"Masih ada yang tinggal. Tapi jumlahnya sudah tidak banyak lagi," Mirja.
Ardy, penggiat literasi Perahu Pustaka, mengatakan, warga yang masih bertahan kini tinggal di pengungsian di bukit.
"Warga ini masih mengungsi di tenda-tenda. Masih ada wanita dan anak-anak juga," terang dia.
Plt Bupati Lampung Selatan Nanang Ermanto mengatakan, pemerintah akan mengirim bantuan sembako kepada warga yang masih tinggal di Pulau Sebesi.
Tetapi, Nanang meminta semua warga Pulau Sebesi untuk mengungsi dengan menumpang kapal nelayan.
"Kita akan mengirimkan bantuan bagi warga yang masih di Sebesi dan Sebuku. Pasokan sembako akan kita kirim," kata Nanang.
• UPDATE TSUNAMI LAMPUNG - Gunung Anak Krakatau Semburkan Awan Panas ke Arah Selatan
Ribuan Warga Dievakuasi
Ribuan warga Pulau Sebesi dan Pulau Sebuku dievakuasi ke Bakauheni menyusul erupsi Gunung Anak Krakatau, Rabu, 26 Desember 2018.
Sejak akhir pekan kemarin, debu vulkanik dari aktivitas Gunung Anak Krakatau menyelimuti pulau.
Suara letusan Gunung Anak Krakatau pun terus terdengar sepanjang hari.
"Sekarang debu Gunung Anak Krakatau menyelimuti pulau, dan suara letusannya semakin kuat. Karenanya, kita minta dievakuasi, khawatir dengan aktivitas Gunung Anak Krakatau," kata Suganda, warga Pulau Sebesi yang dievakuasi.
Abdul Raham, warga lainnya, mengaku setiap kali ada suara letusan selalu diikuti dengan kilat yang menakutkan.
Pemandangan seperti itu, imbuhnya, sebelumnya tidak pernah terjadi, meski aktivitas Gunung Anak Krakatau meningkat.
"Kondisinya sangat mencekam. Debu Gunung Anak Krakatau mulai menyelimuti Pulau Sebesi. Suara gelegar letusan juga sangat kuat," kata dia.
Aktivitas Gunung Anak Krakatau itulah yang membuat warga Pulau Sebesi meminta dievakuasi ke darat.