Jawaban Mengejutkan Soeharto Saat Disodori 4 Nama Capres, Termasuk Prabowo Subianto
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Sejarah Partai Golongan Karya (Golkar) di Indonesia tak bisa lepas dari peran Presiden kedua RI Soeharto.
Golkar berjaya saat rezim Orde Baru berada di bawah kekuasaan Soeharto.
Dikutip dari id.wikipedia.org, dalam Pemilu 1971 (Pemilu pertama dalam pemerintahan Orde Baru Presiden Soeharto), Golkar menjadi salah satu pesertanya.
Saat itu Golkar tampil sebagai pemenang, dan berlanjut hingga Pemilu edisi 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997.
Nama Soeharto memang tak bisa dilepaskan dari sejarah bangsa Indonesia.
Sebab, Soeharto menjadi Presiden Indonesia selama 32 tahun.
Soeharto naik menjadi presiden seusai Soekarno lengser dari kursi kepresidenan, tepatnya pada pertengahan era 60-an.
• Eks Ajudan Soeharto Blak-blakan soal Simpanan Uang Triliunan Selama 32 Tahun Jabat Presiden
• Terungkap Alasan Sebenarnya Soeharto Makamkan Soekarno di Blitar, Sempat Terjadi Tanya Jawab
• Reaksi Tak Terduga Halimah Saat Lihat Titiek & Mamiek Usir Mayangsari Depan Soeharto
Meski demikian, kekuasaaan Soeharto harus tumbang saat muncul gelombang reformasi pada tahun 1998.
Saat itu, para mahasiswa dan sejumlah tokoh yang menjadi motor reformasi menuntut agar Soeharto segera lengser.
Setelah lengser, bukan berarti pengaruh Soeharto di dunia politik hilang sama sekali.
Sebab, Soeharto masih dimintai pertimbangan terkait sejumlah keputusan politik saat itu.
Itu seperti yang disampaikan oleh mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Fahmi Idris.
Kisah itu disampaikan Fahmi Idris dalam buku "Pak Harto The Untold Stories" terbitan Gramedia, tahun 2012 lalu.
Fahmi Idris mengungkapkan, Partai Golkar mengadakan konvensi untuk pencalonan presiden menjelang Pemilu 2004.
Peserta konvensi tersebut terdiri atas empat orang.
Di antaranya Wiranto, Surya Paloh, Akbar Tanjung, dan Prabowo Subianto.