Sempat kejar-kejaran, BNNP Lampung tangkap pelaku di ruas Jalan Tengku Umar.
Kepala BNNP Lampung Brigjen Pol Ery Nursatari mengatakan mobil Toyota Fortuner warna putih bernopol B 1753 WLR sempat ditinggalkan begitu saja oleh kurir berasal dari Aceh yang diketahui bernama Irfan Usman.
"Saat tim melakukan penyergapan ternyata kurir (Suhendra dan Irfan Usman) mengetahui dan berusaha lari," ujarnya, Selasa 10 Desember 2019.
Lanjutnya, Irfan berhasil ditangkap di RSUDAM, sementara Suhendra berusaha kabur dengan menggunakan mobil Toyota Fortuner warna putih bernopol B 1753 WLR keduanya
Tersangka Suhendra memacu kendaraan menuju ke arah jalan Tengku Umar lalu masuk ke dalam Gang Onta dan mencoba melarikan diri dengan meninggalkan kendaraan.
"Kami berikan tembakan peringatan, namun tak diindahkan sehingga kami lakukan tindakan tegas terukur di kaki tersangka," ucapnya.
Dari dalam mobil, tambah Ery, pihaknya mengamankan sabu 41,6 kilogram yang ditempatkan di 40 bungkus teh hijau cina.
4. Dikendalikan Narapidana
Dari Fakta pengembangan, BNNP Lampung amankan 3 orang pengendali penerima sabu 41,6 kilogram.
Tiga orang pengendali penerima dan penyebar ini ternyata berada di dalam rumah tahanan (Rutan) Way Huwi.
Ketiganya yakni Hatami alias Tami alias Iyong (33) warga Teluk Betung Selatan, Supriyadi alias Udin (33) warga Teluk Betung Selatan, dan Jefri Susandi (41) warga perumahan Puri Hijau Kecamatan Kedaton.
Kepala BNNP Lampung Brigjen Pol Ery Nursatari mengatakan ketiga tahanan Rutan tersebut dijemput tak lama dari penangkapan kedua kurir.
"Kami ambil ketiganya di Rutan Way Huwi saat itu juga dan kami dapatkan tiga unit handphone dari tangan ketiganya," ungkapnya, Selasa 10 Desember 2019.
Ery mengatakan, salah satu tersangka Jefri Susandi merupakan tahanan yang baru saja ditangkap oleh BNNP Lampung atas pengiriman sabu 13 kilogram.
"Dia ini pemain yang sudah kami tangkap, dan masih jalani persidangan, mungkin belum puas bawa 13 kilogram," tuturnya.
5. Berusaha kabur, kurir asal Aceh ditembak mati
Berusaha kabur saat dibawa ke Kantor BNNP Lampung, kurir asal Aceh ditembak mati.
Kepala BNNP Lampung Brigjen Pol Ery Nursatari mengatakan menuturkan dengan menggunakan mobil tiga orang tahanan rutan dan dua orang kurir tersebut dibawa ke Kantor BNNP untuk didalami jaringannya.
"Saat perjalanan, para tersangka berusaha melawan dan kabur, sehingga anggota terpaksa lakukan tindakan tegas terukur," sebutnya, Selasa 10 Desember 2019.
Kelima tersangka ini pun, kata Ery, setelah dilakukan tindakan tegas terukur dilakukan pertolongan menuju rumah sakit terdekat.
"Namun belum sampai ke rumah sakit, salah satu tersangka (Irfan) kehabisan darah sehingga tak bisa tertolong," katanya.
Ery menambahkan jenazah Irfan kemudian dikirim ke Aceh untuk diserahkan kepada keluarga.
"Tersangka sudah dimakamkan," tutupnya
6. Telusuri Jaringan hingga ke Aceh
Tak terima 41,6 kilogram sabu akan disebar di Provinsi Lampung, Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Lampung telusuri jaringan hingga ke Aceh.
Kepala BNNP Lampung Brigjen Pol Ery Nursatari mengatakan 41,6 kilogram sabu yang berhasil diamankan tersebut akan disebar di Provinsi Lampung.
"Kami fokus jaringan yang mau menghancurkan provinsi Lampung. Kami ada niat terus mengungkap maka kami telusuri ke Aceh," katanya, Selasa 10 Desember 2019.
Kata Ery, pengejaran dilakukan hingga ke Aceh setelah tersangka Jefri Susandi mengaku mendapatkan sabu tersebut dari Muntasir.
"Dia ini DPO, maka tak ambil pusing kami bersama Tim Tindak Kejar BNN RI bergerak melakukan pengembangan
ke Provinsi Aceh pada Sabtu 7 Desember 2019," katanya.
Ery menuturkan, Muntasir ditangkap sedang bersembunyi disebuah rumah yang beralamat Dham Ceukok Kec. Aceh Jaya, Kab Aceh Besadap.
"Diketahui Rumah tersebut milik PNS Lampas Kelas II Lambaro (atas nama Fatwa)," katanya.
Dari hasil penangkapan ini, lanjut Ery, pihaknya mengamankan satu unit mobil Honda Jazz bernopol BL 1885 JJ, 2 unit HP, uang Rp 1,1 juta, uang 150 Ringgit Malaysia.
"Diketahui Rumah tersebut milik PNS Lampas Kelas II Lambaro (atas nama Fatwa)," katanya.
7. Dikirim khusus untuk stok malam Tahun Baru di Lampung
Sabu seberat 41,6 kilogram yang ditaksir senilai Rp 40 miliar dikirim untuk stok persediaan malam Tahun Baru 2020 di Lampung.
Kabid Berantas BNNP Lampung Kombes Pol Hendry mengatakan bahwa barang tersebut dikirim khusus untuk Lampung.
"Jadi hanya stok," katanya singkat setelah gelar ekpose, Selasa 10 Desember 2019.
Lanjutnya, modus yang digunakan jaringan ini adalah sistem selter putus yang tidak saling mengenal tapi saling percaya.
"M ini (Muntasir) bos Aceh kirim ke Lampung, dan koordinasi dengan Jefri, karena Jefri masih sidang, maka koordinasi dengan Tami," katanya, Selasa 10 Desember 2019.
"Karena Tami tidak ada kenalan, maka meminta bantuan Udin, yang masih satu Rutan, dan Udin minta Midun untuk ambil barang itu, karena masih hubungan keluarga," imbuhnya.
Terkait asal barang tersebut, Hendry mengaku masih melakukan pendalaman lagi.
"Masih kami dalami, ini dari luar mana," tandasnya.
Senada dengan Kasi Intel BNNP Lampung Richard PL Tobing bahwa sabu seberat 41,6 kilogram ini untuk stock pergantian malam tahun baru.
"Jelas, karena ini untuk dan khusus pengiriman Lampung bukan untuk menyebrang," tukasnya.
Terkait trend Narkoba di Lampung sendiri, Richard mengaku masih didomasi oleh sabu.
"Dan modus penyelundupan tetap melalui darat menggunakan mobil pribadi," ujarnya.
Atas pengiriman sebanyak itu, Kepala BNNP Lampung Brigjen Pol Ery Nursatari akan melakukan kerjasama dengan stakeholder dan juga masyarakat.
"Apalagi proses pergantian tahun baru, masyarakat euporianya berlebih, (Narkoba) untuk bahan bahagia," katanya.
Untuk itu, lanjutnya, pihaknya sudah mengantisipasi titik rawan di Lampung.
"Kami maping jaringan di Lampung untuk permaslahan ini," tandasnya.
Demikian 7 Fakta penggerebekan Narkoba oleh BNNP Lampung. (Tribunlampung.co.id/R Didik Budiawan C/Hanif Mustafa)