Di ruang itu juga tampak Kolonel Budi. Ia sudah bersinggungan dengan Doni saat menjabat Dandim Bogor (saat itu Doni Monardo Danrem 061/Surya Kencana – Bogor), dilanjut saat Doni Monardo menjabat Sesjen Wantanas selama satahun, lalu setahun lebih di BNPB hingga sekarang.
Ada yang menarik dari “hadiah” persembahan Kolonel Budi kepada Letjen Doni Monardo.
Ia mempersembahkan kue tart yang didesain khusus.
Topping tart persegi empat itu, dihiasi buttercream berbentuk baju PDH (Pakaian Dinas Harian) dalam lipatan.
Sekilas, persis lipatan baju dinas warna hijau, lengkap dengan tiga bintang di kanan-kiri bagian pundak, badge nama DONI dan brevet-brevet/tanda kualifikasi TNI di bagian kiri.
Di bagian bawah “lipatan baju PDH” bertuliskan kalimat sederhana “Yaumil Milad, Barrakallah fi Umriik, Bpk. Doni Monardo”.
Lain lagi “kado” yang diberikan Egy. Sebagai Tenaga Ahli BNPB Bidang Media, saya menyerahkan kado istimewa berupa dua buku sekaligus.
Buku kesatu berjudul “Secangkir Kopi di Bawah Pohon” dan buku kedua berjudul “Sepiring Sukun di Pinggir Kali”. Kedua buku dilengkapi sub-judul yang sama: “Kiprah Doni Monardo Menjaga Alam”.
Baik buku kesatu maupun buku kedua, memiliki ketebalan lebih dari 300 halaman.
Berisi tak kurang dari 60 esai yang ia tulis dan kumpulkan selama kurang lebih satu tahun.
Tak pelak, secercah aura kebahagiaan menyelimuti lantai 10 Graha BNPB.
Doni bersama istri, anak-anak dan cucu kesayangan, pun menyantap hidangan istimewa.
Para staf dan kerabat ikut larut dalam kebahagiaan hari itu. Menjadi spesial, karena Santi memasakkan menu kesukaan Doni Monardo.
Bagian dari Sejarah
Saat berbicara agak serius memaknai perjalanan hidup hingga memaski usia ke-57, Doni pertama-tama mengucap syukur.