Namun ketika di pertigaan, pengendara Honda Beat Nopol DK 6830 MQ, tidak ada upaya berhenti untuk memberikan hak utama kepada pengemudi mobil Suzuki Ertiga, Sulasmi, yang datang dari jalan utama sehingga bersamaan bergerak dan terjadi tabrakan di tengah pertigaan.
"Berdasarkan hasil olah TKP, korban tertabrak hingga terpental. Lehernya dan tubuhnya terbentur di pondasi trotoar. Sementara, pengendara sepeda motor sempat tertimpa sepeda motornya sendiri," ungkap Taufan.
Vera yang sudah tidak sadarkan diri, lalu dilarikan ke UGD RSUD Klungkung. Namun sayang, korban ketika sampai di rumah sakit sudah dalam keadaan meninggal dunia.
Sementara rekannya, Aris Swati, selamat. Ia mengalami luka bengkak pada betis kaki kiri, memar pada punggung, dan bengkak pada ibu jari kaki kiri. Namun ia tampak sangat syok.
Sementara hasil pemeriksaan luar terhadap jenazah Vera, diketahui ada keluar darah dari hidung, robek dalam bibir, dahi kiri robek, jejas pada perut, lecet pada kiri, kaki kiri robek, dan perubahan pada tulang leher.
"Kesimpulan sementara kecelakaan diakibatkan karena kurang hati-hatinya pengendara sepeda motor Honda Beat Nopol DK 6830 MQ saat berlalu lintas dan tidak memberikan hak utama bergerak kepada pengguna jalan dari jalan utama sehingga penyebab terjadinya laka lantas," jelas Taufan.
Sosok Kalem
Kepergian Vera Desianti meninggalkan duka mendalam bagi keluarga. Di mata kerabat, Putu Vera dikenal sosok yang baik dan kalem. Ia juga dikenal aktif dalam setiap kegiatan di desanya.
"Almarhum orangnya sangat kalem. Aktif juga kalau ada helatan di desa seperti Pordes dan lainnya," ujar kerabat Vera Desianti, Sastra.
Rencananya jenazah Vera Desianti akan dimakamkan hari ini, Jumat (10/9) di kampung halamannya Desa Dawan Kelod.
"Jenazah rencananya dimakamkan Jumat," singkat paman dari Vera, Nengah Suryana. (*)