Nikah dengan Pengungsi Rohingya, Warga Lampung Dapati Fakta Pahit Ini

Editor: taryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Nikah dengan Pengungsi Rohingya, Warga Lampung Dapati Fakta Pahit Ini

Dia setiap hari mau nangis ini," tuturnya.

Sementara, suami Amelia, Salim menceritakan kisah pilu yang dialami keluarganya, karena yang paling lama ditempatkan ke negara ketiga dari keluarga yang menikah campuran dengan WNI sejak 2011 silam.

"Famili Indonesia bertahan paling lama kami dari Myanmar yang nikah sama orang Indonesia.

Di Medan ini paling lama kami, bahkan yang di bawah saya semua sudah pergi itu tahun 2013, 2014.

Apa masalah saya, kenapa, saya tidak tahu kan seharusnya di jelaskan, orang UNHCR harusnya bilang kenapa masalahnya sehingga saya tidak diproseskan.

Sayakan ingin tahu karena aku sudah ngantar surat juga tapi tidak ada balasan," jelasnya.

Ia menceritakan dirinya juga sangat tertekan selama 8 tahun berada dalam pengungsian seperti layaknya penjara yang dikekang dan tak bebas.

Bahkan hal pilu yang dialami Salim adalah ketiadaan status warga negara dirinya bersama dua anaknya.

"Yang saya pikirkan itu keluarga saya, sudah tidak punya warga negara ini.

Dalam hidup pengungsian ini bukan enak kita juga tidak mau duduk-duduk saja seperti tidak berguna.

Kita pengen kerja, kita orang petani yang ingin bekerja.

Saya mohon kalau boleh bantuan jalan, negara manapun nanti kita tidak masalah, yang penting status karena sudah lama kali di pengungsian tapi tidak warga negara," tegasnya.

Terakhir, Salim menyebutkan bahwa saat ini ada 17 keluarga Rohingya yang berada di Medan yang menikah dengan wanita asal Indonesia.

"Jadi ada sekitar 17 keluarga Rohingya yang nikah sama WNI.

Itu data kita kan kawan-kawan semua, karenakan kita kenal setiap bulan Ramadan di Medan kita selalu jumpa.

Halaman
1234

Berita Terkini