Kondisi Terkini Ahmad Dhani: Menangis Tersedu & Keuangannya Menipis, Tulis Surat ke Mantan Jenderal
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Ahmad Dhani menangis tersedu di ruang sidang PN Surabaya, saat menjalani sidang lanjutan kasus vlog ‘idiot’, Selasa (26/2/2019).
Ahmad Dhani menangis saat memberikan ucapan selamat ulang tahun ke-8 kepada anaknya, Safeea.
Ucapan tersebut terlontar saat majelis hakim menunda sidang beragendakan mendengarkan keterangan saksi.
“Selamat ulang tahun untuk anakku tercinta Safeea Ahmad,” ucapnya, seperti dikutip Tribunlampung.co.id dari Surya.
Lantas Dhani berdiam sejenak mendoakan anaknya, sembari matanya berkaca-kaca.
Kemudian Dhani tak kuasa menahan tangis seraya berucap, "maaf ayah tidak bisa hadir.”
Seketika tangis Dhani pecah sembari meninggalkan Ruang Sidang Cakra, PN Surabaya, Selasa, (26/2/2019).
Saat dibawa ke ruang jaksa, para simpatisan menyanyikan lagu ‘Panjang Umurnya’.
• Terungkap Sosok Wanita Cantik Bermesraan di Mobil Bareng Oknum Pejabat Pringsewu
Ahmad Dhani ditahan di rutan Kelas 1 Surabaya di Medaeng Waru-Sidoarjo, Jawa Timur atas kasus pencemaran nama baik akibat vlog "Idiot" yang dibuatnya.
Sebelumnya Ahmad Dhani ditahan di Rutan Cipinang, Jakarta Timur karena kasus ujaran kebencian.
Di tengah proses hukum masih berjalan, kuasa hukum Ahmad Dhani mengungkapkan kondisi keuangan keluarga musisi Ahmad Dhani (46) kini semakin menipis.
Hal itu terjadi selama Dhani mulai ditahan sejak 28 Januari 2018 lalu, usai divonis bersalah akibat kasus ujaran kebencian oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Menurut kuasa hukum Dhani, Ali Lubis, kondisi keuangan kliennya menurun karena tak bisa bekerja selama mendekam di tahanan.
"Karena selama Mas Dhani ditahan, info yang saya terima bahwasanya pendapatan dari sisi finansial kurang karena dia tidak bekerja," ucap Ali seperti yang kutip dari Kompas.com saat ditemui di Pengadilan Tinggi Jakarta, kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Rabu (27/2/2019).
Lantaran hal itu, Ali menyarankan agar pihak pengadilan mempertimbangkan surat permohonan penangguhan penanahan terhadap Dhani yang mereka ajukan.
"Dilihat dari sisi kemanusiaan kita tahu Ahmad Dhani ini kepala rumah tangga yang mencari nafkah.
Artinya beliau punya dua anak yang masih kecil yang membutuhkan biaya hidup, sekolah," ujar Ali.
Selain itu, Ali juga menyatakan bahwa sikap kooperatif Dhani bisa menjadi salah satu pertimbangan agar kliennya bisa maksimal untuk menghidupi keluarga.
"Dari awal Mas Dhani kan kooperatif, bahkan vonis terakhir dia hadir tidak pernah mangkir."
"Itu seharusnya menjadi perhatian juga dari majelis hakim," pungkas Ali.
Surat Ahmad Dhani untuk Jenderal Ryamizard
Ahmad Dhani menulis surat yang ditujukan ke Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu.
Surat dari Ahmad Dhani ini berjudul 'Surat kepada Jenderal Ryamizard Ryacudu'.
Pengacara Ahmad Dhani, Hendarsam Marantoko membenarkan kliennya memang menulis surat tersebut.
"Sudah terkonfirmasi dari Ahmad Dhani Prasetyo," ujar Hendarsam Rabu (27/2/2019).
Dalam suratnya ke Ryamizard, Dhani menceritakan kisahnya yang divonis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan sebagai pengujar kebencian berdasarkan SARA.
Pentolan grup band Dewa 19 ini mengatakan dirinya divonis sebagai anticina dan antikristen.
Menurut Dhani, Ryamizard tidak akan percaya bahwa dirinya disebut anticina dan antikristen.
Sebab, kata dia, hal itu dibuktikan dengan banyaknya saudaranya beragama Kristen serta partner bisnisnya kebanyakan orang Tionghoa.
"Tapi kenyataannya saya divonis begitu," kata dia.
Dhani juga menceritakan bagaimana dirinya selama ini hidup dengan darah NKRI yang bergelora.
Menurut dia, Ryamizard merupakan saksi hidup Dhani sebagai orang yang mencintai NKRI.
"Saat kakanda adalah Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), pada tahun 2003 kakanda perintahkan Band Dewa 19 memberi semangat warga Aceh untuk tetap setia kepada NKRI," tulis Dhani mengutip Tempo.co.
Dhani bertutur, saat itu, dia dan teman-temannya konvoi keliling Aceh di atas tank milik TNI.
Hal ini, menurut Dhani, merupakan bukti dirinya setia pada NKRI.
"Bisa saja GAM menembaki saat itu, tapi kami teriakkan NKRI harga mati," ucapnya.
"Kalau sekedar ngomong 'Saya Indonesia Saya Pancasila' itu tidak sulit jenderal."
Dhani mengatakan konvoi di atas tank kala itu sangat berisiko.
Dia menuturkan, banyak kaum separatis yang siap mendekat dan menembaki dia dan personel Dewa 19 lain kapan pun.
"Tapi kami tetap menyanyikan lagu Indonesia Pusaka," katanya.
Dari pengalaman itu, Dhani mengaitkannya dengan keanehan atas kondisinya saat ini.
Dia mempertanyakan kenapa dirinya malah ditahan setelah upaya banding atas kasusnya.
"Saya malah ditahan 30 hari oleh Pengadilan Tinggi," katanya.
Menurut Dhani, seharusnya dia tak ditahan karena menjalani sidang dalam perkara ini.
Sebab, kata dia, ancaman hukumannya di bawah 4 tahun yang membuatnya tak perlu ditahan.
Dalam surat itu, Dhani juga mengatakan bahwa dirinya tidak sedang berkeluh kesah atas keadaan selama ini.
Menurut Dhani, surat ini lebih menceritakan situasi politik sekarang yang ada di Indonesia.
Ia pun menyinggung nama Moeldoko terkait "perang total".
"Apakah saya korban perang total seperti yang dikabarkan Jenderal Moeldoko? mudah-mudahan tidak," tulisnya.
"Tapi di penjara, saya meraskan tekanan yang luar biasa."
Surat untuk Ryamizard ini diakhiri Dhani dengan kutipan "Demikianlah kakanda jenderal, saya melaporkan dari sel penjara politik."
Dhani juga turut menuliskan bahwa dirinya rindu akan sop buntut buatan Nyonya Ryamizard Ryacudu. (*)
• Ahok BTP Jawab Isu Negatif, Buka-bukaan Harta Gono Gini Usai Cerai dari Veronica Tan