Prabowo Bakal Tolak Hasil Penghitungan Suara KPU
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto tidak hanya menolak quick count atau hitung cepat yang dilakukan lembaga-lembaga survei.
Prabowo juga bakal menolak hasil penghitungan suara yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Capres yang berpasangan dengan Sandiaga Uno ini menilai telah terjadi kecurangan selama penyelenggaraan pemilu, dari mulai masa kampanye hingga proses rekapitulasi hasil perolehan suara yang saat ini masih berlangsung.
"Saya akan menolak hasil penghitungan suara pemilu, hasil penghitungan yang curang," ujar Prabowo saat berbicara dalam acara 'Mengungkap Fakta-Fakta Kecurangan Pilpres 2019' di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Selasa (14/5/2019).
Prabowo mengatakan, selama ini pihak Badan Pemenangan Nasional (BPN) telah mengumpulkan bukti terkait dugaan kecurangan yang terjadi.
Dalam acara tersebut, tim teknis BPN menyampaikan pemaparan mengenai berbagai kecurangan yang terjadi sebelum, saat pemungutan suara, dan sesudahnya.
Di antaranya adalah permasalahan daftar pemilih tetap fiktif, politik uang, penggunaan aparat, surat suara tercoblos hingga salah hitung di website KPU.
• Bukan Cuma dari SMS, BPN Ungkap Sumber Lain Klaim Kemenangan Prabowo
• Benarkah Ini Sosok Setan Gundul yang Memasok Data Prabowo-Sandi Menang 62 Persen?
"Kami tidak bisa menerima ketidakadilan dan ketidakjujuran," kata Prabowo.
Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua BPN Djoko Santoso.
Menurut dia, dugaan kecurangan itu sudah dilaporkan oleh BPN sejak awal, namun tak pernah ditindaklanjuti.
"Beberapa waktu lalu kami sudah kirim surat ke KPU, tentang audit terhadap IT KPU, meminta dan mendesak di hentikan sistem penghitungan suara di KPU yang curang, terstruktur dan sistematis," kata Djoko.
KPU: Tidak Ada Masalah
Komisi Pemilihan Umum (KPU) mempersilakan jika calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menolak hasil penghitungan suara Pemilu 2019.
Dalam acara "Mengungkap Fakta-fakta Kecurangan Pilpres 2019" di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Selasa (14/5/2019), Prabowo mengungkapkan telah terjadi kecurangan selama penyelenggaraan pemilu.
Menurut dia, kecurangan itu mulai masa kampanye hingga proses rekapitulasi hasil perolehan suara yang saat ini masih berjalan.
Menanggapi pernyataan itu, Komisioner KPU Ilham Saputra mengatakan, jika ada dugaan kecurangan agar menempuh langkah sesuai koridor hukum yang berlaku.
"Ya enggak ada masalah kalau ada ditemukan indikasi kecurangan. Dilaporkan saja kepada lembaga terkait, misalnya ke Bawaslu biar mereka yang memproses," ujar Ilham saat ditemui di Gedung KPU, Jakarta Pusat, Selasa (14/5/2019).
Ia menjelaskan, hingga saat ini KPU membuka diri terhadap hal-hal yang mengindikasikan adanya kecurangan.
Menurut Ilham, sejumlah indikasi kecurangan yang sudah dilaporkan telah ditindaklanjuti oleh Sentra Gakkumdu.
"Prinsipnya kalau ada indikasi kecurangan silakan dilaporkan kepada institusi yang berwenang yang diamanatkan oleh undang-undang," kata Ilham.
• Hasil Real Count KPU 100%, Ini Selisih Suara Jokowi-Maruf vs Prabowo-Sandi di 23 Provinsi
Seharusnya Prabowo Malu
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Ace Hasan Syadzily, menilai, capres nomor urut 02 Prabowo Subianto tak menghormati pilihan rakyat dengan menolak hasil penghitungan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Kita harus harus menghormati pilihan rakyat. Mereka telah menentukan pilihannya untuk menjadikan Jokowi-Kiai Ma’ruf sebagai capres-cawapres 2019 ini. Seharusnya Prabowo-Sandi malu kepada rakyat," kata Ace melalui keterangan tertulis, Selasa (14/5/2019).
Ia mengatakan, Prabowo kembali mengulangi sikapnya seperti pada Pilpres 2014 yang lalu.
Saat itu, Prabowo tidak menerima hasil penghitungan KPU yang memenangkan Jokowi-Jusuf Kalla.
Hal yang sama juga dilakukan pada Pilpres 2019 ini.
Prabowo juga menyatakan menolak hasil rekapitulasi suara yang akan resmi diumumkan KPU pada 22 Mei 2019.
Ace menilai, hal tersebut merupakan pembelajaran yang buruk dalam era demokrasi.
Dalam demokrasi, siapapun harus siap menang dan kalah.
"Dalam sebuah survei dinyatakan bahwa 92,5 persen rakyat Indonesia menerima siapa pun yang terpilih Presidennya. Rakyat sendiri memiliki kesadaran yang tinggi atas prinsip berdemokrasi ini. Justru eliet-elitenya yang tidak siap berdemokrasi," lanjut politisi Golkar itu. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Prabowo: Saya Akan Menolak Hasil Penghitungan Suara Pemilu dan Prabowo Tolak Hasil Pemilu, KPU: Tidak Ada Masalah, Laporkan Saja ke Lembaga Terkait