Laporan Reporter Tribun Lampung Audy Aminda Yusandani
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, NATAR - Seorang kakek tua yang belum diketahui asal usulnya ditemukan tinggal sebatang kara di pondokan terbuka di tengah-tengah kebun karet.
Lebih mirisnya lagi, diduga kakek tua tersebut mengalami gangguan mental.
Kakek tua tersebut telah tinggal di pondokan kebun karet selama lebih dari satu bulan.
Untuk bertahan hidup, beliau terkadang menghampiri rumah warga sekitar untuk meminta nasi, namun yang membuat warga sekitar terenyuh adalah setiap kali beliau memperoleh nasi, ia akan memberikan uang yang ia miliki.
Kebun karet tersebut berada di Desa Wonodadi Dusun IV B, Tanjung Sari, Lampung Selatan.
Saat penelusuran, Tribun Lampung ditemani Kepala Dusun IV B, Ponadi dan Dandi Saputra yang merupakan pemberi informasi mengenai kakek tua tersebut.
Lokasinya sangat jauh dari keramaian, namun berdekatan dengan beberapa rumah warga.
Untuk mencapai pondokan yang ditinggali kakek tersebut hanya dapat dilakukan dengan cara berjalan kaki.
Jalanannya setapak dan terdapat banyak kotoran hewan.
• Ingat Artis yang Nikahi Kakek-kakek? Kabarnya Kini Bintangi Film Dewasa
Begitu mencapai lokasi, terlihat pemandangan yang begitu memilukan.
Pondokan tersebut begitu kecil dan tidak tertutup, di depan pondokan pun berjejer tempat yang biasa digunakan petani karet untuk mengambil getah, sehingga tercium aroma asam yang begitu kuat.
Berdasarkan penjelasan Kepala Dusun, Ponadi, pondokan tersebut merupakan tempat yang biasa digunakan petani karet untuk beristirahat setelah lelah bekerja.
Saat ditemui, kakek tua tersebut tengah memasak ketan menggunakan kaleng bekas.
Ia tidak mengenakan baju dan sekujur tubuhnya dipenuhi penyakit kulit.
Tidak jauh dari lokasi beliau, terlihat tumpukan baju kotor dan sampah-sampah yang tergeletak di tanah.
TribunLampung mencoba untuk menegurnya, namun kakek tua tersebut hanya diam.
Ia sibuk meracik masakannya dan menuangkannya dalam plastik bekas yang ia temui di sekitarnya.
Menurut penjelasan Dandi yang telah beberapa kali berinteraksi dengan kakek tersebut, beliau memang pendiam dan sulit dijangkau.
Namun saat Dandi memberikan makanan, kakek tua tersebut dapat merespon dengan normal.
"Waktu itu saya sedang mengantarkan nasi untuk beliau, lalu saya tawarkan lagi kue, beliau bisa menolak dengan menjawab udah nang. Lalu saat saya panggil mbah, beliau akan menengok, seperti memahami maksut saya" ujar Dandi.
• Digerebek Bareng Cewek, Kakek 70 Tahun Buru-buru Kenakan Pakaian
Selain Dandi, salah satu warga sekitar juga menuturkan pendapatnya mengenai kakek tersebut.
"Ia (kakek tua) terkadang suka mampir ke rumah untuk meminta nasi, biasanya ia mengucapkan salam sambil bilang ingin nasi. Kalau saya ambilkan pakai piring, ia akan menolak, jadi biasanya nasi tersebut ditaruh di daun yang beliau bawa sendiri" ujar Romli, salah satu warga yang rumahnya berdekatan dengan pondok.
Romli menambahkan setiap kali kakek tersebut meminta nasi, beliau akan memberikan uang yang beragam jumlahnya.
"Terkadang Rp 1000, terkadang juga Rp 4000 tidak menentu jumlahnya, tetapi uang tersebut harus diterima, kalo tidak diterima ia akan marah dan melempar uangnya" ujar Romli.
Kepala Dusun IV B, Ponadi mencoba membantu Tribun untuk mendapatkan informasi mengenai identitas kakek tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara, diketahui kakek tersebut bernama Muhammad Ikhsan dan berasal dari Bandung Baru.
Namun saat ditanya lebih lanjut mengenai keluarga, kakek tersebut hanya diam dan menghindar.
Kakek tersebut mengenakan celana berwarna putih pendek diatas lutut dengan motif nomor 9895 di belakang celananya.
Perawakannya kurus dengan tinggi badan sekitar 165 cm, kulitnya sawo matang dan saat berbicara logatnya seperti Jawa Kebumen.
• Bersembunyi di Rumah Kakek, Ini Alasan Sopir Truk Maut Kabur Usai Tabrak Guru Ngaji hingga Tewas
Beliau hanya merespon bila diajak berbicara secara pribadi dan menggunakan logat jawa halus.
Menurut warga sekitar, setiap hari Senin dan Jum'at, pada waktu siang dan sore hari, beliau akan berkeliling ke Pasar Wawasan yang terletak di daerah Wawasan, Tanjung Sari.
Warga Dusun IV B berharap agar kakek tua tersebut dapat memperoleh tempat yang layak agar terjamin keselamatannya.
"Saya berharap nantinya ada pihak-pihak yang terketuk untuk membantu kakek ini" ujar Ponadi.
(Tribunlampung.co.id/Audy Aminda Yusandani)