Tak Hanya di Bandar Lampung, Hoaks Penculikan Anak Juga Terjadi di 4 Wilayah Ini dalam Sepekan
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID JAKARTA - Kabar penculikan anak kian marak beredar di masyarakat dan tersebar di media sosial.
Pihak kepolisian memastikan kabar penculikan anak dalam satu pekan ini adalah hoaks.
Selain di Bandar Lampung, hoaks penculikan juga terjadi di wilayah Jabodetabek sepekan ini.
Bandar Lampung
Isu penculikan anak membuat geger Madrasah Ibtidaiyah Ismaria Alquraniyah, di Kota Bandar Lampung, Jumat 26 Oktober 2018.
Sempat viral di media sosial dan grup-grup percakapan di ponsel, rupanya kabar tersebut hoaks alias berita palsu.
Semua berawal dari kedatangan tiga perempuan ke madrasah setingkat SD tersebut di Jalan Perum Polri, Kelurahan Rajabasa Raya, Kecamatan Rajabasa, Bandar Lampung.
Kepala MI Ismaria Alquraniyah, Syahrori, membenarkan tiga perempuan itu datang ke madrasah pada pagi hari dan menanyakan keberadaan muridnya.
Baca: Esti Rahayu, Peserta Tes SKD CPNS 2018 yang Raih Nilai Tertinggi di Hari Pertama
Karena murid yang mereka tanyakan tidak ada di MI Ismaria Alquraniyah, papar Syahrori, ketiganya lalu pergi.
"Jadi, bibi dua siswi kami itu salah sebut nama. Lalu, ada wali murid yang menduga mereka komplotan penculik anak. Langung yang berkembang di luar, ada penculikan di sekolah kami," ungkapnya di Polsek Kedaton.
Syahrori memastikan tiga perempuan tersebut, dua orang di antaranya dari Way Kanan, bukan penculik anak.
Ketiganya, jelas dia, datang ke MI Ismaria Alquraniyah untuk meminta surat pindah murid ke Way Kanan.
"Kami sangat menyayangkan ada wali murid yang langsung menilai tiga keluarga murid kami itu adalah terduga penculik," katanya.
Tri Lestari (40), satu dari tiga perempuan tersebut, menyatakan tidak benar ia hendak menculik anak.
Ia menjelaskan, kedatangannya bertujuan menemui dua keponakan, NB dan NA, yang duduk di kelas 1 dan 2 MI.
"Kami mau minta surat pindah dari sekolah dan mau bawa dua keponakan kami untuk pindah ke kampung halaman di Way Kanan," beber Tri.
"Tapi, belum sampai kami memberi keterangan ke pihak sekolah untuk jemput keponakan, spontan ada wali murid yang menganggap kami penculik," sambungnya.
Baca: Ini 5 Pelaku yang Membegal dan Membacok Anggota TNI di Bekasi, 2 Masih Buron
Warga Jalan RA Basyid, Kelurahan Labuhan Dalam, Kecamatan Tanjung Senang, Bandar Lampung, ini mengakui sempat salah menyebut nama keponakannya.
Tri beralasan jarang bertemu NB dan NA, sehingga lupa dan hanya ingat selintas nama keduanya.
Ibu di Malaysia
Tri menceritakan, dua keponakannya itu hidup di Bandar Lampung bersama dua saudara lainnya.
Ia mengungkapkan, ayah dan ibu dua keponakannya telah bercerai.
Sang ibu, tutur Tri, merantau ke Malaysia untuk bekerja sebagai tenaga kerja wanita.
"Mereka ini kurang perhatian. Hanya hidup empat kakak beradik, walaupun ibunya kirim uang Rp 500 ribu setiap bulan," tutur Tri.
"Ada kakak laki-laki yang ngurusi mereka. Orangtua mereka sudah lama pisah. Ibunya ke Malaysia jadi TKW setelah Lebaran Haji kemarin," sambungnya.
Karena kurangnya perhatian, jelas Tri, ia bermaksud mengajak dua keponakannya pulang ke Way Kanan. Tri pun menyesalkan ada wali murid yang menyangka mereka ingin menculik anak.
Baca: Tak Hanya 8 Anggota DPRD Kalteng yang Kena OTT KPK, Ada 6 Lagi dari Swasta
"Saya orang sini (Jalan RA Basyid, Labuhan Dalam). Dua bibi yang lain (Sri dan Lia) dari semalam tiba di Bandar Lampung," kata Tri yang mengaku kerabat NB dan NA dari pihak ibu.
Hoaks
Kapolsek Kedaton Komisaris Anung Handayanta memastikan tiga perempuan tersebut memang bibi dari dua siswi MI Ismaria Alquraniyah.
Ketiganya, ungkap dia, menjemput dua keponakan mereka pada pagi sekitar pukul 08.30 WIB.
"Mereka ini memang dari Way Kanan. Datang semalam (Kamis, 25/10, malam), mau jemput dua anak itu. Wali murid lainnya heboh, menduga ada penculikan. Tapi, itu tidak benar (hoaks)," ujarnya di polsek.
Anung juga membenarkan dua siswi berinisial NB dan NA ini tinggal bersama dua saudaranya di Bandar Lampung.
Selain memiliki seorang kakak, jelas Anung, keduanya memiliki seorang adik yang berumur dua tahun.
"Karena terlantar, pihak keluarga (tiga perempuan yang datang) berniat menjemput dan mengurus mereka. Sebab, orangtua (ibu) dua anak ini bekerja di Malaysia," katanya.
Baca: Guru Bahasa Indonesia Paksa 3 Siswinya Gigit Kaos Sepatu Hanya Gara Gara Ini
Polresta Bandar Lampung mengimbau masyarakat, termasuk wali murid, bijak menggunakan media sosial dan aplikasi percakapan di ponsel.
Ini terkait sempat viralnya hoaks penculikan murid MI Ismaria Alquraniyah di medsos dan grup-grup percakapan di ponsel.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Bandar Lampung Komisaris Harto Agung Cahyono menjelaskan, sebelum membagikan kabar ke medsos atau grup percakapan di ponsel, masyarakat harus memastikan terlebih dahulu kebenaran kabar itu.
"Jangan sampai jadi korban hoaks," kata Harto, Jumat (26/10).
"Dua siswi itu, berdasarkan keterangan kanit Reskrim Polsek Kedaton, sudah ditinggalkan kedua orangtuanya. Lalu, ada keluarganya yang peduli dan ingin membawa mereka pulang kampung. Tapi, disangka penculik," sambungnya.
Harto memastikan kabar adanya penculikan di MI Ismaria Alquraniyah tidak benar.
Meskipun demikian, pihaknya mengimbau para orangtua tetap waspada karena isu penculikan anak kini sedang merebak.
"Semua orangtua harus tetap waspada, karena kejahatan bisa terjadi di mana-mana dan kapanpun. Tapi, para orangtua juga harus menyaring dulu sebelum sharing ke medsos kalau dapat informasi," pesan Harto.
Baca: Tersangka Cabuli Lalu Bunuh Siswi SD yang Hendak Pulang, Korban Ditemukan Masih Pakai Seragam
"Jangan terpancing dengan hoaks yang menyatakan ada penculikan anak," ujar Wakapolda Lampung Brigadir Jenderal Angesta Romano Yoyol.
Yoyol berpesan agar masyarakat menahan diri. Apalagi, jelas dia, dalam beberapa peristiwa, ternyata orang yang diduga penculik adalah orang yang mengalami gangguan jiwa.
"Kami sudah mengarahkan anggota, terutama Bhabinkamtibmas (personel Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat), untuk melaksanakan tugas menanggapi isu penculikan," tandasnya. (byu/nif)
Bekasi
Polisi memastikan hoaks kabar seorang perempuan pura-pura gila lalu menculik anak di Jalan Al-Fallah 1, Kranji, Bekasi Barat, Kota Bekasi, Jawa Barat, Senin (22/10/2018) malam.
Dalam video yang diunggah akun Instagram @bekasi.terkini pada Selasa (23/10/2018) malam, tampak seorang perempuan yang dituduh pelaku penculikan anak.
Dalam video itu, anak dimasukkan ke dalam mobil dan si "penculik" kemudian disoraki warga.
Kapolsek Bekasi Kota Kompol Parjana mengatakan, tidak ada penculikan anak yang terjadi di Kranji pada Senin malam.
Ia membenarkan ada perempuan yang diamankan warga, tetapi perempuan itu tidak melakukan penculikan anak.
Perempuan itu bukan berpura-pura gila, melainkan mengalami gangguan kejiwaan. "Tidak ada penculikan cuma orang yang bikin heboh saja, itu hoaks.
Itu orang sakit bukan penculik, surat keterangan rumah sakit ada dan sudah dikembalikan ke keluarganya," kata Parjana.
Jakarta Selatan
Isu penculikan anak juga beredar di Kelurahan Bintaro, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Masih melalui media sosial, tampak video memperlihatkan seorang perempuan dikerumuni warga. Warga menyebut perempuan tersebut melakukan percobaan penculikan terhadap anak-anak.
Perempuan itu memberikan minuman dan mainan kepada anak-anak yang ditemuinya.
Warga menangkap perempuan itu.
Namun, perempuan itu berontak dan meracau seperti orang dengan gangguan jiwa.
Kapolsek Pesanggrahan Kompol Maulana mengatakan, perempuan tersebut bukan merupakan penculik anak.
Dari hasil pemeriksaan yang dibantu petugas Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan beserta psikater, perempuan itu disebut sedang menderita gangguan jiwa.
Jakarta Timur
Beredar sebuah video di media sosial mengenai dugaan penculikan anak di kawasan Cipinang Muara, Jakarta Timur.
Video yang diunggah akun @Jakarta_terkini tersebut merupakan rekaman CCTV yang diketahui terjadi pada Selasa (23/10/2018).
Ketua RT 013 RW 003 Kelurahan Cipinang Muara Danu Setio Nugroho mengatakan, kejadian tersebut terjadi tepat di depan rumahnya pada pukul 17.45.
Saat itu, dirinya yang sedang berada di dalam rumah mendengar bunyi motor terjatuh diiringi teriakan seorang anak perempuan yang meneriaki penculik.
Sontak dirinya segera berlari menghampiri sumber suara yang ternyata telah dikerumuni sejumlah warga.
"Jadi dari jauh, dekat rumah itu, si anak perempuan itu dia dibonceng sama (diduga) penculik. Mungkin karena diancam disuruh naik motor, HP-nya diambil, disuruh diam. Tapi, nyatanya anak ini histeris," ujar Danu.
Kanit Reskrim Polsek Jatinegara AKP Irwandi membantah adanya peristiwa penculikan anak yang terjadi di Cipinang Muara.
Irwandi menyebut, aksi tersebut bukan penculikan, melainkan penipuan.
Namun, karena korban masih di bawah umur, sehingga memunculkan persepsi masyarakat bahwa pelaku hendak menculik korban.
Pelaku yang diketahui berinsial W, lanjut dia, berpura-pura meminjam HP korban lalu membawa kabur.
"Bukan penculikan, dalam hal ini korban anak di bawah umur, sehingga timbul dispersepsi masyarakat bawah pelaku ingin menculik korban," kata Irwandi, Kamis (25/10/2018).
Depok
Isu penculikan tersebar di Depok, Jawa Barat.
Di wilayah ini, tersebar dugaan foto anak korban penculikan dan pembunuhan di Cibinong.
Pesan yang beredar itu berbunyi, "Foto dari Bintara Pembina Desa (Babinsa) Depok terlihat korban penculikan dan pembunuhan target anak-anak umur 3-5 tahun.
Korban diambil organ tubuhnya.
Pelaku sudah tertangkap 2 hari lalu warga Cibinong laki-laki dan perempuan.
Korban lainnya 3 anak diambil organ jantung dan mata.
Kita tetap waspada jaga anak cucu di rumah dan sekolahan.
Info ini bukan hoax, langsung dari petugas Babinsa saat patroli di komplek rumah tadi malam."
Polisi memastikan bahwa isu tersebut hoaks atau bohong.
Polisi telah mengecek ke Komando Distrik Militer (Kodim) dan tidak tidak ada info soal penculikan tersebut.
"Isu yang beredar soal Babinsa menginfokan adanya penculikan anak itu hoaks, kita sudah cek ke Kodim 0508 Depok dan mereka mengkomfirmasi tidak ada laporan itu," ucap Plh Kasubbag Humas Polresta Depok Firdaus.