Terungkap Motif Warga Lampung Sajikan Kopi Maut pada 2 Tamunya

Editor: taryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Terungkap Motif Warga Lampung Sajikan Kopi Maut ke 2 Tamunya

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Mulyadi (33), pelaku pembunuhan dua agen sapi di Lampung Tengah, Provinsi Lampung, mengaku membunuh karena kesal kepada korban, Nursodik (35), yang selalu mangkir saat ditagih utang sebesar Rp 5 juta.

Utang itu, kata Mulyadi, sudah hampir setahun belum dibayar oleh Nursodik.

Menurutnya, utang tersebut terkait urusan jual-beli sapi.

Warga Kampung Bumi Rahayu, Lampung Tengah, itu mengatakan, penagihan terakhir dia lakukan lima hari sebelum pelaku membunuh Nursodik dan Sukirno (38) di rumahnya.

“Saya tagih utang dia, Rp 5 juta, urusan jual-beli sapi. Sudah satu tahun belum dibayar. Alasannya tidak ada (uang),” kata Mulyadi saat ekspos kasus di Mapolres Lampung Tengah, Selasa (19/11/2019).

Sepulang dari rumah Nursodik di Kampung Rantau Fajar, Lampung Timur, Mulyadi membeli racun merek Thimex sebanyak empat bungkus.

Bukan Kopi Sianida, Kopi Racun Tikus Tewaskan 2 Pria Asal Lampung Timur

Mulyadi mengaku membeli racun itu untuk membasmi hama di kebunnya.

Beberapa hari kemudian, Mulyadi mengaku mendapatkan pesanan sapi dari warga.

Dia lalu menghubungi Nursodik yang membenarkan ada tiga ekor sapi seharga Rp 60 juta.

Mulyadi pun meminta agar tiga ekor sapi itu diantarkan ke rumahnya.

Nursodik datang pada Kamis (31/10/2019) bersama Sukirno membawa tiga ekor sapi yang dipesan itu.

Menurut Mulyadi, dia memberikan uang muka kepada Nursodik sebesar Rp 30 juta, dengan dipotong uang utang Nursodik sebesar Rp 5 juta.

“Jual beli sesama blantik (agen sapi) bisa bayar DP dahulu. Biasanya DP Rp 10 juta. Saya kasih DP Rp 25 juta. Saya bilang, saya udah dikasih DP Rp 30 juta, berikut utang Rp 5 juta. Tapi Nursodik nggak mau. Katanya sapi mau diambil lagi jika begitu,” kata Mulyadi.

Hal tersebut membuat Mulyadi kesal.

Dia pun masuk ke rumah dengan dalih ingin membuatkan kopi.

Hasil autopsi, Polisi Tidak Temukan Luka di Tubuh Kedua Korban Pembunuhan Makelar Sapi Lampung Timur

Mulyadi membuat tiga gelas kopi, dua di antaranya dicampur racun untuk kedua korban, dan satu untuk dirinya.

“Dua gelas saya campur dengan Thimex dan segelasnya untuk saya minum tak dicampur (racun). Kami minum bersama,” kata Mulyadi.

Diberitakan sebelumnya, Mulyadi ditangkap setelah buron selama 10 hari usai membunuh kedua korban.

Mulyadi ditangkap di Bangka Belitung saat bersembunyi di perkebunan milik warga.

Kasus pembunuhan sadis ini terungkap saat warga menemukan jasad Nursodik di Sungai Desa Bumi Rahayu, Kecamatan Bumi Ratu Nuban, Lampung Tengah pada Sabtu (2/11/2019).

Kemudian jasad Sukirno ditemukan sekitar 100 meter dari lokasi penemuan jasad Nursodik pada Minggu (3/11/2019) siang.

Racun tikus

Masih ingat dengan kasus kopi sianida yang menewaskan Mirna Salihin?

Kasus dengan terpidana Jessica Wongso, yang meracuni sahabatnya dengan kopi bercampur sianida, sempat membuat heboh pada 2016 silam.

Kini di Lampung, dua orang tewas setelah meminum kopi racun tikus.

Campuran racun tikus dalam kopi terungkap setelah polisi menangkap tersangka Mulyadi.

Mulyadi merupakan warga Kecamatan Bumiratu Nuban, Lampung Tengah.

Tersangka ditangkap di Bangka Belitung, pada Sabtu (16/11/2019) lalu.

Adapun, korban kasus kopi racun tikus adalah dua makelar (belantik) sapi asal Lampung Timur.

Mulyadi mengatakan, pembunuhan dipicu masalah utang piutang antara korban dan rekan Mulyadi.

Oleh rekannya, Mulyadi disuruh menagih utang.

Namun, ia justru geram.

Hal itu karena korban Nursidik tak kunjung membayar.

Akhirnya, Mulyadi berniat menghabisi nyawa korban dengan menggunakan racun tikus.

Saat itu, ia berpura-pura hendak membeli sapi dari korban Nursidik dan Sukirno.

"Saya sudah biasa jual beli sapi sama mereka (korban), sekitar satu tahun lebih."

"Nursidik punya utang sama kawan saya Rp 5 juta sekitar beberapa bulan terakhir. Saya yang disuruh tagih," katanya.

Namun setelah ditagih, korban Nursidik tidak pernah membayar.

Muncullah, ide tersangka untuk membunuh korban.

"Saya mau beli sapi dari korban, minta dianterin dari Lampung Timur ke rumah (Bumiratu Nuban)."

"Setelah itu, kami ngobrol soal harga dan sepakat di harga Rp 55 juta untuk dua ekor," terang Mulyadi.

Setelah sampai rumah pelaku, Mulyadi memberikan uang muka Rp 25 juta.

Mulyadi menganggap, ditambah utang korban ke rekan pelaku, Mulyadi sudah membayar Rp 30 juta.

Namun, korban Nursidik tidak terima.

Ia tetap menganggap uang hanya dibayar Rp 25 juta.

Mengetahui itu, pelaku melancarkan aksinya meracun korban.

Mulyadi mengatakan, ia masukkan racun tikus ke dalam gelas berisi kopi.

"Saya ke belakang (dapur) seduh dua kopi yang sudah saya campur racun tikus."

"Setelah itu saya suruh minum."

"Setelah sekitar satu jam, baru mulai terasa efeknya."

"Keduanya muntah-muntah," terang Mulyadi.

Pelaku kemudian memukul korban dengan sebilah besi.

Kedua korban sempat memberikan perlawanan.

Namun, keduanya tak berdaya hingga terkapar.

Sekitar pukul 18.00 WIB, pelaku membawa korban menggunakan sepeda motor.

Tubuh korban dimasukkan ke dalam karung bekas.

Setelah Beras, Andika Babang Tamvan Kini Jualan Kopi

Korban Nursidik lalu dibawa ke pinggiran sungai.

Korban diikat ke akar pohon di pinggir sungai.

Kemudian, jasad Sukirno dibawa ke pinggiran sungai.

Jasadnya lalu dikubur.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul  Mulyadi Bunuh Dua Agen Sapi karena Masalah Utang Rp 5 Juta

# Terungkap Motif Warga Lampung Sajikan Kopi Maut buat 2 Tamunya 

Berita Terkini