Mereka juga hanya menyelesaikan pendidikan hingga tahap SD.
Kepada ABC, Naya menceritakan dirinyalah yang mencari calon istri untuk sang putra pertama.
"Anak saya yang pertama, saya yang carikan.
Ada tetangga yang kenalin saya ke anak perempuan ini," katanya.
"Kalau yang nomor dua, dia dapat sendiri. Itu sudah ngobrol di HP sama calonnya dulu."
Mengikuti jejak sang ibunda pula, kedua putranya juga mengurus ternak setelah menikah dan hingga saat ini masih menetap di rumah Naya.
Masih di desa yang sama, Sulastri (kini 30 tahun) menjalani kisah pernikahan usia dini yang tak jauh berbeda.
Dia juga diminta orangtuanya untuk berumah tangga saat masih remaja usia 15.
Sulastri dinikahkan dengan teman sebaya dan tak lama kemudian dikaruniai seorang putri.
Sulastri menuturkan, di desanya, anak-anak atau remaja yang sudah dinikahkan lazim tinggal di rumah orangtua.
Setidaknya begitulah yang dia dan Naya jalani.
"Beda dengan orang kota, anak kalau menikah biasanya keluar dari rumah orang tua.
Kalau di desa saya enggak begitu.
Biasa itu kita habis menikah masih ngumpul di satu rumah," tutur Sulastri.
Tren yang menurun