"Mendeteksinya lewat pertanyaan. Hasilnya terbagi menjadi tiga. Yang pertama aman (warna hijau), yang kedua hati-hati (warna kuning) yang ketiga isolasi (warna biru). Hasil berdasarkan jawaban yang diberikan. Ada 25 pertanyaan," jelas Anto.
Pertanyaan yang ditampilkan diantaranya riwayat perjalanan, aktivitasnya, keluhan, dan lainnya yang sudah disesuaikan dan dikonsultasikan terlebih dahulu dengan tim dokter.
"Pertanyaannya itu berdasarkan metode deteksi dini yang dipakai puskesmas dan rumah sakit," kata dia.
Pengaksesnya bukan cuma dari Lampung, tapi luar Lampung dan hampir mewakili berbagai daerah di Indonesia.
Seperti Gorontalo, Medan, Jawa Barat, Makasar, Kalimantan, Palangkaraya, Tangerang dan lainnya.
Cek diagnosa Tangkal ini menurutnya agar masyarakat bisa melakukan diagnosa secara mandiri sehingga tidak harus langsung ke dokter.
"Biar kita tahu kena tidak sih, jadi dideteksi dini, melihat gejala awalnya. Jadi memudahkan masyarakat juga untuk melakukan diagnosa mandiri," terangnya.
Ketika sudah menemukan hasil, baru kemudian masyarakat bisa melakukan tindakan selanjutnya seperti apa.
Diutarakannya, pihaknya mengedukasi murni untuk masyarakat khususnya Lampung.
"Terlebih sebentar lagi akan dihadapkan pada situasi mudik Lebaran," bebernya.
Masyarakat yang ingin memanfaatkan website ini diakuinya bisa mengakses gratis.
Hanya dengan bermodal kuota data, tinggal buka website isi biodata dan hasilnya bisa langsung terlihat hanya dalam waktu kurang dari 10 menit.
Pihaknya menyarankan bagi yang sudah menginput saat ini agar kembali menginput data dua minggu kemudian.
"Apalagi bagi yang hasilnya harus melakukan isolasi. Setelah isolasi dua minggu bisa kembali melakukan diagnosa mandiri," tambahnya.
Ulima Mazaya Ghaisani, salah satu tim dokter dalam Tangkal.com lulusan FK Unila mengatakan, dalam tim dirinya fokus terkait pertanyaan kuisioner seputar gejala dan edukasi umum masalah PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat).