Namun perusahaan memang belum pernah menguji teknologi ini sebelumnya.
Uji coba terhadap hewan sebenarnya juga telah dilakukan.
Ahli virologi di National Intsitute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) memberikan vaksin eksperimental pada tikus percobaan.
Menurut Barney Graham, Direktur Pusat Penelitian Vaksin NIAID, tikus-tikus standar laboratorium itu tak dapat terjangkiti virus corona seperti manusia.
Sehingga harus membiakkan hewan pengerat yang rentan untuk memulai eksperimen.
Sayangnya, tikus-tikus itu baru bisa tersedia dalam beberapa minggu mendatang.
Artikel ini telah tayang diĀ Kompas.com