Laporan Reporter Tribun Lampung Hanif Mustafa
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Kepala Kantor Wilayah Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Lampung kini dipimpin Nofli, setelah sebelumnya dijabat Pelaksana Tugas Seprizal.
Kehadiran Nofli di Lampung diharapkan bisa memberi warna baru, terutama dalam memberantas peredaran narkoba yang diduga masih melibatkan oknum di dalam Lembaga Pemasyarakatan.
Apa strategi Nofli dalam memberantas narkoba di Lapas di Lampung?
Berikut petikan wawancara khusus dengan Tribun Lampung.
1. Tribun: Sebagai pimpinan baru, langkah yang dilakukan bapak untuk program kerja saat ini apa?
Nofli: Program kerja itu sudah ada hasil dari rapat ekslusif pimpinan, yang selain itu kami juga sudah menyusun target kinerja kami dalam satu tahun.
Inilah yang kami kejar yang mana menjadi target kerja di setiap triwulan. Semua sudah ada arahnya mau mempertanggungjawabkan apa disesuaikan dengan bisnis plan sesuai rencana kerja itu.
• Berdalih Kangen Keluarga, Napi Lapas Metro Kabur tapi Tertangkap Lagi
2. Tribun: Apakah Bapak punya program kerja gebrakan selain program yang sudah ada?
Nofli: Sudah pasti dalam waktu dekat dan sudah menjadi usul setiap Satker untuk mendapat predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK).
Dan di Lampung kemarin sudah dilakukan rapat evaluasi yang disebut de evaluasi di Kemenpan RB yang mana kami kesana ditanya terkait hal Manajemen Perubahan, Penataan SDM, Tata Laksana, Pengawasan dan Akutabilitas.
3. Tribun: Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) di Lampung masih menjadi sorotan terlebih dari sisi over kapasitas, melihat ini bagaimana tanggapannya?
Nofli: Terkait Lapas, saya nanti akan minta kepada kepala divisi melakukan pemetaan UPT Lapas, mana yang sudah overkapasitas dan UPT mana yang kapasitasnya masih bisa di mungkinkan kami isi.
Nanti kami lakukan re-restribusi tahanan yang sudah over kami pindahkan, kalau sudah over semua kami pindahkan ke provinsi lain.
Kemudian kami juga akan menginfantisir tahanan yang hukuman tinggi atau hukuman mati yang masih layak di sini tetap di sini, tapi untuk napi high risk kami pindahkan karena ada tempat tersendiri di Nusakambangan.
4 Tribun; apakah ada langkah lain mengatasi masalah ini ke depan?
Nofli: Tentunya nantinya walau bukan ranah kami tapi dengan mendorong peraturan yang berlaku tidak semua seperti kasus narkoba, nantinya ada rehabilitasinya.
• Kendalikan Peredaran Sabu dari Lapas, Narapidana Divonis Penjara Seumur Hidup di PN Tanjungkarang
5. Tribun: Jadi ada kerjasama dengan BNNP untuk mengatasi masalah overkasitas karena Napi kasus Narkoba?
Nofli: Ya nanti itu, jadi bagi pengguna itu cukup hanya tidak dihukum badan tapi direhab.
6. Tribun: Selain over kapasitas, Lapas juga disoroti karena setiap pengungkapan kasus narkoba selalu saja menyebut keterlibatan oknum di dalam lapas, bisa dijelaskan tanggapan kita bahaimana?
Nofli: Kami tidak mempungkiri kalau pegawai-pegawai ini ada yang terindikasi, yang namanya ngurusi narapidana yang khususnya seperti narkoba, yang berapi terbakar yang bermain air basah, bagi petugas-petugas saya yang mentalnya belum teruji, integritas belum terukur mungkin mereka terkontaminasi.
Dulu permasalaah gaji menjadi hal yang sering menjadi pembenar alasan mereka.
7. Tribun: Soal oknum di dalam lapas ini sebenarnya yang dominan napinya yang bermain untuk mempengaruhi sipir atau seperti apa?
Nofli: Kalau mereka ya begitu (mempengaruhi) apa lagi yang hukuman mati karena tidak ada pengharapan lagi.
Bahkan napi-napi yang terpapar narkoba dan memang bandar mainseat itu sudah tidak bisa dirubah.
Apapun itu siapain itu pembinaan apapun mereka tetap main, apalagi mereka yang sudah dinyatakan mati tetap saja memperngaruhi dengan segala upaya mereka.
• 317 Napi Lapas Gunung Sugih Dapat Remisi HUT RI, 5 Langsung Bebas
8. Tribun: Dengan kondisi seperti ini apa strategi yang sudah Bapak siapkan untuk memberantas oknum yang nakal di Lapas?
Nofli: Ya dalam berbagai kesempatan pak Menteri menyampaikan bahwa persoalnya komunikasi.
Hp itu betul betul, dan kemarin dalam arahan saya kepada UPT bahwa saya paling konsen menyampaikan persoalan HP yang masuk kedalam blok atau yang dipegang narapidana.
Karena dengan HP ini bisa dilakukan, dunia jadi pendek, dunia jadi terbuka, apapun bisa dilakukan kalau masih ada hp, dan itu tanggung jawab kalau setelah digeledah dan terindikasi dari dalam napi pegang HP maka Kalapasnya yang nanggung resiko dan tentu kami copot.
9. Tribun: Selain over kapasitas dan kasus narkoba masih adakah masalah lain yang mendera masalah Lapas di Lampung yang kita lihaat untuk saat ini?
Nofli: Persoalan yang ada seluruh Indonesia masih sama terkait Halinar, yakni HP, Narkoba dan Pungli.
Nah kami tahun kemarin Lapas Metro sudah WBK, kemudian tahun ini sudah menuju Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM).
Dan kemudian akan disusul lapas Kalianda dan Kotabumi. Target saya tahun 2020 semua satker sudah WBK. Kalau sudah WBK pungli sudah tidak ada walaupun sekarang sudah tidak ada.
• Terima Remisi Hari Kemerdekaan, Enam Warga Binaan Lapas IIA Kotabumi Bebas
10. Tribun: apakah untuk menaikan satker menjadi WBK apa perlu memperbaiki SDM juga?
Nofli: Iya benar seperti yang saya sampaikan ada yang harus dilakukan termasuk salah satunya Manajeman SDN yang merubah budaya pola pikir dan perilaku ke arah yang lebih baik.
11. Tribun: Menurut bapak, bagaimana dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki sejumlah Lapas di Lampung?
Nofli: Ini juga yang menjadi persoalan, pegawai Lapas Rutan saat diangkat pendidikan murni langsung dijadikan dan ditugaskan di tempat yang dia belum matang.
Jadi sebatas menjaga agar tidak lari padahal sebagai pembina fungsinya banyak lebihnya, menurut saya pembina harus banyak ilmu didalam karena harus menangani orang banyak.
(tribunlampung.co.id/hanif mustafa)