada Ngabalin yang bukan ahli pengelolaan transportasi udara.

"Iya mungkin ini hadiah, saya kira tepatlah istilah itu. Hadiah gitu ya," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (19/7/2018).

"Sebenarnya pemerintah itu kan tidak konsisten memberikan jabatan-jabatan profesional kepada orang-orang yang belum tentu ahli di bidangnya," ujar Fadli Zon.

Fadli menambahkan, penunjukan komisaris yang bukan dari kalangan ahli menjadikan BUMN seperti "sapi perahan". 

Ia mengatakan, BUMN kerap menampung tim sukses yang dulunya memenangkan penguasa.

Menurut Fadli, semestinya komisaris BUMN diisi oleh kalangan profesional sehingga mampu mencapai keuntungan yang optimal bagi negara.

"Hasilnya kayak begini, BUMN kita amburadul. Karena BUMN kita orang-orangnya bukan orang profesional. Saya kira ini harus dikoreksi," ucap Fadli.

Penjelasan Ngabalin

Ngabalin sebelumnya membenarkan bahwa dirinya baru saja diangkat menjadi anggota Dewan Komisaris PT Angkasa Pura I.

Dia pun mengucapkan terima kasih kepada pemerintah.

"Saya bersyukur kepada Allah, kepada Tuhan Yang Maha Esa karena pemerintah, dalam hal ini Ibu Menteri BUMN, bisa memberikan kepercayaan kepada saya dipilih menjadi komisaris AP I. Saya sampaikan apresiasi dan terima kasih," ujar Ngabalin saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Kamis (19/7/2018).

Ngabalin membantah jika penunjukannya tersebut disebut sebagai balas jasa dari Presiden Joko Widodo.

Sebab, Ngabalin mengklaim pembicaraan mengenai penunjukannya sebagai komisaris sudah terjadi sejak awal tahun.

Sementara, ia baru masuk ke Istana pada Mei 2018. "Sudah lama, awal-awal tahun ini sudah ada pembicaraan ini.

Ini biasa saja. Ini tentu kepercayaan sama seperti orang lain diangkat jadi direktur, presiden komisaris dan lain-lain," kata Ngabalin kepada Kompas.com, Selasa (19/7/2018).

Kendati demikian, Ngabalin enggan mengungkapkan lebih jauh mengenai proses penunjukannya hingga ia diangkat menjadi Komisaris AP I .

Menurut dia, prosesnya berjalan normal-normal saja.

"Ini kan proses pengangkatan dan pemberhentian seorang komisaris, kan normal-normal saja. Yang jadi berita heboh itu karena ada Ali Mochtar Ngabalin," kata politisi Golkar ini.

Ngabalin mengaku, akan tetap menjalankan tugas sebagai Tenaga Ahli Utama di Kedeputian IV KSP yang membidangi Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi.

Ia yakin tugas utamanya di KSP tidak terganggu dengan jabatan baru sebagai Komisaris.

"Kalau komisaris kan kerjanya adalah memberi tugas, pengawasan terhadap jalannya perusaahan. Memberi nasihat ke presiden direktur dan para direktur," kata dia.

Ali Mochtar Ngabalin diangkat menjadi anggota Dewan Komisaris PT Angkasa Pura I menggantikan anggota yang lama, Selby Nugraha Rahman.

Keputusan itu dilakukan oleh Kementerian BUMN melalui pengumuman perubahan susunan Dewan Komisaris AP I.

Selain Ali, Kementerian BUMN juga mengangkat Djoko Sasono dan Tri Budi Satriyo dalam susunan Dewan Komisaris AP I.

Pengangkatan dan pemberhentian susunan komisaris ini berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN selaku Rapat Umum Pemegang Saham PT Angkasa Pura I (Persero) Nomor SK-210MBU/07/2018 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-anggota Dewan Komisaris serta Penetapan Komisaris Independen PT Angkasa Pura I (Persero) tanggal 19 Juli 2018.


Berita Terkini