Gegana Temukan Bom di Atap Rumah: Untung Gak Meledak di Sini, Jadi Apa Kampung Ini kalau Meledak

Penulis: hanif mustafa
Editor: Heribertus Sulis
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana penangkapan terduga teroris asal Lampung di Jalan Sam Ratulangi, Gang Suhada, Kelurahan Penengahan Raya, Kecamatan Kedaton, Bandar Lampung, Sabtu, 9 Maret 2019 malam.

Gegana Temukan Bom di Atap Rumah: Untung Gak Meledak di Sini, Jadi Apa Kampung Ini kalau Meledak

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Warga yang tinggal di dekat kediaman terduga teroris Lampung yang ditangkap Densus 88 di Penengahan, Kedaton, Bandar Lampung waswas dengan peledak yang disita polisi.

Ketua RT 3 LK II Gang Suhada Penengahan Raya, Saiung Siswomulyono menuturkan, penangkapan terhadap RS alias PS berlangsung sore hari, namun RS baru dibawa polisi selepas isya.

Sebab, polisi saat itu masih mencari bom yang disembunyikan RS. Bom baru ditemukan setelah tim Gegana turun.

"Jadi bomnya itu ketemu gak lama setelah Gegana datang. Ditaruh di atas genteng tetangga. Kebetulan posisi rumah di depan halaman rumahnya. Kan rumah tetangganya di bawah rumahnya," jelas Saiung.

"Untung gak meledak di sini. Jadi apa kalau meledak kampung ini," tambah dia.

Saiung mengatakan, barang yang diduga bom baru dibawa sekitar pukul 04.00 WIB, Minggu. "Saya gak tahu bentuknya seperti apa, hanya ada tas warna hitam biasa, satu," tandasnya.

Berita Lampung Terpopuler hingga Hari Ini: Bapak Kos Cabuli Siswi, Detik-detik Teroris Ditangkap

Menghilang Satu Bulan

Terduga teroris RS alias PS sempat dilaporkan keluarganya menghilang kepada pihak kepolisian.

RS pergi tanpa pamit selama satu bulan pada Desember 2018 lalu.

Ia pergi membawa serta adiknya F, berusia 12 tahun, yang masih SD.

"Dia pergi tanpa pamit. Gak bilang-bilang, pergi begitu aja. Gak bawa apa-apa. Dia menghilang satu bulan, membawa adiknya. Jadi saya lapor ke polisi bahwa kehilangan anak," tutur DM, ibu dari RS yang ditemui di rumahnya Jalan Samratulangi, Penengahan Raya, Kecamatan Kedaton, Minggu (10/3/2019).

Saat pergi itu, RS membawa motor. Usai menghilang selama satu bulan, RS tiba-tiba pulang dan tidak cerita apa-apa serta tidak membawa motornya lagi.

"Saya tanya, katanya dia di Serang. Mungkin otaknya sudah kecuci. Gak tahulah," cerita DM.

Namun usai pulang dari Banten, RS kembali pergi entah ke mana selama satu minggu.

"Tapi dia tidak bawa lagi adiknya. Karena selepas balik dari Serang, adiknya langsung saya pisah," tambah DM.

Semenjak pergi ke Serang itu, kata DM perilaku RS mulai berubah.

"Saya itu sempat curiga dengan prilaku anak saya. Saya pesen ke ke dia (RS) jangan sampai melanggar hukum kerena kita ada undang-undangannya," katanya.

Namun pesan ibunya itu rupanya dibantah oleh RS.

"Malah dia jawab bilang jangan takut sama Undang-undang gitu, ya saya bilang sama suami, terus kami cerita sama Bhabinkamtibmas atas perubahan anak saya ini," tandasnya.

• Mimpi Cium Kaki Ibu, Terduga Teroris Asal Lampung Pulang dari Palu

Terpisah Ketua RT 3 LK II Gang Suhada, Penengahan Raya, Saiung Siswomulyono mengatakan, sebelum ditangkap polisi, RS sempat pergi ke Palu setelah sebelumnya pergi ke Serang.

Baru sekitar 20 hari lalu, RS pulang ke rumah orangtuanya. Selama 20 hari itu, RS terlihat tidak pernah keluar rumah.

"Awalnya sih sering keluar ke masjid. Tapi setelah dari Palu di rumah saja," sebutnya.

RS terus dia, baru pulang setelah bermimpi bersimpuh di kaki ibunya.

"Alasan pulang mimpi nyium kaki maknya. Pulang ke sini gak ada ongkos, akhirnya jual handphone," jelasnya.

Pemuda ini dikenal warga sosok yang pendiam dan kurang bersosialisasi sejak kecil.

"Dia itu pendiam, gak pernah menegur siapa pun di jalan baik kawan muda dan orang tua, main selonong boy," ungkapnya.

Menurutnya, RS juga tidak punya teman di Kampung Penengahan. RS juga dikenal tidak suka melihat orgen tunggal.

RS bahkan pernah melempar rumah orang yang sedang menampilkan orgen tunggal.

"Itu sebelum dia pergi ke Banten. Ya, hanya sekali," cerita dia.

RS belum berkeluarga alias masih bujang. Sebelum pergi ke Banten dan Palu, RS sempat berdagang tas di perempatan Sukamenanti.

RS juga pernah menjual batu akik saat musim batu akik.

Jaringan Abu Hamzah

Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Polda Lampung menangkap seorang terduga teroris berinisial RS alias PS (23), warga Jalan Sam Ratulangi, Penengahan Raya, Kedaton, Sabtu (10/3/2019), sekitar pukul 17.00 WIB.

RS diduga hendak melakukan amaliyah bom di markas kepolisian Lampung dan Jakarta.

RS diduga merupakan jaringan Abu Hamzah.

Penangkapan RS sendiri berdasarkan pengaduan orangtua RS kepada pihak kepolisian.

Orangtua RS merasa perilaku anaknya berubah pasca sering bepergian ke berbagai tempat.

Tak ingin anaknya melakukan hal-hal yang merugikan orang banyak, orangtua pun mengizinkan polisi untuk mengamankan sang anak.

Dari hasil pengamanan, polisi mendapatkan barang yang diduga bom.

Barang tersebut terdiri campuran potasium klorat, switching on off.

• Berita Lampung Terpopuler hingga Hari Ini: Bapak Kos Cabuli Siswi, Detik-detik Teroris Ditangkap

Barang diduga bom itu disimpan di atas loteng rumah tetangganya berinisial L.

Kapolda Lampung Irjen Pol Purwadi Ariyanto mengungkapkan bahwa RS saat ini telah ditangani Desus 88 Anti Teror.

"Diamankan oleh Densus 88," ujar dia. Sayangnya kapolda belum bersedia menjelaskan secara rinci soal penangkapan RS ini.

Sementara DM, ibu RS menuturkan, keluarga tidak mengetahui jika RS menyimpan bom.

DM mengakui, memang sikap dan perilaku anaknya tersebut berubah pasca pulang dari Banten pada awal Januari 2019.

Ia pun sempat menanyakan kepada sang anak apakah membawa barang yang melawan hukum.

Dia juga sempat memeriksa tas sang anak. Namun saat itu dirinya tak menemukan apa-apa.

"Saya tanya bawa apa? Dia bilang gak bawa apa-apa kok, cuma bawa baju dan roti. Terus saya minta tasnya dibongkar, memang cuma ada roti," ucapnya.

Namun ia tetap merasa curiga dengan sang anak.

Karena itu, setiap pulang kerja, dirinya mencari dan mengecek ke setiap sudut ruangan untuk memastikan anaknya tidak membawa barang yang mencurigakan.

"Saya telepon (cerita) bhabinkamtibmas, karena beban," tandasnya.

• Terduga Teroris Lampung Ditangkap, Saksi Mata: Bomnya Diletakan di Atas Genting Rumah Tetangga

Sabtu (9/3/2019), bhabinkamtibmas memberinya kabar jika RS akan ditangkap.

"Bilang katanya mau ditangkap (anaknya). Kalau gak ditangkep akan menjalar kemana-mana. Saya bilang silakan pak. Intinya anak saya itu semenjak pulang pergi-pulang pergi sifatnya berubah. Entah apa perbuatan dia. Entah saya gak tahu, saya serahkan ke bapak," ungkap DM.

Setelah mendapat kabar tersebut, rumah DM didatangi pihak kepolisian bersama densus. Saat didatangi itu, polisi menanyakan soal bom.

"Pas diserbu di dalam (rumah), ada yang nanya taruh mana bomnya? Saya denger itu langsung pingsan. Habis itu kok ada bom. Ya saya kaget. Kok enek (ada) bom, sedangkan di mana-mana (sudut rumah) gak ada," akunya.

Ia pun tak tak tahu sejak kapan putranya merakit bahan peledak.

"Memang saya sempat curiga. Tapi saya gak pernah menemukan barang itu (bom)," tambahnya. Rupanya barang yang diduga bom tersebut disimpan DM di atas loteng tetangganya. "Dia ke atas atap pakai tangga. Ya itu tangganya," seraya menunjukkan tangga yang ada di pinggir lorong jalan.

Edi M (58), tetangga RS menambahkan, orangtua RS tidak tahu menahu jika putranya menyimpan bahan peledak. "Makanya ibunya syok semalam (Sabtu)," ujarnya.

Bahan peledak itu disimpan di atap rumah tetangganya yang juga tidak tahu menahu.

"Jadi rumahnya depan rumah RS. Posisi rumahnya L di bawah. Jadi bisalah naruh bom. Padahal keduanya gak pernah saling sapa," tuturnya.

• Didatangi Densus 88 Antiteror, Ibu Terduga Teroris di Lampung Mengira Sales Elektronik

Teriak Pengkhianat

Ketua RT 3 LK II Gang Suhada Penengahan Raya, Saiung Siswomulyono menuturkan, sebelum dibawa polisi, RS sempat berteria "pengkhianat".

"Dia gak ngamuk. Tapi nanya, gertak kasar. Bilang gini, 'siapa yang ngelaporin saya, pengkhianat!" seru Saiung menirukan suara RS.

Penangkapan sendiri berlangsung sore hari, namun RS baru dibawa polisi selepas isya.

Sebab, polisi saat itu masih mencari bom yang disembunyikan RS.

Bom baru ditemukan setelah tim Gegana turun.

"Jadi bomnya itu ketemu gak lama setelah Gegana datang. Ditaruh di atas genteng tetangga. Kebetulan posisi rumah di depan halaman rumahnya. Kan rumah tetangganya di bawah rumahnya," jelas Saiung.

"Untung gak meledak di sini. Jadi apa kalau meledak kampung ini," tambah dia.

Saiung mengatakan, barang yang diduga bom baru dibawa sekitar pukul 04.00 WIB, Minggu. "Saya gak tahu bentuknya seperti apa, hanya ada tas warna hitam biasa, satu," tandasnya.

Dia meneruskan, sebelum penangkapan memang ada dua orang yang diduga petugas polisi berpakaian preman datang ke rumahnya.

"Di sela ngobrol itu nanya nama Aris dan Herman, kerjanya bangunan sama sopir," tambahnya.

Namun, tidak ada warga dengan nama tersebut. Selanjutnya petugas menunjukkan sebuah foto.

"Ya saya keget, itu bukan Aris tapi dia itu (RS) anaknya T," ucap Saiung. Ia kemudian menunjukkan denah menuju rumah RS.

"Kemudaian petugas ke sana. Gak tahunya beberapa menit dari buser ke rumahnya (RS) sekitar 50 polisi datang dari mana-mana, waduh batin saya ada apa lagi ini," ucapnya.

• Ajak Adik Berusia 12 Tahun, Terduga Teroris di Lampung Diduga Belajar Rakit Bom di Serang dan Palu

Di tempat terpisah, Polres Tulangbawang memperketat pengamanan kegiatan ibadah yang dilaksanakan umat kristiani, Minggu (10/3/2019).

Ini dilakukan pasca penangkapan terduga terorisme Densus 88 Anti Teror di wilayah Bandar Lampung, Sabtu (9/3/2019) sore.

Kabag Ops Kompol Edy Syafnur mewakili Kapolres Tulangbawang AKBP Syaiful Wahyudi mengatakan, kegiatan pengamanan di gereja-gereja yang ada di wilayah hukum Polres Tulangbawang memang sudah rutin dilaksanakan setiap hari Minggu pagi.

Namun kali ini, penjagaan dan pengawasan makin ditingkatkan untuk mencegah terjadinya ancaman teror.

"Pengamanan dilaksanakan oleh personel Sat Sabhara dan Polsek jajaran, yang mana setiap gereja dilakukan pengamanan minimal oleh 2 orang personel," ujar Kompol Edy.

• Sudah Curiga, Begini Komentar Ibunda Terduga Teroris Asal Lampung yang Ditangkap Densus 88

(tribunlampung.co.id/hanif mustafa)

Berita Terkini