TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, TERUSAN NUNYAI - Selalu waswas selama dalam pelarian, seorang pelaku pencurian di Terusan Nunyai akhirnya memilih untuk menyerahkan diri kepada polisi.
Pria berinisial HWS alias Paksi (35) itu menyerahkan diri dengan diantar Sodikin, kepala Kampung Gunung Batin Baru, Kecamatan Terusan Nunyai, bersama tokoh masyarakat Budi, Jumat (3/4/2020).
HWS terlibat pencurian tas berisi uang tunai dan emas milik Ariyanti, warga Kotabumi, Lampung Utara, Minggu (29/9/2019) lalu.
HWS mengaku selalu dibayangi rasa waswas.
• Jual Kucing Anggora Curian di Facebook, Komplotan Pencuri Dibekuk Polisi yang Menyamar
• Sakit Hati Dipecat, Warga Yukum Jaya Bobol Putra Baru Swalayan dan Gasak Rp 9,7 Juta
• Tersebar Info Penutupan Akses Pelabuhan Bakauheni, Polda Lampung Pastikan Hoaks
• Pemeriksaan di Pelabuhan Bakauheni Masih Longgar, Corona Berpotensi Menyebar ke Sumatera
Ia tak mau ditangkap, apalagi sampai ditembak oleh polisi.
"Saya takut berpikirnya nanti kalau ditangkap (polisi) akan ditembak. Beberapa bulan ini saya kepikiran terus, jadi saya pilih menyerahkan diri saja," kata HWS di Mapolsek Terusan Nunyai, Minggu (5/4/2020).
Selama sekitar enam bulan terakhir, HWS mengaku selalu berpindah-pindah tempat tinggal.
Apalagi rekannya sudah diringkus polisi.
"Apalagi saya dapat kabar kalau teman saya sudah ketangkap oleh polisi. Jadi saya makin takut dan dibayangi kejaran polisi terus," bebernya.
Kapolsek Terusan Nunyai Iptu Edi Suhendra menerangkan, HWS memang telah masuk daftar pencarian orang (DPO) dalam kasus pencurian tersebut.
"Pelaku ini dengan rekannya melakukan aksi pencurian tas berisi satu unit handphone Oppo F1S, dua cincin emas dengan total berat 8 gram, dan uang tunai Rp 1,5 juta," terang Iptu Edi Suhendra.
HWS akan dijerat pasal 363 KUHPidana dengan ancaman hukuman 7 tahun penjara.
Edi Suhendra menjelaskan, berdasarkan keterangan korban, pada saat kejadian ia sedang menginap di rumah kerabatnya di Kampung Gunung Batin Baru.
Ia baru menyadari menjadi korban pencurian saat bangun sekitar pukul 06.00 WIB.
"Saya bangun tidur lihat tas sudah tidak ada. Saya tanya sama kerabat saya, mereka juga tidak lihat. Saat kami keliling rumah, ternyata jendela samping kamar sudah terbuka dan kondisinya sudah rusak bekas dicongkel besi," kata Edi Suhendra menirukan ucapan korban.
Kepala Kampung Gunung Batin Baru Sodikin mengatakan, pelaku dan keluarganya mendatanginya dengan diantar tokoh masyarakat setempat, Budi.
"Pelaku bilang kalau dia mau menyerahkan diri (kepada kepolisian). Dia mengakui jika melakukan aksi pencurian itu. Pelaku berharap dengan menyerahkan diri tidak ditembak oleh polisi," terang Sodikin. (Tribunlampung.co.id/Syamsir Alam)