Kisah Paspampres Soeharto Nyaris Adu Tembak dengan Agen Rahasia yang Kawal PM Israel, Akibat Lift

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Kisah Paspampres Soeharto Nyaris Adu Tembak dengan Agen Rahasia yang Kawal PM Israel, Akibat Lift.

Jangankan Pak Harto, Paus dan presiden Turki pun tak berani menginjakkan kaki mereka ke Bosnia karena keselamatan jiwa mereka terancam di sana.

Tetapi, Pak Harto tetap kukuh dengan pendiriannya, ia akan ke Bosnia saat itu juga.

Sementara di Bandara Internasional Zagreb, pesawat buatan Rusia jenis JAK-40, dengan nomor penerbangan RA 81439, telah tersedia.

Pesawat kecil berkapasitas 24 kursi itulah, yang akan mengangkut Pak Harto dan rombongan ke Bosnia.

"Selamat jalan, Pak! Hati-hati bapak-bapak yang lain!!" ujar para wartawan yang batal ikut ke Bosnia karena keadaan bahaya di sana, hanya dua orang wartawan saja yang ikut dalam rombongan Pak Harto.

Berselimut mantel hitam tebal, Pak Harto lantas naik ke pesawat.

Saat itu, ketegangan juga terlihat di raut muka Presiden kedua RI tersebut.

Pesawat segera lepas landas menuju Bosnia, dan saat perjalanan, anggota United Nations Protection Force (UNPROFOR), pasukan perdamaian PBB di Bosnia, segera membagikan lembaran kertas putih ke semua penumpang.

Isi dalam lembaran kertas itu adalah PBB tidak bertanggung jawab atas keselamatan penumpang selama perjalanan, termasuk bagi Pak Harto.

Pak Harto tanpa peduli lagi langsung membubuhkan tanda tangannya di kertas pernyataan tersebut,

"Dia main tanda tangan saja lho!" ujar salah satu sumber staf presiden.

Perjalanan serasa tegang sekali, dan saat mendarat di Bandara Sarajevo, pesawat yang ditumpangi Pak Harto sudah dibidik oleh senapan antipesawat udara kaliber 12,7 mm oleh pihak Serbia.

Sesampainya di Sarajaevo, Pak Harto mulai membandel lagi.

Ia melepaskan helm pelindung dan rompi antipeluru dari badannya.

"Eh, Sjafrie, itu rompi kamu cangking (jinjing) saja," ujar Soeharto pada Sjafrie Sjamsoeddin, komandan grup A pengaman presiden.

Sekarang, Pak Harto hanya mengenakan jas mantel hitam serta kopiahnya, sasaran empuk untuk ditembak oleh sniper.

Setelah itu, 40 anggota UNPROFOR, termasuk dari kontingen Garuda yang berasal dari Indonesia, segera memagari Pak Harto, dan ia disambut oleh Yasushi Akashi.

Tanpa penyambutan seremonial, tanpa lagu kebangsaan, dengan terburu-buru, Pak Harto dan rombongan lantas dimasukkan ke dalam panser lapis baja warna putih bertuliskan UN.

Perjalanan menuju Istana Presiden Bosnia, Alija Lzetbegovic segera dimulai.

Rombongan mulai was-was dengan perjalanan tersebut.

Bagaimana tidak, nantinya mereka akan melewati bukit-bukit yang disebut Sniper Valley, di mana para sniper Serbia sering bergentayangan untuk mencari mangsanya.

Saat melewati bukit itu, para sniper Serbia pastinya sudah mengarahkan bidikan ke arah rombongan panser Pak Harto.

Namun untungnya, semua berjalan lancar, dan beliau tiba dengan selamat di istana Presiden Bosnia.

Ketika Pak Harto keluar dari pansernya, ratusan penduduk Sarajevo berteriak sambil melambaikan tangan dengan hangat menyambut kedatangan beliau.

Presiden Bosnia, Alija Lzetbegovic segera mengajak Pak Harto masuk istananya, dan makan siang bersama.

Istana kepresidenan Bosnia saat itu kondisinya sangat memprihatinkan.

Kerusakan terlihat di sana-sini, tak ada air, dan jamuan makan pun hanya daging serta keju beku.

"Terasa betul daging yang dihidangkan sudah lama disimpan di freezer. Lalu, potongan kejunya… astaga… setipis potongan silet. Sungguh menyedihkan. Belum lagi, para pengawal istana yang melihat hidangan kami dengan ngiler. Mereka sudah lama tidak mencicipi makanan enak. Mengharukan sekali sehingga membuat kami juga jadi tak enak makan. Pergi ke kamar mandi. WC-nya tak ada air, hanya disediakan air dalam satu ember kecil saja. Istana pun seperti keadaan kantor biasa," ujar salah satu staf kepresidenan Indonesia.

Presiden Bosnia tampak bahagia sekali Pak Harto mau berkunjung ke negaranya, yang sedang dilanda perang.

Menurutnya, kunjungan beliau itu dijadikan semangat moril para rakyat Bosnia dalam melawan penindasan Serbia.

Kunjungan selama tiga jam itu akhirnya selesai.

Tutut Soeharto Akhirnya Ungkap Kelakuannya Bohongi Jenderal Orde Baru 50 Tahun Silam

Pak Harto pamit pulang ke Indonesia, walaupun saat itu terdengar tembakan meriam tak jauh dari Istana Presiden Bosnia.

Setelah meninggalkan Istana Presiden Bosnia, komandan pengawal pengamanan presiden, Sjafrie Sjamsoeddin bertanya kepada Pak Harto alasan beliau nekat berkunjung ke sana.

"Ya kita kan tidak punya uang. Kita ini pemimpin Negara NonBlok tetapi tidak punya uang. Ada negara anggota kita susah, kita tidak bisa membantu dengan uang, ya kita datang saja. Kita tengok. Yang penting, orang yang kita datangi merasa senang, morilnya naik dan mereka menjadi tambah semangat," jawab Pak Harto.

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Saat Kawal Soeharto, Paspampres Nyaris Adu Tembak dengan Pengawal PM Israel, Sudah Todongkan Senjata

Berita Terkini