TRIBUNLAMPUNG.CO.ID – Menjelang memperingati peristiwa Nuzulul Quran di Ramadan tahun ini, yang bertepatan pada Rabu 22 Mei 2019 besok.
Seluruh umat Muslim selalu memperingati Nuzulul Quran di setiap tanggal 17 Ramadhan,
Diketahui, Nuzulul Quran adalah peristiwa diturunkannya Al quran secara keseluruhan dari Lauhul Mahfuzh ke Baitul ‘Izzah di langit dunia.
Kemudian, dilanjutkan dengan diturunkan secara berangsur-angsur kepada Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, sesuai dengan peristiwa-peristiwanya dalam jangka waktu sekitar 23 tahun.
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ. البقرة
“Bulan Ramadhan, bulan yang di padanya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil).” (Qs Al Baqarah: 185)
Di jadikan salah satu peristiwa yang istimewa, kamu Muslim dianjurkan untuk mengisi Nuzulul Quran dengan melaksanakan ibadah dan menyembah Allah SWT.
Tak ayal, peristiwa Nuzulul Quran mengundang sejumlah pertanyaan. Bagaimana hukum memperingati peristiwa tersebut?
• Kumpulan Doa Nuzulul Quran serta Cara Rasulullah SAW Memperingati Nuzulul Quran
Pertanyaan semacam ini biasanya datang dari yang belum mengetahui dan memahamin lebih dalam peristiwa Nuzulul Quran.
Pasalnya mereka kahwati dan takut, apabila memperingatinya dapat dikategorikan sebagai amalan yang bid'ah.
Berikut penjelasan Ustadz Abdul Somad terkait hukum memperingati peristiwa Nuzulul Quran.
Sebagaimana yang dikutip Tribunlampung.co.id dari Tribuntimur.com.
Pertama-tama, Ustadz Abdul Somad pun menjelaskan tentang apa yang biasanya diperingati sebagai Hari-Hari Besar Umat Islam.
"Tahun baru hijriyah, Maulid Nabi, Nuzulul Quran, Isra Mi'raj isinya semuanya ngaji..ngaji...ngaji. Maka niatnya adalah ngaji," terang Ustadz Abdul Somad.
Selanjutnya ia mencontohkan kondisi yang sama dengan cerita tentang Syeikh Ibnu Husaimin yang mendapat pertanyaan serupa.