Sembuh di Lampung, Begini Kisah Atlet yang Berhasil Keluar dari Ajaran NII

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rf (tengah) berfoto bersama kedua orang tua seusai meraih medali emas Porda Bandung 2018.

"Rf sering bohong. Ngomongnya di asrama, taunya ke situ (kajian NII). Itu saya tahu setelah nanya sama teman di asramanya," jelasnya.

Istri Sutrisno ini menambahkan, kurang lebih setahun bergabung dengan NII muncul kecurigaan sendiri dari diri Rf.

Akhirnya Rf menceritakan semua yang dilakukan oleh kelompok pengajian yang ia ikuti.

Rf menceritakan semua penyesatan ajaran agama yang ia dapat di kelompok tersebut.

Salah satunya mengganti kalimat syahadat menjadi versi ajaran tersebut.

Selain itu, Rf kerap menerima kekerasan verbal karena telat membayar infak dan sedekah ke kelompok kajian tersebut.

Merasa adanya penyimpangan ajaran agama, Rf pun akhirnya mencari referensi di YouTube.

Dari video yang ia lihat, Rf semakin meyakini bahwa kelompok pengajian yang ia ikuti selama ini sesat dan menyesatkan.

Atas saran kerabat, akhirnya Rf diminta segera ditangani oleh pakar yang berpengalaman mengenai hal tersebut.

Ia pun dipertemukan dengan Ken Setiawan.

Setelah rutin berkomunikasi dengan Ken Setiawan, pendiri NII-Crisis Center, Rf dinyatakan bebas dari paham radikalisme.

Meski sudah lepas dari paparan radikalisme, trauma masih menggelayuti Rf.

Seusai menamatkan jenjang SMA, Rf meneruskan kuliah di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) jurusan sastra Sunda.

Kini Sumiati hanya bisa mengambil hikmah dari apa yang telah dialami anaknya beberapa tahun lalu itu.

"Ada positifnya juga, sekarang dia lebih taat sama agama, salatnya juga rajin. Yang jelas sekarang sudah berada di jalan yang benar sesuai dengan ajaran agama," terangnya.

Halaman
123

Berita Terkini