Radin Inten II Menjadi Bandara Internasional, Gubernur Ridho Ungkap Kekhawatirannya

Penulis: Noval Andriansyah
Editor: Daniel Tri Hardanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur Lampung M Ridho Ficardo (tengah) saat menemui Presiden Direktur PT Angkasa Pura II dan jajaran di ruang kerja gubernur, Senin, 25 Maret 2019 sore.

Radin Inten II Menjadi Bandara Internasional, Gubernur Ridho Ungkap Kekhawatirannya

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID BANDAR LAMPUNG - Gubernur Lampung M Ridho Ficardo mengungkapkan kekhawatiran setelah Bandara Radin Inten II resmi menyandang status menjadi bandara internasional.

Ridho tak mau Bandara Radin Inten II menjadi pintu masuk bagi para bandar narkoba.

Ia pun secara tegas meminta PT Angkasa Pura II mencegah masuknya narkoba melalui jalur udara.

Permintaan tersebut diungkapkan Ridho dalam pertemuan dengan Presiden Direktur AP II Muhammad Awaluddin di ruang kerja gubernur, Senin, 25 Maret 2019 sore.

Rencananya, pengelolaan Bandara Radin Inten II, Natar, Lampung Selatan berpindah dari Kementerian Perhubungan ke PT Angkasa Pura II pada April 2019.

"Satu yang harus saya tekankan adalah jangan sampai ada narkoba yang masuk lewat bandara. Saya tidak mau Lampung menjadi tempat peredaran narkoba, terlebih masuk dari jalur udara," tegas Ridho.

Permintaan Ridho tersebut bukan tanpa dasar.

Menurut suami Aprilani Yustin ini, Radin Inten II yang baru saja naik status menjadi bandara internasional sangat rentan disusupi bandar-bandar narkoba luar negeri.

Pengelolaan Bandara Radin Inten II Beralih ke PT Angkasa Pura II Mulai April

Detik-detik Presiden Jokowi Resmikan Tol Lampung dan Terminal Bandara Radin Inten II

"Bandar besar itu kebanyakan menyasar pintu masuk yang seperti ini. Artinya, bandara baru saja naik status internasional, personel masih kurang, pengawasan, mungkin, masih agak lengah," tutur Ridho.

Berdasarkan informasi yang diterima Ridho kepolisian, ada sejumlah bandara internasional di Indonesia yang tangkapan narkobanya meningkat ketika status bandaranya berubah.

"Ada itu. Ketika belum internasional, tangkapan narkoba hanya hitungan gram, 3 atau 5 gram. Begitu (naik status) internasional, temuan (narkoba) menjadi hitungan kilogram. Ini kan mengerikan," papar Ridho.

Awaluddin pun menanggapi permintaan tegas Ridho tersebut.

Menurut Awaluddin, ia dan jajarannya dibantu juga oleh pihak keamanan, dalam hal ini TNI dan Polri, akan menjaga pintu masuk Lampung yang melalui jalur udara agar tidak disusupi bandar narkoba.

"Pasti itu, Pak Gubernur. Standar keamanan bandara, apalagi yang sudah internasional, kan tidak bisa main-main. Mudah-mudahan nanti (setelah pindah pengelolaan), dengan bantuan semua pihak, tidak ada narkoba yang masuk dari bandara," ucap Awaluddin.

Diresmikan Jokowi

Presiden Joko Widodo meminta alat transportasi penunjang ke Bandara Radin Inten II, Lampung segera dibangun. Hal tersebut diungkapkan kepala negara usai meresmikan terminal baru di Bandara Radin Inten II, Lampung, Jumat (8/3/2019).

“Yang kedua transportasi dari kota menuju bandara, kereta api, kereta bandara harus sudah mulai disiapkan,” ujar Jokowi.

Menurut Jokowi, kereta bandara perlu dibangun untuk mengantisipasi laju pertumbuhan di bandara itu.

“Sehingga kalau nanti kapasitas bandara lebih besar karena growth-nya tinggi itu sudah ada persiapan. Mungkin nanti ada perluasan lagi untuk terminalnya,” kata Jokowi.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyampaikan, destinasi wisata di Lampung mampu mendongkrak pertumbuhan penumpang di Bandara Radin Inten II.

Rekomendasi Ini yang Dibutuhkan Agar Bandar Udara Internasional Radin Inten II Terwujud

“Kemudian juga bisnis investasi di Lampung banyak sekali, ini akan mendukung percepatan pertumbuhan dari bandara Radin Inten II ini. Nanti kalau sudah dipegang AP II bisa ekspansi lebih gede lagi,” ucap dia.

Berikut fakta-fakta Bandara Radin Inten II Lampung yang memiliki terminal baru dan diresmikan Presiden Jokowi Jumat 9 Maret 2019.

Sebelumnya bernama Bandara Branti

Bandar Udara Radin Inten II sebelumnya bernama Pelabuhan Udara Branti, yang merupakan satu-satunya Bandara di Provinsi Lampung, dan merupakan peninggalan pemerintahan Jepang pada tahun 1943.

Pada tahun 1946 diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia.

Setelah peningkatan jumlah penumpang pesawat serta kargo setiap tahunnya, dibangun terminal baru.

Terminal baru ini selesai pada tanggal 31 Desember 2018 dan mulai beroperasi pada tanggal 1 Januari 2019.

Dahulu, bandara ini merupakan pintu gerbang udara satu-satunya di Provinsi Lampung, yang terletak di Kecamatan Natar, Desa Branti.

Pelabuhan Udara Branti baru diubah namanya menjadi Bandara Radin Inten II pada 1997.

Nama Radin Inten II diambil untuk mengabadikan nama pahlawan nasional dari Provinsi Lampung.

Tiga kali lebih besar

Terminal baru Bandara Radin Inten II dibangun untuk meningkatkan kapasitas hampir tiga kali lebih besar dari sebelumnya.

Terminal lama hanya mempunyai luas 3.709 meter, sedangkan terminal baru memiliki luas 9.434 meter.

Diperkirakan, terminal baru ini mampu melayani penumpang sebanyak 3,7 juta per tahunnya.

Keberadaan terminal baru bandara ini diharapkan dapat meningkatkan konektivitas transportasi dan meningkatkan perekonomian di daerah Lampung dan sekitarnya.

"Bandara ini dimiliki pemerintah dan sekarang dalam proses dilakukan KSP (Kerja Sama Pemanfaatan) dengan AP II," ujar Menteri Perhubungan Budi Karya saat meninjau bandara tersebut, Kamis (7/3/2019).

Kereta Bandara Radin Inten II Butuh Dukungan Dana Pemerintah Pusat

Bandara internasional

Budi Karya menambahkan, bandara ini sudah ditetapkan menjadi bandara internasional. Namun, saat ini belum ada penerbangan internasional yang dilayani.

Saat ini, pemerintah telah melakukan market sounding untuk mengajak maskapai lokal maupun internasional membuka slot penerbangan di bandara ini.

"Bandara Radin Inten II merupakan bandara yang cukup padat dengan jumlah penumpang 3,7 juta per tahun," kata Budi.

Bandara Radin Inten II mempunyai landas pacu sepanjang 2770 m x 45 m yang bisa melayani pesawat Boeing 737, dua taxway yang keduanya berukuran 123 m x 23 m serta apron berukuran 195 m x 80 m.

Selain itu bandara ini juga memiliki gedung parkir khusus 4 lantai dengan seluas 2.200 meter persegi yang dapat menampung 700 mobil.

Jumlah penerbangan reguler Bandara Radin Inten II saat ini

Saat ini, Bandara Radin Inten II melayani total 34 penerbangan reguler dengan rata-rata penumpang kurang lebih 7.500 penumpang per hari.

Terdapat 7 maskapai yang melayani penerbangan ke bandara ini, yaitu Garuda Indonesia dengan 9 kali penerbangan setiap harinya rute Lampung-Jakarta (Soekarno-Hatta) , Lampung-Palembang dan Lampung-Husein Sastranegara, Bandung.

Wings Air dengan 6 kali Penerbangan Lampung-Husein Sastranegara, Lampung-Palembang, Lampung-Bengkulu dan Lampung-Jambi.

Kemudian Sriwijaya Air 8 kali penerbangan setiap harinya dengan rute Lampung-Jakarta (Soetta), Lampung-Surabaya dan Lampung-Jogja.

Selain itu, Nam Air juga telah melayani penerbangan dari Lampung-Jakarta (Soetta) sekali setiap harinya.

Batik Air dengan 2 kali penerbangan setiap harinya Lampung-Jakarta (Soetta) dan Lampung-Jakarta (Halim).

Lion Air melayani 6 kali penerbangan setiap harinya dengan rute Lampung-Jakarta (Soetta), Lampung-Surabaya dan Lampung- Batam.

Terakhir, Trans Nusa yang melayani 2 kali penerbangan dengan rute Lampung-Kertajati. (Tribunlampung.co.id/Noval Andriansyah)

Berita Terkini