Gupuh menerangkan, bersamaan dengan aksi Aziz yang telanjur kalap bertubi-tubi mengibaskan sabetan, Aris mendadak muncul membantunya menyumpal mulut korban hingga meregang nyawa.
"Jadi mulut korban disumpal, makanya hasil otopsi menunjukkan korban mati karena kehabisan nafas," jelasnya.
Setelah korban dipastikan tumbang dan meregang nyawa, lanjut Gupuh, kedua pelaku berupaya menghilangkan jejak dengan cara membuang mayat tersebut ke suatu tempat.
Namun sebelum itu keduanya masih harus menemukan cara memindahkan mayat korban.
Maka, ungkap Gupuh, muncullah ide dari Aris mewadahi mayat korban ke dalam sebuah koper milik ibunya.
"Aris waktu itu ya langsung pulang, ambil koper milik ibunya. Belakangan Aris cerita kalau koper itu dijual," tuturnya.
Lalu saat proses pengemasan mayat ke dalam koper, muncul masalah baru.
Gugup menambahkan, ternyata koper tersebut tidak muat.
"Pas dimasukin gak cukup, dikeluarkan lagi, lalu Aris usul kepala korban dipotong," katanya.
Usai kepala korban dipotong, akhirnya mayat tersebut muat di simpan ke dalam koper tersebut.
Gupuh menyebut, mayat korban ditekuk secara paksa di dalam koper. Lalu dibuang di bawah jembatan Karang Gondang, Udanawu, Blitar.
Sedangkan kepala korban diwadahi kantung kresek untuk dibuang di bantaran sungai Ploso Kerep, Bleber, Kras, Kediri.
"Kejadian itu dilakukan Selasa malam," tandasnya.
Tersangka Menangis dan Malah Doakan Korban
Dalam rilis perkara tersebut, Aris Sugianto menangis sesenggukan di hadapan wartawan yang meliput.