Deretan Jenderal Purnawirawan yang Ditunjuk Jadi Asisten Khusus Menhan Prabowo Subianto

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Menhan Prabowo Subianto. 5 Jenderal Purnawirawan Jadi Asisten Khusus Menhan Prabowo, Ada Mantan Pengawal Presiden Soeharto.

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Sebanyak lima jenderal purnawirawan ditunjuk sebagai asisten khusus Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto.

Satu di antaranya merupakan mantan pengawal Presiden Soeharto, Letjen (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin.

Ada juga mantan komandan Tim Mawar, Mayjen (Purn) Chairawan Kadarsyah Kadirussalam Nusyirwan.

Penunjukkan para jenderal purnawirawan itu didasari Keputusan Menteri Pertahanan No KEP/1869/M/IX/2019.

"Terhitung sejak mulai 6 Desember 2019 mengangkat sebagai Asisten Khusus Menteri Pertahanan yang namanya tersebut masing-masing," demikian bunyi kutipan Keputusan Menhan yang diperoleh Kompas.com.

Adapun, tiga purnawirawan jenderal sisanya yang ditunjuk sebagai asisten khusus Menhan ialah Letjen (Purn) Hotmangaradja Pandjaitan, Laksdya (Purn) Didit Herdiawan, dan Marsda (Purn) Bonar H Hutagaol.

• Kisah Jenderal Purnawirawan Nyaris Adu Tembak dengan Pengawal PM Israel, Kawal Soeharto di Amerika

• 5 Jenderal Purnawirawan Jadi Asisten Khusus Menhan Prabowo, Ada Mantan Pengawal Presiden Soeharto

• 2 Jenderal Purnawirawan TNI Jadi Tersangka Kasus Bom Molotov, Terungkap Perannya Bersama Dosen IPB

• Istri Kolonel Komentari Penusukan Jenderal Purnawirawan TNI, Suami Ditahan: Saya Terima Salah

Untuk diketahui, Tim Mawar dikenal sebagai sebuah tim dalam Kesatuan Komando Pasukan Khusus Grup IV TNI AD.

Tim ini diduga melakukan penculikan aktivis dalam tragedi 1998.

Sebelumnya Dahnil mengatakan, Prabowo menunjuk penasihat khusus lantaran pihak yang ditunjuk memiliki kapasitas mumpuni di bidang pertahanan.

Salah satunya ialah Sjafrie.

Sjafrie tercatat pernah menjabat Wakil Menteri Pertahanan dan Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan di era kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Pak Sjafrie punya latar belakang pengalaman yang panjang sebagai Wamenhan (Wakil Menteri Pertahanan) dan Sekjen Kemhan (Kementerian Pertahanan) serta pengalaman lain sebagai mantan perwira TNI," kata Dahnil melalui pesan singkat, Senin (30/12/2019).

"Kapasitas beliau sangat dibutuhkan oleh Pak Menhan memberikan berbagai masukan dan asistensi khusus untuk kerja-kerja Pak Prabowo sebagai Menhan," lanjut Dahnil.

Kisah kawal Presiden Soeharto

Di antara lima jenderal purnawirawan, Sjafrie Sjamsoeddin berpengalaman sebagai pengawal presiden.

Sjafrie Sjamsoeddin merupakan mantan pengawal Presiden Soeharto, yang pernah memiliki pengalaman nyaris adu tembak dengan pengawal Perdana Menteri (PM) Israel saat itu, Yitzak Rabin.

Insiden Paspampres Soeharto nyaris adu tembak itu diceritakan dalam buku berjudul Warisan (daripada) Soeharto, yang diterbitkan Kompas tahun 2008.

Pengalaman menegangkan Paspampres Soeharto tersebut terjadi saat Presiden Soeharto berkunjung ke New York, Amerika Serikat.

Pada 22 Oktober 1995, Presiden Soeharto menginap di Hotel Waldorf Towers.

Soeharto bermalam di lantai 41 di kamar presidential suite.

Soeharto berada di New York untuk menghadiri acara PBB.

Saat itu, Soeharto menjabat sebagai ketua Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

Karena posisinya itulah, segala kebijakan Soeharto mengenai OKI sangat berpengaruh bagi anggota-anggotanya, yang mayoritas negara Timur Tengah.

Karena alasan tersebut, Perdana Menteri (PM) Israel saat itu, Yitzak Rabin ingin menemui Soeharto di hotel tempatnya menginap.

Rabin bersama empat orang pengawalnya yang berasal dari Mossad, kemudian datang untuk menyampaikan kemauannya bertemu Soeharto.

Namun, cara mereka bertindak tidak mematuhi protokol keamanan, serta terkesan arogan.

Sehingga, Yitzak Rabin beserta empat pengawalnya dicegat oleh Paspampres Soeharto sebelum masuk lift.

Terlebih saat itu, Soeharto sedang menerima kunjungan Presiden Sri Lanka.

Salah satu personel Paspampres yang terlibat saat itu adalah mantan Wakil Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsoeddin.

Setelah mengutarakan niatnya, Rabin beserta para personel Mossad itu dikawal oleh Sjafrie menemui Soeharto.

Saat hendak memasuki lift, 'insiden kecil' yang cukup menegangkan terjadi.

Para pengawal Rabin tidak mau satu lift dengan Sjafrie dan para personel Paspampres.

Hal itu karena para pengawal Perdana Menteri Sirael itu menaruh kecurigaan kepada Paspampres.

Jadi, mereka menolak satu lift bersama Sjafrie beserta dua personel Paspampres lain.

Padahal, Sjafrie dan personel Paspampres lainnya sudah dikenalkan dalam protokol Perutusan Tetap Republik Indonesia (PTRI) PBB, yang artinya mereka memang personel resmi pengamanan Presiden Soeharto.

Adu mulut terjadi antara Sjafrie dengan kepala pengawal Perdana Menteri Israel, yang notabene jebolan Mossad itu karena dianggap melanggar protokol keamanan Paspampres.

Dengan gerakan refleks sangat cepat, pengawal Rabin tiba-tiba sudah mengeluarkan senapan otomatis Uzi dari balik jasnya.

Ia hendak menempelkan moncong senapan mungil tetapi mematikan itu, ke perut Sjafrie.

Leher Sjafrie juga dicengkeram dengan keras.

Namun, Sjafrie tak kalah gesit dan sudah menempelkan terlebih dahulu pistol Barretanya ke perut pengawal itu.

Kejadian menegangkan itu bahkan membuat Perdana Menteri Yitzak Rabin cemas.

Lantaran, dua personel Paspampres lainnya juga sudah siap dengan senjata mereka masing-masing.

"Sorry I understand it," kata itu kemudian telontar dari mulut pengawal Rabin, yang mengakui kesalahan dan arogansinya.

Keadaan kembali mereda setelah pengawal Rabin perlahan-lahan menurunkan senjata mereka.

Adu tembak hampir saja terjadi antara Paspampres Soeharto dengan pengawal Perdana Menteri Israel saat itu.

Alhasil, Yitzak Rabin dan pengawalnya harus mau menaati protokol kemanan Paspampres.

Mereka kemudian dikawal menemui Soeharto.

Meskipun, Yitzak Rabin harus rela menunggu 15 menit.

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dan kompas.com

Sjafrie Sjamsoeddin merupakan satu dari lima jenderal purnawirawan ditunjuk sebagai asisten khusus Menhan Prabowo Subianto.

Berita Terkini