3 Obat Antivirus Ini Bisa Ringankan Sakit Corona

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Penggunaan kombinasi tiga obat antivirus, lopinavir ritonavir, ribavirin, dan interferon beta diyakini dapat membantu meringankan gejala sakit Covid-19.

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LONDON - Berdasarkan hasil uji coba di Hong Kong, penggunaan kombinasi tiga obat antivirus, lopinavir ritonavir, ribavirin, dan interferon beta dapat membantu meringankan gejala sakit Covid-19 pada pasien dengan keluhan ringan dan menengah.

Hasil uji coba itu turut menunjukkan kombinasi tiga obat tersebut dapat menurunkan kadar virus SARS-CoV-2, penyebab Covid-19, dalam tubuh pasien.

Uji coba tersebut melibatkan 127 pasien.

Peneliti membuat perbandingan antara pasien yang hanya mengonsumsi obat HIV, lopinovir ritonavir, dengan pasien yang meminum lopinovir ritonavir, obat hepatitis ribavirin, dan obat sklerosis interferon beta sekaligus.

Hasil penelitian, sebagaimana dipublikasikan dalam jurnal kedokteran Lancet, menunjukkan rata-rata pengguna tiga obat tersebut bebas virus dalam tubuhnya lima hari lebih awal daripada mereka yang hanya mengonsumsi satu obat.

Total 66 Kasus Positif Covid-19 di Lampung, 1 Diduga Transmisi Lokal

Tak Sangka dengan Dampak Corona di Indonesia, Ruben Onsu: Paling Dahsyat, di Luar Pemikiran Saya

2 Polisi Terkapar Ditabrak Motor saat Tertibkan Kerumunan

Sempat Buah Heboh Dunia, Terungkap Misteri Sinyal Bahaya di Laut Bangka

Pasien yang hanya mengonsumsi satu obat rata-rata sembuh dalam waktu tujuh sampai 12 hari.

"Percobaan kami memperlihatkan pengobatan lebih awal terhadap pasien Covid-19 dengan gejala ringan dan menengah, menggunakan kombinasi tiga obat antivirus tersebut dapat menekan penyebaran virus dalam tubuh pasien, meringankan gejala penyakit, dan mengurangi risiko penularan terhadap tenaga medis," kata Kwok-Yung Yuen, seorang kepala peneliti dan profesor universitas di Hong Kong, Jumat (8/5/2020).

Ia menjelaskan risiko penularan ke tenaga kesehatan dapat dikurangi karena obat dapat meringankan dampak pelepasan virus (viral shedding), yaitu saat ketika virus terdeteksi dan berpotensi menular ke pihak lain.

Selama uji coba berlangsung, seluruh pasien mendapatkan perawatan standar sesuai kebutuhan, di antaranya termasuk pemakaian alat bantu pernapasan (ventilator), alat bantu cuci darah, pemberian antibiotic, dan kortikostreroid atau obat anti-peradangan.

Kowk-Yung Yuen mengatakan temuan itu membawa harapan, tetapi efek tiga obat tersebut masih perlu diuji coba ke pasien dalam jumlah lebih besar dan pasien Covid-19 dengan gejala sakit parah.

Sejumlah ahli independen setuju mengakui temuan tersebut, tetapi mereka sepakat studi skala lebih besar dan lebih mendetail dibutuhkan guna memperkuat kesimpulan.

"Hasil penelitian ini... membenarkan penambahan interferon beta ke dalam daftar obat yang berbasis penelitian, dan hasil tersebut perlu kembali diuji coba lebih lanjut ke pasien yang dipilih secara acak, "kata Stephen Evans, profesor farmakoepidemiologi London School of Hygiene & Tropical Medicine.

Pengalaman bertahun-tahun mengobati HIV, virus penyebab AIDS, menunjukkan pengobatan terbaik menggunakan kombinasi beberapa obat yang berbeda.

"Strategi semacam itu dapat dipraktikkan untuk pasien Covid-19,” katanya. (cnn/rtr)

Berita Terkini