Pengguna Jalan Tol Lampung Tambah Banyak 15 Ribu Kendaraan Per Hari, Ini Dampaknya ke Jalinsum

Penulis: Dedi Sutomo
Editor: Heribertus Sulis
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Hal yang sama juga disampaikan oleh Zulfahmi Sengaji, akademisi STIE Muhammadiyah Kalianda.

Ia mengumpakan keberadaan JTTS menghadirkan persaingan sempurna antar daerah. Bagi daerah yang sigap dan siap, maka akan bisa mengambil keuntungan lebih dari kehadiran JTTS.

Tetapi bagi daerah yang lamban dan kurang siap, maka mereka tentu akan merasakan dampak negatif dari kehadiran JTTS.

“Ini akan menghadirkan perlombaan untuk tinggal landas. Bagi yang siap dan sigap mereka akan melesat bergerak maju. Bagi yang tidak siap dan kurang sigap, harus terima untuk tertinggal,” kata dia.

Menurut Zulfahmi dengan kemudahan akses yang dihadirkan jalan tol, maka masyarakat akan memiliki pilihan yang lebih mudah untuk singga disatu daerah sesuai dengan keinginannya.

• Tol Lampung Diresmikan Presiden Jokowi, Pedagang Kecil di Jalinsum Lampung Selatan Was-was

“Tentu masyarakat akan singgah pada daerah yang menurut mereka menarik. Memiliki sesuatu yang membuat mereka ingin singgah. Daerah yang tidak memiliki sesuatu yang menarik akan ditinggalkan,” terang dirinya.

Disinilah, ujar dirinya, peran pemerintah sangat penting. Pemerintah daerah harus jeli dan peka melihat potensi-potensi daerah yang bisa menjadi magnit bagi orang untuk singgah atau menanamkan modalnya.

Pemerintah daerah harus membuat semacam blue print rencana yang kongkrit dan dijalankan dengan konsisten.

Tanpa ada upaya tersebut, tentu kabupaten Lampung Selatan bisa saja menjadi penonton dari perubahan dan kemajuan yang dihadirkan jalan tol.

Sementara itu para pelaku usaha kecil disepanjang Jalinsum dan Jalinpatim yang ada di wilayah Lampung Selatan mulai was-was dengan akan beroperasinya JTTS ruas Bakauheni – Terbanggi Besar.

Karena diyakini para pengguna jalan akan lebih memilih melalui jalan tol.

Selain waktu tempuh yang lebih cepat, kondisi jalan yang baik juga keamanan tol akan lebih terjamin bila dibandingkan dengan Jalinsum dan Jalinpatim.

“Pantura saja yang padat, begitu hadir tol Cipali juga terpukul pelaku usaha yang ada di sepanjang pantura. Apalagi kita di Jalinsum yang kondisinya kalah jauh dengan pantura,” terang Iyan, seorang pelaku usaha tambal ban di Jalinsum.

Hal yang sama juga disampaikan Andi, seorang pelaku usaha makanan di kawasan jalinsum Kalianda.

Menurut dirinya saat dibuka sewaktu pelayanan natal dan tahun baru lalu, ia sudah merasakan dampaknya.

Halaman
1234

Berita Terkini