TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Kurang 1x24 jam, kasus kematian Sri Devi (34), Ibu Guru SDN Desa Bintet Belinyu Bangka, terungkap. Dugaan awal korban bunuh diri terbantahkan.
Wanita yang berprofesi sebagai guru sebuah sekolah dasar negeri (SD) ditemukan tewas di kontrakannya di Jl Bahkti Pahlawan 12 Belinyu Bangka.
Saat ditemukan, Selasa (28/8/2018) petang. Pada bagian pergelangan tangan kanan, terlihat luka sayat bekas senjata tajam.
Baca: Malu Selalu Diantar Orangtua ke Sekolah, Siswa SMK Tewas Saat Bawa Motor Sendiri
Awalnya, Kapolres Bangka AKBP M Budi Aruyanto diwakili Kasat Reskrim AKP Rio RP kepada bangkapos.com, Selasa (28/8/2018) petang menyatakan ada dua kemungkinan penyabab kematian korban.
Penyebab pertama kemungkinan korban mati bunuh diri, sedangkan penyebab kedua karena di bunuh orang lain.
"Korban merupakan guru PNS sebuah SD di Belinyu. Korban pernah menikah, namun statusnya belum cerai. Kemudian diduga kotban dekat dengan pria lain. Makanya indikasi ada dua kemungkinan, bunuh diri atau dibunuh. Untuk memastikan penyebabnya, kita masih lakukan penyelidikan," tegas Kasat, kemarin.
Ternyata pelakunya, suami sendiri, Fariansyah alias Fari (25), Warga JalanJenderal Ahmad Yani Kutopanji Belinyu Bangka.
Ia ditetapkan sebagai tersangka tunggal kasus pembunuhan tersebut.
Bangka Pos merangkum sejumlah fakta tentang peristiwa itu :
1. Mengaku Setelah Diinterogasi
Kapolres Bangka AKBP M Budi Ariyanto diwakili Kasat Reskrim AKP Rio RP dikonfirmasi bangkapos.com, Rabu (29/8/2018) menjelaskan, seputar upaya ungkap kasus yang dilakukan tim gabungan pasca kejadian, Selasa (28/8/2018) malam.
Beberapa jam setelah korban ditemukan tewas, kemarin sore, polisi langsung mengamankan suami korban, Fariansyah, yang beberapa waktu lalu diketahui sudah pisah ranjang dengan korban.
"Langkah - langkah yang dilakukan adalah sekira Pukul 00.30 WIB (dinihari, hari ini), Tim Opsnal Sat Reskrim Polres Bangka, Jatanras Ditreskrimum Polda Babel bersama dengan Polsek Belinyu melakukan introgasi terhadap suami korban atas nama Fariansyah alias Fari," katanya.
Awalnya, suami korban tak mengakui perbuatannya. Namun setelah dilakukan introgasi lebih dalam, buruh harian tersebut tak dapat mengelak.
"Dari hasil introgasi yang dilakukan terhadap Saudara Fariansyah alias Fari diketahui bahwa akhirnya dia mengakui telah melakukanpembunuhan terhadap istrinya Sri Devi (sebelumnya inisial SR) pada Hari Selasa Tanggal 28 Agustus 2018 sekira pukul 00.30 WIB di rumah kontrakan korban di Jl Bhakti Belinyu Bangka," kata Kasat memastikan, siang ini, jasat korban akan diotopsi.
2. Pelaku Dibekap Saat Tidur
Kapolres Bangka AKBP M Budi Ariyanto diwakili Kasat Reskrim AKP Rio RP kepada Bangka Pos Groups, Rabu (29/8/2018) menjabarkan kutipan pengakuan tersangka, usai introgasi.
"Saudara Fariansyah alias Fari melakukan pembunuhan terhadap istrinya, Sri Devi dengan cara Saudara Fariansyah alias Fari masuk ke dalam kontrakan korban melalui jendela depan," kata Kasat seraya menyatakan, antara tersangka dan korban sudah 'pisah ranjang' dan dalam proses perceraian.
Ketika itu, Selasa ( 28/8/2018) sekitar Pukul 00.30 WIB, korban tak menyadari tersangka pelaku masuk ke dalam rumah kontrakannya di Jl Bhakti Belinyu Bangka.
"Tersangka Fariansyah kemudian langsung menuju kamar korban. Setelah masuk ke dalam kamar kemudian pelaku melihat korban sedang dalam keadaan tidur. Kemudian pelaku langsung membekap wajah korban dengan bantal sehingga korban Sri Devi tidak bergerak lagi," katanya.
3. Berusaha Menghilangkan Jejak
Untuk memastikan korban benar-benar tewas, pelaku kemudian mencekik lagi leher korban. Setelah memastikan korban tewas, pelaku langsung mencari akal menghilangkan jejak.
"Kemudian Fariansyah memikirkan untuk membuat cara agar korban Sri Devi seolah tewas akibat bunuh diri sehingga kemudian Saudara Fariansyah mengambil obeng yang ada di dapur kemudian melubangi plafon di dalam kamar dengan tujuan untuk menggantung leher korban agar terlihat gantung diri," katanya.
Namun dikarenakan plafon kamar terlalu tinggi, pelaku beralih ke plafon dekat kamar mandi.
Kemudian pelaku melubangi plafon menggunakan pisau, namun dikarenakan susah untuk mengaitkan tali ke leher korban sehingga kemudian pelaku merubah rencananya menggantung leher korban.
"Tersangka pelaku kemudian membuat alibi bahwa korban tewas bunuh diri dengan cara melukai atau memotong urat nadi tangannya. Sehingga kemudian pelaku melukai, memotong urat nadi tangan kanan korban dan meletakkan pisau ke tangan kiri korban untuk membuat seolah-olah korban bunuh diri," kata Kasat.
Namun sayang skenario yang disusu tersangka, tak semulus yang ia bayangkan.
Polisi menemukan indikasi kuat, korban justru mati dibunuh. Apalagi sejumlah saksi dan bukti mengarah, Fariansyah lah pelakunya.
Tak lama setelah itu, tersangka pelaku ditangkap, dan ia buka mulut membeberkan motif pembunuhan tersebut.
"Penyebab Fariansyah melakukan pembunuhan terhadap istrinya Sri Devi dikarenakan pelaku cemburu dan marah terhadap korban yang sering kedapatan oleh pelaku sering berhubungan dengan laki-laki lain," kata Kasat mengutip pengakuan tersangka pelaku..
4. Dilakukan Otopsi
Walau kasus pembunuhan Ibu Guru SDN Bintet Belinyu sudah terungkap, namun polisi tetap melakukan otopsi, seijin keluarga korban.
Otopsi dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti kematian, sekaligus memperkuat dugaan pelanggaran hukum yang dilakukan. pelaku.
Otopsi ini dilakukan oleh Tim Dokkes Mabes Polri, Dokktes Polda Babel, bersama Tim Identifikasi Satreskrim Polres Bangka dan Pihak RSUD Depati Bahrin Sungailiat Bangka.
Jasad Sri Devi (34), Guru SDN Desa Bintet diletakan di sebuah tempat di ruang jenazah rumah sakit untuk diperiksa beberapa organ tubuhnya, Rabu (29/8/2018).
Kapolda Babel Brigjen (Pol), Syaiful Zachri diwakili Kabid Dokkes AKBP drg A.Fauzi AS kepada Bangka Pos Groups, Rabu (29/8/2018) menjelaskan soal otopsi yang mereka lakukan.
"Untuk korban kasus pembunuhan atau korban yang dianggap mati secara tidak wajar diperlukan otopsi. Hasil otopsi inilah yang nanti akan menentukan penyebab kematian korban," kata drg A Fauzi AS.
5. Terancam Pidana Hukuman Mati
Fariansyah alias Fari (24), terancam pidana mati. Dia juga diancam pidana hukuman penjara seumur hidup.
Perbuatan yang ia lakukan pada Istri, Sri Devi (34), dianggap sadis dan berencana.
Kapolres Bangka AKBP M Budi Ariyanto diwakili Kasat Reskrim AKP Rio RP ditemui di Ruang Jenazah RSUD Depati Bahrin Sungailiat Bangka, saat otopsi jasat korban, menyatakan, dua pasal berlapis siap memenjarakan tersangka.
Ancaman ini disertai bukti dan diperkuat keterangan saksi yang mematahkan alibi tersangka.
"Tersangka diancam menggunakan dua pasal. Pasal 338 KUHP dan Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana. Ancaman yang diterapkan kepada tersangka, pidana mati atau hukuman seumur hidup," tegas Kasat.
Berikut tampilan visual penjelasan kasat saat Jenazah Sri Devi,Guru SDN Desa Bintet Belinyu dibawa ke Ruang Otopsi RSUD Depati Bahrin Sungailiat Bangka.
6. Fariansyah Cemburu
Fariansyah (24) pelaku pembunuhan ternyata suami sah kedua Sri Devi (34), Guru SDN Desa Bintet Belinyu Bangka. Sebelum menikah dengan Fariansyah, Sri Devi sempat punya suami sah pertama dan dikarunia seorang anak.
Berikut pengakuan Fariansyah, tersangka pembunuh ibu guru cantik tersebut.
"Pernikahan saya dengan dia (Sri Devi) tidak dikarunia anak," kata Fariansyah memulai kisah di hadapan sejumlah wartawan dan polisi soal hubungannya dengan korban, di agenda konfrensi pers di Mapolres Bangka, Rabu (29/8/2018) petang.
Sri Devi kata Fariansyah, ketika itu berstatus janda beranak satu, lalu ia nikahi. Selama beberapa waktu hidup serumah, Fariansyah dan Sri Devi diterpa badai. Kabar tentang adanya orang ketiga atau pria idaman lain (PIL) melanda bahtera rumah tangga mereka.
"Saya cemburu. Saya dengar dari tetangga dia (korban) sering sama cowok lain," katanya.
Pertengkaran pun terjadi antara mereka hingga berujung gugatan cerai yang diajukan oleh Sri Devi terhadap Fariansyah.
Saat dilanda amarah, Fariansyah memilih pergi alias tak mau lagi hidup serumah dengan korban. Namun ia akui, rasa cinta masih ada padanya.
"Saya sendiri yang pergi dari rumah. Tapi saya sempat mau ajak dia berdamai, tapi dia nggak mau," katanya.
Tekad Sri Devi rupanya sudah bulat untuk berpisah dengan suami keduanya, yang berusia jauh lebih muda berprofesi buruh harian tadi. Sikap korban semakin membuat Fariansyah marah, karena niatnya untuk rujuk dengan Sri Devi tak membuahkan hasil.
Terlebih ketika ia tahu, korban diduga dekat dengan pria lain, sebelum pengadilan agama memutuskan talak cerai mereka.
"Saya cemburu makanya saya lakukan itu (bunuh korban). Saya bekap dia dengan bantal, dia sempat berontak dan berteriak," kata Fariansyah.
Namun apa daya tenaga perempuan ini, tak ada artinya. Sri Devi terkulai, apalagi setelah itu Fariansyah langsung mencekik leher Sri Devi hingga akhirnya korban benar-benar merenggang nyawa.
"Sempat berontak dan teriak," kata Fariansyah, mengaku mengiris nadi korban agar terkesan istrinya mati karena bunuh diri.
Di penghujung pengakuannya saat jumpa pers di kantor polisi, Fariansyah membuat pernyataan mengejutkan.
"Sebenarnya, saat dia (Sri Devi) masih berstatus suami istri sah dengan suami pertama, dia (korban) sempat selingkuh. Tapi waktu itu bukan selingkuh dengan saya, tapi sama orang lain," kata Fariansyah menutup pengakuan seputar aksi kejinya membunuh sang istri.
Tentu saja pengakuan Tersangka Fariansyah, bertolak belakang dengan pernyataan orang-orang terdekat dengan korban. Paman dan juga teman korban, H Ramali dan Zulfikar justru menyatakan, Sri Devi sosok orang baik-baik.
Selain pintar, periang dan pandai bergaul, keduanya memastikan, Sri Devi adalah sosok agamis yang taat beribadah.
7. Guru yang Periang
Semasa hidupnya, Sri Devi (34), merupakan wanita periang, kreatif dan pandai bergaul. Bahkan ia merupakan sosok guru andalan di SDN Desa Bintet Belinyu Bangka.
Namun kisah perempuan ini, tinggal kenangan. Berikut penuturan H Ramali, paman korban, sekaligus pengawas sekolah (SD) di Kecamatan. Belinyu kepada Bangka Pos Groups, Rabu (29/8/2018).
"Korban merupakan keponakan saya. Yang saya tahu, semasa hidupnya, almarhumah (Sri Devi) merupakan orang yang periang, keratif dan pandai bergaul," kata H Ramali ditemui Bangka Pos Groups, petang tadi.
Tak hanya itu, Ramali menyebut, keponakannya semasa hidup dekat dengan para murid dan masyarakat sekitar. "Banyak disenangi murid dan masyarakat. Bahkan almarhumah merupakan guru andalan," katanya.
Namun mengenai kisah pilu yang melanda korban dan suaminya terkait, keretakan rumah tangga berujung pembunuhan, Ramali mengaku tak tahu secara pasti. "Kalau soal itu saya tidak tahu. Yang jelas almarhumah punya seorang anak, yang masih SMP," katanya.
Teman dekat korban, Zulfikar mengatakan hal senada. Korban ia kenal semasa remaja merupakan sosok gadis yang taat beribadah. "Semasa hidupnya korban seorang yang agamis, guru SD teladan, periang, ulet dalam bekerja," katanya.
Zulfikar yang juga berasal dari Belinyu mengaku korban merupakan rekan pelajar satu angkatan dengannya di sekolah yang sama.
"Seangkatan dengan saya, satu SMP dan satu SMA, hanya SD yang beda sekolah. Dia SD 57 sedangkan saya SD 56. Almarhumah juga orangnya semasa sekolah dulu terhitung pintar dan penuh semangat," puji Zulfakar.(*)