"Memang sekitar seminggu yang lalu saya punya firasat kalau kakak saya ini kayaknya berubah sampai 180 derajat," katanya.
Dwikei menuturkan, selama ini hubungan dirinya dengan Tyas memang "kurang akur".
Meskipun hanya sebatas cekcok mulut antara kakak dan adik.
"Ya, sering berantem biasa saja, gak sampe gimana-gimana. Mungkin itu bentuk perhatian dan kasih sayang dia (Tyas) untuk saya," ujarnya.
• BREAKING NEWS - Korban Bunuh Diri di Transmart Lampung Mahasiswa Geofisika, Itera Ucapkan Duka Cita
Namun, seminggu terakhir ini, Tyas menunjukkan perilaku royal kepada Dwikei.
Tyas kerap memberikan uang saku, termasuk pada Jumat lalu, ketika Dwikei hendak berangkat ke sekolah.
"Selama ini gak pernah dikasih uang ama dia (Tyas), tapi belakangan, dan pas kemarin (Jumat) saat mau berangkat sekolah tiba-tiba dikasih uang saku," katanya.
Menurut Dwikei, uang saku yang diberikan memang tak besar, karena Tyas pun masih berstatus mahasiswa.
Belakangan, Dwikei merasa uang saku itu adalah pertanda bahwa Tyas akan pergi untuk selamanya.
Karena itulah, ia langsung kaget begitu mendapat bagar Tyas meninggal setelah loncat dari lantai 3 Transmart.
"Saya merasa kalau kakak saya itu mau meninggalkan saya untuk selamanya. Tapi gak pernah saya bilang kepada orangtua, saya diamkan saja karena gak percaya," katanya.
Sementara itu, Sekretaris Prodi Teknik Geofisika Itera, Maria Sudibyo, mengatakan, Tyas adalah mahasiswa semester VI Teknik Geofisika.
Menurut dia, almarhum selama ini dikenal baik dan pendiam.
Sebelum peristiwa nahas tersebut, Maria menyebut Tyas masih berada di kampus Itera.
Ia kuliah mulai pukul 09.30 WIB hingga sesi berakhir sebelum salat Jumat. "Setelah kuliah nomornya tak bisa dikontak lagi," katanya.