TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Masyarakat Lampung harus benar-benar mengikuti imbauan pemerintah dalam mencegah penyebaran virus Corona.
Pasalnya, jumlah pasien positif Corona di Provinsi Lampung telah menjadi 8 orang per Senin (30/3/2020).
Jumlah tersebut bertambah empat orang dibanding hari sebelumnya.
Dari 8 orang tersebut, satu pasien meninggal dunia pada Senin dini hari, sekitar pukul 00.30 WIB.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Provinsi Lampung dr Reihana menjelaskan, pasien positif yang meninggal dunia merupakan pasien 02, pria, usia 35 tahun.
• Anggota DPRD Ngamuk di Rumah Duka Tantang Polisi: Mana Corona Itu Biar Kutelan
• Deretan Kepala Daerah Donasikan Gaji untuk Penanganan Virus Corona
• Kebun Karet di Desa Jayasakti Mesuji Terendam Banjir, Warga Gagal Menyadap Karet
• Puluhan Rumah Rusak Terkena Angin Puting Beliung di Kalianda dan Sidomulyo, Tak Ada Korban Jiwa
Dia menjalani perawatan di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) sejak 21 Maret.
"Kondisi pasien 02 sudah mengalami penurunaan sejak pukul 22.00 (Minggu) dan akhirnya menghembuskan nafas terakhir pada pukul 00.30 WIB dini hari," jelas dr Reihana dalam siaran video yang diterima Tribunlampung.co.id, kemarin.
Reihana menjelaskan, pasien 02 memiliki penyakit penyerta yakni hepatitis. Pasien 02 yang bekerja di Balai Pelaksana Pemilihan Jasa Konstruksi Wilayah Lampung ini sebelumnya telah melakukan perjalanan ke sejumlah provinsi. Yakni ke Yogyakarta, lalu transit di Jakarta selama 9 hari.
“Lalu korban melakukan perjalanan lagi ke Palembang pada 4 Maret. Setelah itu, pada 21 Maret datang ke Rumah Sakit (RS) dengan keluhan demam, batuk pilek dan sesak nafas sejak ,” katanya.
Sebelum masuk ke RSUDAM, pasien mengeluhkan buang air besar cair 6 kali setiap harinya dan mual.
Pihak rumah sakit setempat langsung menghubungi Diskes Lampung dan merujuk ke RSUDAM pada pukul 07.00 WIB.
Diskes lalu berkordinasi dengan KKP Panjang agar mengevakuasi korban dengan ambulans transport kapsul dan membawanya ke RSUDAM.
"Kondisi pasien saat itu tidak stabil dan sesak dengan penyerta komorbit hepatisis. Selama pemantauan kondisi umum tidak stabil dan kadang sesak sampai akhirnya meninggal dunia," jelas Reihana.
800 ODP
Reihana menambahkan, perkembangan terbaru, selain ada penambahan 4 pasien positif Corona sehingga menjadi 8 orang termasuk yang meninggal dunia, jumlah ODP menjadi 800 orang. Kemudian, pasien dalam pengawasan berjumlah 10 orang.
Untuk tambahan 4 orang positif Corona, jelas Reihana, mereka tidak ada gejala.
Dan 4 orang ini hasil tracking dari pasien positif Corona sebelumnya.
"Empat orang ini adalah yang antibodinya sudah terbentuk. Jadi meski sudah positif Covid-19, mereka tidak memiliki keluhan apapun. Jadi dianjurkan untuk karantina mandiri," kata Reihana.
Lebih lanjut, Reihana mengatakan, pihaknya sudah menjelaskan prosedur yang harus dilakukan oleh keempat pasien positif Corona tersebut.
Reihana juga memastikan pengawasan terhadap keempat pasien positif itu dilakukan selama 24 jam.
"Petugas surveilans akan memantau di rumah. Keluarga pasien juga sudah diedukasi dan akan ikut memantau," katanya.
Reihana juga menjelaskan terkait adanya seorang warga Lambar yang meninggal kemarin.
Warga ini sempat disebut salah seorang ODP Corona setelah melakukan perjalanan ke Gowa, Sulawesi Selatan.
Namun Reihana menjelaskan, warga Lambar berusia 70 tahun tersebut memang telah mengalami sesak nafas sejak 1985.
Kondisinya itu telah dikordinasikan dengan petugas surveilence di Lampung Barat.
"Jadi setelah berkomunikasi dengan pihak terkait, pasien tersebut tidak termasuk ODP di Lampung Barat. Dan dipastikan meninggalnya bukan karena Covid-19," kata Reihana.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung Edwin Rusli mengatakan, proses pemakaman pasien 02 dilakukan oleh Pemkot Bandar Lampung. Karena merupakan warga Bandar Lampung.
Proses pemakaman akan dilakukan BPBD dan Polisi Pamong Praja Kota Bandar Lampung dengan mengikuti prosedur yang telah ada.
Semua yang menangani jenazah menggunakan alat pelindung diri lengkap.
Rencananya, jenazah pasien 02 akan dimakamkan di daerah Batu Putu, Bandar Lampung, kemarin.
Namun sampai pukul 19.30 WIB, jenazah belum dikebumikan dan sampai berita ini diturunkan pukul 20.30 WIB, pemkot masih mencari lokasi pemakaman bagi jenazah tersebut.
Posko Pencegahan
Wali Kota Bandar Lampung Herman HN kembali mengambil sejumlah langkah guna mencegah penyebaran virus Corona.
Mulai Selasa (31/3/2020) ini, Pemkot akan menghadirkan posko pencegahan Covid-19 di tiap sudut jalur perbatasan Bandar Lampung dengan daerah lainnya.
Pengadaan posko tersebut dilakukan Pemkot Bandar Lampung melalui Gugus Tugas Percepatan Penangan COVID-19 Kota Bandar Lampung bersama TNI dan Polri.
"Masyarakat yang hendak memasuki kawasan Bandar Lampung harus steril semua. Warga yang didapati suhu badannya diatas 37,5 derajat celsius akan langsung dikirim ke rumah sakit atau puskesmas rawat inap," katanya, kemarin.
Herman menjelaskan, pemeriksaan tersebut akan dilakukan secara menyeluruh di setiap kendaraan yang hendak masuk ke kasawan Kota Bandar Lampung.
"Semua kita (pemkot) cek, mobil, motor, truk dan lain-lain," jelasnya.
Selain cek suhu, diketahui pula tiap kendaraan yang melewati posko akan di semprot disinfektan.
Adapun empat titik lokasi pengecekan yang akan dihadirkan di perbatasan Kota Bandar Lampung yakni di jalur masuk Tol Itera, Tugu Raden Intan, perbatasan jalan Imam Bonjol menuju Pesawaran dan Rumah Makan Begadang V menuju arah Bakauheni.(Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra/V Soma Ferrer)