Kasus Corona di Lampung

PDP Virus Corona di Lampung Meninggal Dunia, Kadiskes Sebut karena HIV

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kadiskes Lampung Reihana mengatakan, pasien asal Lampung Utara meninggal dunia karena mengidap sejumlah penyakit penyerta, termasuk human immunodeficiency virus (HIV).

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Lampung dr Reihana memastikan satu pasien dalam pengawasan yang meninggal pada Minggu (12/4/2020) di RSUD A Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung bukan karena positif virus corona.

Pasien tersebut meninggal karena penyakit HIV (Human Immunodeficiency Virus).

Pasien dalam pengawasan (PDP) tersebut berasal dari Lampung Utara.

Awalnya, pasien dirawat di RS Ryacudu Kotabumi dan telah dilakukan rapid test dengan hasil negatif.

Karena kondisinya tidak stabil, maka pasien dirujuk ke RSUD A Dadi Tjokrodipo hingga akhirnya meninggal dunia.

"Rencananya pasien ini akan dites ulang untuk kedua kalinya untuk mengetahui apakah tertular Corona pada 13 April nanti. Namun sebelum tanggal itu, pasien sudah lebih dahulu meninggal dunia," jelas dr Reihana, kemarin.

Dengan meninggalkan pasien asal Lampura tersebut, total sudah ada tiga PDP yang meninggal dunia di Lampung.

PDP pertama meninggal pada Jumat, 10 April lalu, warga Tulangbawang. PDP pertama ini merupakan penderita post stoke, dia sudah dua tahun terbaring di tempat tidur dan berusia 80 tahun.

Selanjutnya, PDP kedua meninggal pada Sabtu, warga Bandar Lampung. PDP kedua ini memiliki riwayat kontak dengan anaknya yang baru pulang dari Serang, Banten.

Untuk PDP nomor 3 yang meninggal, hasil diagnosa tim medis menyatakan, pasien mengalami pniomoni, PCP, TB paru dan HIV (Human Immunodeficiency Virus).

Jenazah PDP ini tidak dilakukan pemulasaran (dimandikan) akan tetapi pihak keluarga langsung membawa pulang ke Kotabumi.

Reihana menegaskan, jika telah mengingatkan kepada jajarannya se-Lampung untuk kritis dan cermat dan tidak boleh mudah dalam mem-PDP-kan orang.

Kepala Sekretariat Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Lampura Sanny Lumi ikut menegaskan jika pasien PDP meninggal tersebut bukan karena Covid-19 namun karena penyakit penyertanya.

“Meninggalnya bukan karena penyakit Corona ya. Tapi ada penyakit kronis yang diderita pasien,” kata dia.

Pasien dengan nomor kasus 27 itu dimakamkan di wilayah Lampung Utara.

Tidak penolakan warga setempat, mengingat surat keterangan kematian dari dokternya bukan karena penyakit Corona.

Sebelumnya, pasien ini memiliki riwayat perjalan ke luar daerah atau orang dalam patauan (ODP).

Ia pernah dirawat di salah satu rumah sakit di Tanggerang, Banten.

Saat melakukan perjalanan keluar daerah mengikuti kegiatan sosial keagamaan yang berada disana.

"Dari laporan gugus tugas dibawah, diketahui bersangkutan pulang ke wilayah Kecamatan Bukit Kemuning pada, Jumat (2/4/2020). Saat itu telihat gejala mirip Covid-19, yakni gangguan pada saluran pernapasan."

"Setelah beberapa hari keadaan memburuk dibawalah ke rumah sakit kita RSUD Ryacudu Kotabumi, setelah menjalani serangkaian pemeriksaan di sana maka dirujuk di rumah sakit daerah A Dadi Cokrodipo," jelasnya.

Satu Sembuh

Selain jumlah PDP yang meninggal dunia, Kadiskes Lampung dr Reihana juga memberitahukan jika ada satu pasien positif Corona yang berhasil sembuh.

Pasien ini merupakan pasien nomor 09, laki-laki, umur 54 tahun, warga Bandar Lampung dengan status Orang Tanpa Gejala (OTG).

Dengan kesembuhan pasien 09, maka total ada 8 pasien positif Corona yang sudah sembuh.

Sebelumnya, yang sudah sembuh yakni pasien 01, 03, 04, 05, 06, 07, 08 dan 09.

"Alhamdulillah ya...kita bertambah lagi pasien yang telah dinyatakan sembuh. Jadi kalau hasil swab itu 2 kali negatif sesuai aturannya dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang," kata Reihana.

Dirinya mengaku semua pasien tidak ada yang transmisi lokal, dan sebaliknya mereka tertular dari sanak family-nya yang kontak dengannya. Untuk total pasien positif Corona sendiri masih sama dengan hari sebelumnya yakni berjumlah 21 orang. Dari 21 orang itu, 8 sudah diperbolehkan pulang karena karena sudah sembuh, 5 meninggal dunia, dan 8 masih dirawat.

Untuk orang dalam pemantauan (ODP), ada sebanyak 2.349 orang. Dari jumlah itu, 1.070 orang masih dipantau dan 1.279 orang sudah selesai dipantau. Kemudian PDP ada 50 orang, saat ini masih di rawat 25 orang, negatif ada 22 orang dan meninggal 3 orang.

Guna penanganan infeksi Corona, Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) juga membuka poliklinik layanan terpadu untuk penanganan Covid-19. Layanan ini berada di lantai 1 Gedung Mahan Munyai, buka pukul 08.00 sampai dengan 12.00 WIB pada hari kerja

"Bila ada anggota keluarga mengalami keluhan seperti batuk, demam, sakit tenggorokan, sesak serta memiliki riwayat perjalan dari daerah terpapar Covid 19 atau kontak erat dengan penderita Covid 19 maka memeriksakan diri pada Layanan Terpadu Penanganan Infeksi Covid 19 RSUDAM ini," jelas Direktur Utama RSUDAM Hery Djoko Subandriyo.

Poliklinik ini ditangani langsung oleh tim dokter spesialis. Jadi bagi masyarakat yang ingin ke pelayanan ini, bisa langsung ke poliklinik di lantai 1 dan tidak menuju IGD.

Hoaks Corona

Terpisah, Lurah Kalibalau Kencana Sukabumi Hendra meminta masyarakat tidak mudah percaya pada berita-berita hoaks yang beredar. Ini terkait adanya pesan berantai anak-anak dari pasien positif Corona 13 dan 19 kabur dan tengah berkeliaran.

Ia memastikan, pesan tersebut merupakan kabar bohong. Sebab, yang bersangkutan masih melakukan isolasi mandiri di rumahnya. "Mereka kooperartif dan masih mengikuti apa yang menjadi himbauan dan protokol pemerintah yang dianjurkan dinas kesehatan," imbuhnya.

Hendra pun menuturkan jika pesan berantai yang terlah tersebar ini adalah tidak benar. "Intinya, mari masyarakat Bandar Lampung untuk lebih cerdas dan jangan mudah percaya hal-hal yang belum tentu benar karena kita punya tugas bersama untuk saling memberikan semangat memerangi penyebaran virus Corona ini," kata dia.

Senada dengan Kapolresta Bandar Lampung Kombes Pol Jan Budi Jaya mengatakan bahwa kabar tersebut tidak benar. "Setahu saya keluarganya masih di rumah, tidak ada yang kabur," tegasnya.

Jan Budi pun mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak mudah percaya dengan informasi yang belum tentu kebenarannya.(tribunlampung.co.id/byu/ang/nif)

Berita Terkini