Pesan Terakhir untuk Tutut
Menjelang tutup usia, Soeharto sempat memberikan pesan terakhir secara khusus kepada anak mbarep-nya, Tutut.
Menurut Tutut, Soeharto meminta Tutut melakukan sejumlah kebaikan.
Antara lain, Soeharto meminta Tutut agar menjaga kerukunan, dan tidak menggunakan yayasan bentukan Soeharto untuk kepentingan keluarga.
“Teruskan apa yang sudah bapak lakukan, membantu masyarakat yang membutuhkan uluran tangan kita. Jaga baik-baik yayasan yang bapak bentuk. Manfaatkan sebanyak-banyaknya untuk membantu masyarakat,” berhenti sejenak. “Jangan kalian pakai untuk keperluan keluarga.” tulis Tutut.
Tak diketahui, apakah kepada anak lain, Soeharto juga sempat mengucapkan salam perpisahan.
"Tanyakan pada Tutut saja"
Para dokter ternyata masih menaruh segan juga pada The Smiling General.
Hal itu bisa dilihat dari tulisan Tutut.
Saat itu, dokter yang akan mengambil tindakan, dibuat segan dan harus menanyakan keputusan akhir pada Soeharto dulu.
Sore harinya, bapak agak drop kesehatannya, tim dokter bertanya pada bapak : “Bapak, kami akan memeriksa bapak ya.”
Bapak menjawab : “Tanyakan pada Tutut saja.”
Para dokter agak bingung lalu menyampaikan pada saya. Saya sampaikan, “Ayo saya temani periksa bapak,”
Pada malam harinya, kebetulan saya dan Mamiek jaga bapak. Bapak kelihatan drop sekali.
Tapi setiap kami tanyakan, bapak ada yang sakit, bapak hanya geleng kepala.
Soeharto tidur terakhir bersama Sigit
Hal itu dikisahkan oleh Tutut :
Kami berdua ke kamar bapak. Bapak, ditemani Sigit, nampak tertidur dengan tenang tapi sudah tidak membuka mata. Kami putuskan memanggil semua keluarga.
Sesampainya semua di rumah sakit, satu persatu saya minta semua cium tangan bapak, sambil saya dan adik-adik membimbing bapak, membisikkan di telinga bapak, untuk istighfar dan bertasbih.
Salah seorang dari perawat bapak, ikut membisikkan terus khalam Ilahi sampai terhenti nafas bapak.
Soeharto meninggal dunia 27 Januari 2008 pada usia 86 tahun dan dimakamkan di Astana Giribangun, Karanganyar, Jawa Tengah. (tribunnews / tribun lampung / tribun jateng)