Berita Lampung

Bandingkan Enaknya, Durian Tapak Indun Rajabasa Lamsel dan Durian Buaya Gunung Gijul Lampung Utara

Editor: Safruddin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase foto: Daging durian tapak indun Rajabasa terlihat tebal dan festival durian di Gunung Gijul, Lampung Utara.

Menurut dia, kontes dapat menumbuhkan semangat masyarakat untuk mencari produk perkebunan, yang mempunyai nilai ekonomi tinggi bagi rumah tangga masing-masing.

Dia pun meminta desa yang memiliki potensi perkebunan dapat fokus pada jenis produk tertentu.

Sehingga, desa bisa menjadi destinasi wisata dan bisa menambah pemasukan di desa.

Ia menuturkan bahwa kegiatan serupa juga dilaksanakan di desa-desa lainnya.

Mengingat, durian diproduksi hampir dari seluruh wilayah di Bumi Andan Jejama.

Ia mengungkapkan, Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu kabupaten di Lampung yang mengembangkan tanaman durian, selain tanaman pisang, jeruk, kelengkeng, alpukat, dan manggis.

Durian turut menempati posisi sebagai komoditas hortikultura unggulan di Kabupaten Pesawaran, yang keberadaannya layak diperhitungkan.

"Jumlah tanaman durian di Kabupaten Pesawaran sebanyak 494.537 pohon, produksi 14,9 ton per musim, tersebar di 11 kecamatan wilayah Kabupaten Pesawaran," ungkapnya.

Walaupun jumlah pohon durian di Kabupaten Pesawaran cukup banyak, lanjut dia, produksi dan kualitas masih rendah dan banyak pasokan dari daerah lain.

Hal itu karena petani masih belum menggunakan teknologi budidaya yang tepat, dan belum menggunakan varietas yang unggul.

Karena itu, kata dia, upaya meningkatkan produksi dan kualitas buah durian yang baik di Kabupaten Pesawaran perlu menghasilkan varietas unggul baru, dengan cara mengeksplorasi varietas lokal dengan memanfaatkan plasma nutfah yang ada.

Sehingga, menurut dia, pencarian calon tanaman induk yang unggul perlu dilakukan, dalam hal umur,
rasa, dan aroma dan khas duren Kabupaten Pesawaran.

Tapak Indun Ratunya Durian

Bagi para penggemar buah durian, daerah kaki gunung Rajabasa di Lampung Selatan menjadi surganya buah beraroma tajam ini.

Pasalnya daerah sudah lama dikenal sebagai salah satu daerah penghasil durian.

Saat musim durian berbuah (Januari - Februari), maka para penggemar buah berduri ini dapat dengan mudah mencari penjualnya di Kalianda dan di sepanjang Jalinsum di daerah kaki gunung Rajabasa.

Karena durian menjadi salah satu spesies tanaman pohon yang banyak tumbuh di gunung Rajabasa.
Karena itu kawasan kaki gunung ini memiliki beberapa durian unggulan.

Pada musim panen durian di bulan Januari 2019 ini, UPTD Kesatuan Pengelola Hutan (KPH) XIII yang meliputi kawasan hutan register Way Pisang, Gunung Rajabasa dan Batu Serampok menggelar lomba durian unggulan.

Lomba ini diikuti oleh Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) di kaki Gunung Rajabasa yang ada di kecamatan Kalianda, Rajabasa, Penengahan dan Juga Bakauheni.

Lomba diikuti oleh 35 peserta. Ada 6 krateria penilaian. Meliputi berat buah, aroma, bentuk daging buah, ketebalan daging buah, citarasa daging buah dan tektur daging buah.

Kegiatan lomba digelar di kantor UPTD KPH XIII di Kalianda pada Rabu (23/1).

Durian yang keluar sebagai juara dalam lomba ini yakni durian Tapak Indun dari LPHD Jondong, Kalianda.

Sedangkan untuk peringkat kedua durian Temiyang dari LPHD Tanjung Gading dan peringkat III durian Silodong dari LPHD Way Kalam.

Menurut Iqbal, salah satu anggota tim juri dari lomba durian lokal gunung Rajabasa yang digelar oleh KPH XIII.

Durian Tapak Indun memiliki ukuran yang cukup besar. Lalu memiliki daging yang tebal, tekstur yang bagus dan lembut serta rasa tepat di lidah.

"Secara ukuran durian Tapak Indun ini cukup besar. Dagingnya tebal dan berwarna kuning. Tektur dagingnya lembut dan rasanya manisnya angat pas dilidah," kata dia.

Menurut Basri dari LPHD Jondong, durian Tapak Indun merupakan durian unggulan dari daerah Jondong Kalianda.

Sebenarnya, kata dia, ada beberapa varitas durian lainnya di wilayah LPHD Jondong. Seperti durian dukat, durian cabang tiga dan tembaga.

"Tetapi untuk durian Tapak Indun ini memang sudah lama terkenal. Tetapi memang belum pernah diikutkan dalam lomba," ujar dirinya.

Durian Tapak Indun ini merupakan salah satu jenis durian yang sudah lama ada di wilayah Jondong, Kalianda.

Bahkan menurut Basri, usianya sudah lebih dari 100 tahun. Keunggulan dari durian Tapak Indun ini, walau pun sudah 3 hari jatuh dari pohon.

Tidak berubah tetap manggal dan rasanya tidak berubah tetap pulen dan dagingnya tidak lembek.

"Durian Tapak Indun ini memang asli Jondong. Daging durian ini dikenal memiliki tektur yang pulen dan tidak lembek, seperti kebanyakan durian lainnya," ujar Basri.

Dirinya berharap sebagai salah satu durian unggulan dari kaki gunung Rajabasa.

Ia berharap durian Tapak Indun kedepan bisa dikembangkan hingga menjadi icon durian dari kabupaten Lampung Selatan.

Sehingga durian Tapak Indun ini tidak hanya dikenal oleh masyarakat Kalianda dan sekitarnya.

Tetapi juga bisa dikenal oleh masyarakat luar Lampung. Seperti halnya durian Bankok.

"Dengan dikenal luasnya durian Tapak Indun ini juga bisa mengangkat pamor dari durian lokal. Bisa dikenal lebih luas hingga ke luar daerah," kata Basri.(ang/dik/ded)

Berita Terkini