Tribun Bandar Lampung

Dewan Pendidikan Lampung: Bentrok antar Mahasiswa UIN Mencoreng Institusi Pendidikan

Penulis: Eka Ahmad Sholichin
Editor: Reny Fitriani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mahasiswa menggelar aksi di gedung Rektorat UIN Raden Intan Lampung, Rabu, 28 November 2018. Aksi tersebut merupakan buntut ricuhnya Pemira di Fakultas Tarbiyah UIN Raden Intan Lampung.

Di lain pihak, ada kubu mahasiswa yang tidak sependapat dengan aspirasi tersebut. Sempat terjadi saling sindir hingga memuncak menjadi baku hantam di antara kedua kubu sekitar pukul 10.30 WIB.

Dalam peristiwa itu, kedua kubu saling lempar kursi. Satu unit tenda roboh.

Aparat keamanan kampus pun berupaya melerai.

Tak kurang 10 mahasiswa dari kedua belah pihak mengalami luka-luka akibat kericuhan ini.

Belum puas menyuarakan tuntutan di Fakultas Tarbiyah, massa salah satu kubu melakukan unjuk rasa di depan Gedung Rektorat.

Jumlah massa pun bertambah dari puluhan menjadi ratusan.

Sebagian di antaranya masuk ke dalam gedung.

Sementara di luar gedung, beberapa mahasiswa membakar ban.

Tak hanya pemira ulang cagub-cawagub, massa juga menuntut pemira ulang Calon Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa BEM UIN.

Calon Presiden Mahasiswa Imam Setia Hagi menilai, proses demokrasi kampus UIN telah tercederai.

Ia berharap pemira berjalan lancar tanpa hal negatif.

"Ini kan miniatur demokrasi, harusnya yang baik, bukan sebaliknya. Karena harapannya nanti, demokrasi yang baik ini kami aplikasikan ke dunia nyata," kata capres dari Fakultas Ushuluddin itu melalui ponsel.

Calon Wakil Presiden Mahasiswa dari kubu lainnya, M Ali Marza Dinata, menyatakan, proses dan tahapan pemira telah tertuang dalam peraturan.

Selain itu, ada perangkat pemilihan seperti halnya pemilu, mulai dari komisi pemilihan dan panitia pengawas.

"Kami berharap ada keadilan dari pihak panwas pemira universitas," ujar Ali melalui ponsel.

Halaman
123

Berita Terkini