Menurut Teknisi Forensik Instalasi Kamar Mayat RSUDAM, Amri Manik, jenazah korban diantar pukul 17.30 WIB.
Amri mengatakan, dari hasil pemeriksaan korban mengalami patah tulang tengkorak.
"Kemudian memar pada dahi kiri kemudian lengan kiri dan dada sisi kiri pada tungkai kiri memar, dan patah patahnya tulang tengkorak pipi kiri dan rahang bawah," jelasnya.
Apakah korban meninggal di lokasi kejadian? Amri tidak bisa memastikannya.
"Karena korban sempat dibawa ke rumah sakit terdekat sebelum ke sini (RSUDAM)," ucapnya.
Sekitar pukul 21.25 WIB, jenazah korban akhirnya dibawa ke rumah duka menggunakan mobil ambulans.
Kerabat Tyas yang berada di ruang Instaslasi Forensik dan Kamar Jenazah meninggalkan lokasi.
Pernah Patah Hati
Sejauh ini motif Tyas melakukan bunuh diri masih menjadi teka-teki.
Djino (76), kerabat korban, mengatakan, menyebut Tyas memang sedang patah hati. "Kata orangtuanya memang putus cinta.
Ceweknya diterima polwan," ujar Djino, saat ditemui Tribun di RSUDAM, Jumat malam.
Djino menambahkan, setelah pacarnya menjadi polisi wanita (polwan), Tyas sudah tidak pernah bertemu.
Sementara itu, mengutip dari percakapan Asnawi, ayah korban, dengan seorang dosen Itera, diketahui bahwa Tyas adalah anak pertama dari empat bersaudara. Asnawi juga tak tahu menahu motif putra sulungnya itu nekat melakukan bunuh diri.
Meski begitu, ia mengakui Tyas pernah punya pacar yang belakangan menjadi polwan.
"Kemudian gak ada komunikasi, dengan keluarga juga, masih lanjut gak tahu, tapi katanya temennya sudah putus," tandasnya dalam percakapan tersebut.