Tarif satu wanita yang ia tawarkan ke lelaki hidung belang sebesar Rp 500 ribu sampai Rp 600 ribu.
Ia juga mengaku sudah memiliki enam anak didik yang sering ia tawarkan kepada para pelanggan.
"Kalau yang saya tawarkan ke pelanggan sudah pernah dipakai sama dia, ya saya cari lain dengan minta sama kawan.
Nanti kawan kasih stoknya. Ya macam-macam. Ada yang minta pelajar ada juga mahasiswi," katanya.
H juga membeberkan, pelanggan yang kerap menggunakan jasanya mulai dari remaja hingga pejabat pemerintah daerah.
Ketika ditanyakan siapa pejabat yang kerap meminta jasanya, ia hanya menyebut dua nama kabupaten di Lampung.
"Pejabat ada, tapi dari luar," terangnya.
Pengakuan serupa juga disampaikan LR. Ia bertugas sebagai pencari wanita yang mau diajak esek-esek.
Tak jarang, bahkan dirinya juga kerap turun langsung untuk memuaskan nafsu para hidung belang.
"Kan mereka butuh, saya cuma bantu. Mereka butuh pemuas, saya butuh uang," pungkasnya.
Sejumlah masyarakat di Kota Metro meminta pemerintah bertindak tegas untuk mengeluarkan imbauan dan kebijakan larangan menginap bagi pasangan bukan suami istri.
"Ini sudah terungkap kan. Pemerintah harus tegas, kasih larangan hotel-hotel itu agar tidak mengizinkan pasangan yang bukan suami istri menginap satu kamar.
Ubah citra buruk yang baru saja melekat untuk kota pendidikan ini," beber Hasan warga Ganjar Agung, Metro Barat, Selasa (25/12).
• Pengakuan Mengejutkan Eks Muncikari Prostitusi Artis, Pengguna Jasa PSK Artis adalah Pejabat
• Setelah Vanessa Angel, Polisi Juga Ungkap Daftar 5 Artis Lain Terlibat Jaringan Prostitusi Online
• Nama-nama Perwira di Polda Lampung yang Dipromosikan dan Dimutasi, Ada Sosok Jadi Sorotan
Hal senada diungkapkan Nurdian, warga Metro Timur. Ia menilai, banyaknya kos-kosan membuat peluang disalahgunakan.
Sehingga perlu kontrol yang kontinu agar tidak terjadi penyimpangan.