Waktu itu akhirnya kami membiarkan saja undangan itu dan tidak mau mengambil bantuan.
Sampai ada warga yang datang dan minta tolong karena mereka mengalami musibah.
Itulah yang akhirnya jadi alasan kami coba mengambil BST itu.
Selanjutnya bagaimana?
Kami bermaksud mengambil bantuan dan nantinya kami berikan kepada warga yang datang karena anaknya mengalami kecelakaan di luar Lampung.
Warga itu belum bisa jenguk anaknya karena kesulitan uang.
Kami konsultasi ke pihak Pekon Gunung Meraksa tempat kami tinggal dan ke pihak kecamatan soal rencana itu. Dan akhirnya itu disetujui.
Berapa jumlah BST yang Anda ambil?
Uang BST Rp 600 ribu dari pencairan tahap pertama.
Setelah kami ambil, malamnya langsung kami serahkan kepada Mariati, orangtua dari Rif'an Sehlani, warga Pekon Batu Bedil yang mengalami kecelakaan di Bangka Belitung.
Mengenai BST tahap kedua, apa rencana Anda selanjutnya?
Saya sudah mengirim surat pernyataan ke pekon untuk menolak bantuan tersebut. Dan minta agar bantuan itu jangan dimanfaatkan oleh oknum tertentu.
Surat itu kami buat bermaterai, dikirimkan ke pekon dan ditembusan ke kecamatan.
Supaya bantuan untuk kami tidak dicairkan lagi, karena sudah menyatakan menolak.
Itu sudah disahkan oleh pihak pekon dan kecamatan.
Mengapa menolak untuk BST selanjutnya?
Ingin memberi contoh kesadaran bagi masyarakat dari golongan mampu biar jangan menerima bantuan.
Sebab, masih banyak masyarakat kurang mampu yang berhak untuk terima bantuan. (tribunlampung.co.id/tri yulianto)