Tribun Lampung Selatan

Miris, Seorang Kakek Tinggal Sebatang Kara di Gubuk Terbuka di Tengah Perkebunan Karet Tanjung Sari

Penulis: Audy Aminda Yusandani
Editor: Teguh Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang kakek yang tinggal sebatang kara di tengah kebun karet di daerah Lampung Selatan

Tidak jauh dari lokasi beliau, terlihat tumpukan baju kotor dan sampah-sampah yang tergeletak di tanah.

TribunLampung mencoba untuk menegurnya, namun kakek tua tersebut hanya diam.

Ia sibuk meracik masakannya dan menuangkannya dalam plastik bekas yang ia temui di sekitarnya.

Menurut penjelasan Dandi yang telah beberapa kali berinteraksi dengan kakek tersebut, beliau memang pendiam dan sulit dijangkau.

Namun saat Dandi memberikan makanan, kakek tua tersebut dapat merespon dengan normal.

"Waktu itu saya sedang mengantarkan nasi untuk beliau, lalu saya tawarkan lagi kue, beliau bisa menolak dengan menjawab udah nang. Lalu saat saya panggil mbah, beliau akan menengok, seperti memahami maksut saya" ujar Dandi.

Digerebek Bareng Cewek, Kakek 70 Tahun Buru-buru Kenakan Pakaian

Selain Dandi, salah satu warga sekitar juga menuturkan pendapatnya mengenai kakek tersebut.

"Ia (kakek tua) terkadang suka mampir ke rumah untuk meminta nasi, biasanya ia mengucapkan salam sambil bilang ingin nasi. Kalau saya ambilkan pakai piring, ia akan menolak, jadi biasanya nasi tersebut ditaruh di daun yang beliau bawa sendiri" ujar Romli, salah satu warga yang rumahnya berdekatan dengan pondok.

Romli menambahkan setiap kali kakek tersebut meminta nasi, beliau akan memberikan uang yang beragam jumlahnya.

"Terkadang Rp 1000, terkadang juga Rp 4000 tidak menentu jumlahnya, tetapi uang tersebut harus diterima, kalo tidak diterima ia akan marah dan melempar uangnya" ujar Romli.

Kepala Dusun IV B, Ponadi mencoba membantu Tribun untuk mendapatkan informasi mengenai identitas kakek tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara, diketahui kakek tersebut bernama Muhammad Ikhsan dan berasal dari Bandung Baru.

Namun saat ditanya lebih lanjut mengenai keluarga, kakek tersebut hanya diam dan menghindar.

Kakek tersebut mengenakan celana berwarna putih pendek diatas lutut dengan motif nomor 9895 di belakang celananya.

Perawakannya kurus dengan tinggi badan sekitar 165 cm, kulitnya sawo matang dan saat berbicara logatnya seperti Jawa Kebumen.

Bersembunyi di Rumah Kakek, Ini Alasan Sopir Truk Maut Kabur Usai Tabrak Guru Ngaji hingga Tewas

Halaman
123

Berita Terkini