Kak Seto mengatakan, AG didiagnosis mengalami keterbelakangan mental alias disabilitas.
Dia menilai kondisi tersebut karena faktor lingkungan.
"Pada dasarnya, dia (AG) cukup potensial kok. Ada secercah kecerdasan yang mungkin tersembunyi. (Keterbelakangan mentalnya) Lebih karena faktor lingkungan," tuturnya.
Kak Seto mengatakan, perilaku AG seperti anak berusia 7 tahun.
Ia lebih terlihat seperti anak-anak daripada gadis berusia 18 tahun.
Meski begitu, Kak Seto menilai AG memiliki daya ingat yang cukup bagus. Komunikasinya juga cukup baik.
Oleh karena itu, Kak Seto berharap ada lingkungan yang lebih kondusif untuk bisa meningkatkan potensi AG.
Terlebih lagi, AG bisa mendapatkan haknya mengecap pendidikan.
Kak Seto menilai kondisi AG tersebut karena sebelumnya terkungkung di dalam rumah dan kurang mendapat edukasi.
Kak Seto percaya, Pemkab Pringsewu bisa mengoptimalkan potensi AG.
• Kak Seto Sarankan Satu Keluarga Pelaku Inses di Pringsewu Dikebiri Kimiawi
Awal Mula Kekerasan Seksual
Tarseno dari Satgas Pemerhati Anak Berbasis Masyarakat Pekon Panggungrejo mengatakan, AG sejak usia tiga tahun tinggal dengan ibunya.
Itu setelah ibunya berpisah dengan JM (44), ayah AG.
Bersama ibunya, AG diajak bekerja ke kota.
Namun setiap kali ibu bekerja, AG ditinggal dan dikurung di dalam rumah.