Harta Karun Menggiurkan di Dalam Laut, Pemicu Amerika dan China Berebut Kuasai Laut China Selatan

Editor: Romi Rinando
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Harta Karun Menggiurkan di Dalam Laut, Pemicu Amerika dan China Berebut Kuasai Laut China Selatan

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID -   Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, aktivitas militer AS di Laut China Selatan kini jauh lebih besar dan kini malah semakin mendekati perairan China.

Situasi di Laut China Selatan diketahui memanas seiring dengan meningkatnya aktivitas militer Amerika Serikat di wilayah tersebut

Hal ini tentu saja memunculkan berbagai spekulasi tentang kemungkinan terjadinya konfrontasi di antara kedua negara.

Jika itu sudah terjadi dan tidak ada kesepekatan diplomatis di antara dua negara, maka bukan tidak mungkin perang akan terjadi.

Lalu mengapa Laut China Selatan begitu ingin dikuasai oleh kedua negara?

Kapal-kapal pengeruk Tiongkok terlihat di sekitar karang di Kepulauan Spratly yang disengketakan di Laut China Selatan, dalam foto yang diambil oleh pesawat pengintai AS, Mei 2015. (REUTERS / Kompas.com)

Ternyata ini karena alasan potensi ekonomi yang berada di dalam laut China Selatan.

Bayangkan saja, jika Laut China Selatan ini menjadi sebuah negara, maka satu saja potensi ekonomi terbesarnya bisa meraup untung hampir 2 kali lipat PDB Indonesia.

Belum lagi kekayaan alamnya yang mampu membuat posisi Venezuela dan Rusia tergeser sebagai negara dengan cadangan minyak bumi dan gas alam terbesar di dunia.

Berikut rinciannya  Potensi kekayaan di Laut CHina Selatan.

Tapi, sebelum kita melihat harta karun menggiurkan di Laut China Selatan, mari kita lihat dulu sejarah konflik yang melibatkan China dengan beberapa negara ASEAN ini.

Pada 1947, saat China masih dikuasai Partai Kuomintang pimpinan Chiang Kai Sek, sudah menetapkan klaim teritorialnya atas Laut China Selatan.

Saat itu, pemerintahan Kuomintang menciptakan garis demarkasi yang mereka sebut sebagai "eleven-dash line".

Berdasarkan klaim ini China menguasai mayoritas Laut China Selatan termasuk Kepulauan Pratas, Macclesfield Bank serta Kepulauan Spratly dan Paracel yang didapat China dari Jepang usai Perang Dunia II.

nicexams.com
Jika Jadi Sebuah Negara, Laut China Selatan Punya Nilai Perdagangan Jauh Lebih Besar dari PDB Indonesia, Serta Cadangan Minyak dan Gas Bumi Terbesar di Dunia, Lihat Angka-angkanya Ini!

Klaim ini tetap dipertahankan saat Partai Komunis menjadi penguasa China pada 1949. Namun, pada 1953, pemerintah China mengeluarkan wilayah Teluk Tonkin dari peta "eleven-dash line" buatan Kuomintang.

Pemerintah Komunis "menyederhanakan" peta itu dengan mengubahnya menjadi "nine-dash line" yang kini digunakan sebagai dasar historis untuk mengklaim hampir semua wilayah perairan seluas 3 juta kilometer persegi itu.

Halaman
123

Berita Terkini