Vaksin Virus Corona Diuji Coba pada Manusia, Intip Prosesnya

Editor: taryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi - Vaksin Virus Corona Diuji Coba pada Manusia, Intip Prosesnya

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Pengembangan vaksin biasanya dapat memakan waktu yang cukup lama.

Dalam proses yang panjang tersebut, peneliti juga diharuskan untuk menguji vaksin kepada hewan terlebih dahulu.

Hal ini dimaksudkan untuk menentukan apakah vaksin aman dan efektif untuk mencegah penyakit.

Hanya setelah melewati tes berulang pada hewan, formulasi kemudian baru dapat diuji coba pada manusia.

Namun virus SARS-CoV-2 yang tengah melanda dan mengancam dunia saat ini mengharuskan peneliti bergerak cepat.

Sekarang para ahli dunia menyimpulan bahwa pengujian yang dipercepat adalah risiko yang layak diambil.

Viral Foto Dokter Terbaring di Ranjang Pasien Corona, Akhirnya Tugasnya Selesai

Pemprov Lampung Diminta Transparan Terkait Informasi Virus Corona

Cara Sukses Korea Selatan Turunkan Jumlah Kasus Corona Tanpa Lockdown

Pengujian yang dipercepat ini dilakukan dengan cara melakukan percobaan vaksin pada manusia sebelum tes uji hewan selesai.

"Wabah dan keadaan darurat sering kali menciptakan tekanan untuk menangguhkan hak, standar, atau perilaku etis," kata Jonathan Kimmelman, Direktur Unit Etik Biomedis dari McGill University di Kanada seperti dilansir dari Live Science, Sabtu (14/3/2020).

Walaupun masih mengundang perdebatan, percobaan pertama pada manusia rencananya akan dilakukan di Seattle, tepatnya Kaiser Permanente Washington Health Research Institute.

Peneliti mulai merekrut sukarelawan sehat pada awal Maret. Rencananya akan ada 45 sukarelawan yang terlibat, berumur antara 18 dan 55.

Sukarelawan akan mendapatkan vaksin yang dikembangkan oleh Moderna Therapeutics, perusahaan bioteknologi. Untuk resiko yang harus para sukarelawan tanggung, mereka akan mendapatkan total sekitar 1.100 dollar AS.

Vaksin yang dikembangkan menggunakan teknik baru untuk membuat mRNA yang mirip dengan mRNA yang ditemukan di SARS-CoV-2.

Secara teori, mRNA buatan akan bertindak sebagai instruksi yang mendorong sel manusia untuk membangun protein yang ditemukan di permukaan virus.

Protein tersebut nanti diharapkan akan memicu respon imun protektif.

Merancang vaksin dengan cara ini memungkinkan Moderna untuk mempercepat proses pengembangan.

Halaman
12

Berita Terkini