Oleh panitia, Aga disiram air agar sadar.
Lalu, mereka naik ke lokasi diksar dengan motor dan bermalam di Desa Cikoak, Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran.
Sekitar pukul 10.00 WIB, Aga kembali pingsan.
Ia kemudian dibawa ke RS Bumi Waras oleh panitia diksar.
Sekitar pukul 14.00 WIB, panitia menghubungi keluarga dan mengabarkan Aga meninggal.
Jenazah diantar ke rumah duka sekitar pukul 18.30 WIB.
Pihak keluarga mengatakan, Aga sempat izin mengikuti demo selama dua hari di gedung DPRD Provinsi Lampung.
Setelah demo, Aga kemudian berencana mengikuti kegiatan diksar.
Namun, keluarga tidak memberikan surat izin.
Diksar tersebut diikuti 13 mahasiswa, 12 peserta adalah angkatan 2019 dan 1 orang peserta angkatan 2018.
Dipukuli senior, panitia sebut diksar sesuai standar
Nita (23), kakak Aldi mengatakan, dia dihubungi pemilik indekos yang mengabarkan kondisi adiknya tidak sehat.
Saat disambangi, Nita kaget melihat tubuh adiknya lecet dan bagian pipi lebam hingga sulit bicara.
Kepada kakaknya, Aaldi bercerita ia mendapatkan perlakuan kasar saat ikut diksar.
Hal senada juga diceritakan Jumiati (43), ibu Frans.